ATLETIK
(LARI - LOMPAT - LEMPAR)
Atletik adalah gabungan dari
beberapa jenis olahraga
yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lari, lempar, dan lompat. Kata ini berasal dari bahasa
Yunani "athlon"
yang berarti "kontes".
Atletik merupakan cabang olahraga yang diperlombakan pada olimpiade
pertama pada 776
SM. Induk organisasi untuk olahraga atletik di Indonesia
adalah PASI (Persatuan Atletik Seluruh
Indonesia).
2.1 LARI
2.1.1
Lari Jarak Pendek (Sprint) jaraknya 100 m, 200 m, 400 m
Lari
Gawang jaraknya 110 m, 400 m
Lari
Estafet jaraknya : 4 x 100 m, 4 x 200 m, 4 x 400 m
2.1.2 Lari Jarak Menengah (Middle
Distance) jaraknya : 800 m, 1500 m, 3000 m
Lari
Lintas Alam (Steple Distance)
jaraknya ; 3000 m
2.1.3
Lari Jarak Jauh(Long Distance) jaraknya : 5000 m, 10.000 m
Lari
Ladang (Cross Country) jaraknya :
5000 m
Lari
Maraton jaraknya : 42.195 km
Gambar
1.1 Lapangan Lari
Ø
Lintasan lari lebar
keseluruhannya tidak boleh kurang dari 9,76 meter
Ø
lebar setiap lintasan
1,22 meter
Lari Estafet
-
Lari sambung
atau lari estafet adalah salah satu lomba lari pada perlombaan atletik yang
dilaksanakan secara bergantian atau beranting.
-
Dalam satu regu lari sambung terdapat
empat orang pelari, yaitu pelari pertama, kedua, ketiga, dan keempat.
-
Pada nomor lari sambung ada kekhususan
yang tidak akan dijumpai pada nomor pelari lain, yaitu memindahkan tongkat
sambil berlari cepat dari pelari sebelumnya ke pelari berikutnya.
-
Panjang
Tongkat Estafet : 28 - 29,21 Cm Berat
50 Gram
-
Diameter
tongkat estafet : Untuk Dewasa 3,81 Cm & Untuk
Anak-anak 2,54 cm
Lari
Gawang
-
Lari dengan melompati gawang/penghalang
Gambar 1.2
Lapangan Lari Gawang
GAWANG UNTUK LARI GAWANG:
100 m gawang putri tinggi 83,7-84,3cm
100 m gawang putra tinggi 106,4-107cm
400 m gawang putri tinggi 75,9-76,5cm
400 m gawang putra tinggi 91,1-91,7cm
lebar gawang 1,20m
100 m gawang putri tinggi 83,7-84,3cm
100 m gawang putra tinggi 106,4-107cm
400 m gawang putri tinggi 75,9-76,5cm
400 m gawang putra tinggi 91,1-91,7cm
lebar gawang 1,20m
Aba-aba dalam berlari
: BERSEDIA – SIAP – YAK (MULAI/BUNYI
PISTOL)
2.2
LOMPAT
2.2.1 Lompat Jauh
Lompat
jauh merupakan salah satu aktivitas pengembangan akan kemampuan daya gerak yang
dilakukan, dari satu tempat ke tempat lainnya.
Dalam lompat jauh terdapat 3 macam
gaya yaitu :
1.
Gaya
jongkok (tuck),
2.
Gaya
menggantung (hang style)
3.
Gaya
jalan di udara (walking in the air).
Gaya-gaya lompat jauh mengatur sikap
badan sewaktu melayang di udara. Oleh karena itu teknik lompat jauh sering
disebut juga gaya lompat jauh.
Perlu
diketahui bahwa yang menyebabkan adanya perbedaan adanya perbedaan dari ketiga
gaya tersebut sebenarnya hanya terdapat pada sat badan melayang di udara saja.
Jadi mengenai awalan, tumpuan dan cara melakukan pendaratan dari ketiga gaya
tersebut pada prinsipnya sama.
Gambar 1.3 Lapangan Lompat Jauh
Ukuran : 45 m
Balok
Tumpuan
-
Tebal :
10 cm
-
Panjang :
1.72 m
-
Lebar :
30 cm
Bak
Lompatan
-
Panjang :
9 m
-
Lebar :
2.75 m
-
Kedalaman : 1 m
Gambar 1.4
Lompat Jauh Gaya Jongkok
2.2.2
Lompat
Tinggi
Lompat
tinggi itu sendiri adalah salah satu keterampilan untuk melewati mistar yang
berada di kedua tiangnya.Tujuan dari lompat tinggi adalah mendapatkan lompatan
yang setinggi mungkin. Pertandingan pertama lompat tinggi pada awal abad-19 di
Skotlandia dengan ketinggian 1.68 m
Ada 2 gaya dalam
lompat tinggi :
1.
Gaya Guling Perut (Sstraddle )
2.
Gaya Memutar (Flop).
Gaya Stradle
adalah gaya dimana ketika badan melewati mistar dengan cepat diputar dan
dibalikkan,sehingga sikap badan di atas mistar telungkup.
3.
Gaya Gunting (Scissor/Scot)
4.
Gaya Guling Sisi (Western Roll)
Sarana dan Prasarana
1. Awalan
a) Daerah awalan panjangnya tidak terbatas minimum 15 m
b) Daerah tumpuan harus datar dan tingkat kemiringanya 1 : 100
a) Daerah awalan panjangnya tidak terbatas minimum 15 m
b) Daerah tumpuan harus datar dan tingkat kemiringanya 1 : 100
2. Tiang Lompat
Tiang lompat harus kuat dan kukuh,dapat terbuat dari apa saja asal kuat dan kukuh.jarak kedua tiang tersebut adalah 3,98 – 4,02 m.
Tiang lompat harus kuat dan kukuh,dapat terbuat dari apa saja asal kuat dan kukuh.jarak kedua tiang tersebut adalah 3,98 – 4,02 m.
3. Bilah Lompat
Terbuat dari kayu,metal atau bahan lain yang sesuai dengan :
Panjang mistar lompat 3,98 – 4,02 m dan berat maksimal mistar adalah 2,00 kg
b) Garis tengah mistar antara 2,50 – 3,00 m, dengan penampang mistar terbentuk bulat dan permukaannya harus datar dengan ukuran 3cm x 15 cm x 20 cm
c) Lebar penopang bilah 4 cm dan panjang 6 cm
Terbuat dari kayu,metal atau bahan lain yang sesuai dengan :
Panjang mistar lompat 3,98 – 4,02 m dan berat maksimal mistar adalah 2,00 kg
b) Garis tengah mistar antara 2,50 – 3,00 m, dengan penampang mistar terbentuk bulat dan permukaannya harus datar dengan ukuran 3cm x 15 cm x 20 cm
c) Lebar penopang bilah 4 cm dan panjang 6 cm
4. Tempat Pendaratan
Tempat pendaratan tidak boleh kurang dari 3 x 5 m yang terbuat dari busa dengan ketinggian 60 cm dan di atasnya ditutupi oleh matras yang tebalnya 10 – 20 cm.
Tempat pendaratan tidak boleh kurang dari 3 x 5 m yang terbuat dari busa dengan ketinggian 60 cm dan di atasnya ditutupi oleh matras yang tebalnya 10 – 20 cm.
Ukuran
Lapangan Lompat Tinggi
Tiang
Mistar
ü Tinggi : 2.5 m
ü Panjang : 3.15 m
Gambar 1.5 Lapangan Lompat Tinggi
2.2.3
Lompat
Galah
Galah untuk lompat
galah :
ü Terbuat dari fiber dengan kelenturan khusus sesuai dengan berat
badan pelompat
ü jika pelompat 60kg maka galah khusus untuk kelenturan bagi berat
60 kg karena jika dipakai dengan berat 80kg dapat patah
ü jika digunakan dan jika
dipakai pelompat 50 kg maka galah tidak akan melenting untuk membantu lompatan
Gambar
1.6 Lompat Galah
2.2.4
Lompat
Indah
Loncat
indah adalah olahraga yang
pertama kali ditemukan di Eropa dan mulai menjadi olahraga kompetisi di Inggris pada
tahun 1905. Loncat
indah merupakan perpaduan gerakan akrobatik di udara dan loncatan. Pada dasarnya loncat
indah terdiri dari loncatan yang dimulai dari langkah take off atau pantulan take off kemudian
masuk ke air.
Penggunaan papan loncat adalah kombinasi dari gerakan saat di udara setelah take
off dan sebelum masuk ke air.
Gambar
1.7 Lompat Indah
2.3
LEMPAR
2.3.1
Lempar Lembing
Dengan menggunakan lembing/tongkat dengan
ujung lancip
Gambar 1.8 Lapangan Lempar Cakram
LEMBING
panjang dan berat lembing
untuk putra : 260 cm berat 800 gram dan panjang balutan tangan 16 cm
untuk putri : 220 cm berat 600 gram dan panjang balutan tangan 15 cm
panjang dan berat lembing
untuk putra : 260 cm berat 800 gram dan panjang balutan tangan 16 cm
untuk putri : 220 cm berat 600 gram dan panjang balutan tangan 15 cm
2.3.2
Lempar
Cakram
Ada 3
tahap dalam melempar cakram
Persiapan :
·
Berdiri
dengan kedua kaki dibuka lebar
·
Pegang
cakram dengan tangan kanan. Ayunkan sampai di atas bahu sambil memutar badan ke
kiri, kemudian ke kanan secara berulang-ulang. Saat cakram diayun ke kiri, bantu
tangan kiri dengan cara menyangganya.
Pelaksanaan
:
·
Ayunkan
cakram ke depan lalu ke belakang
·
Pada
saat cakram di belakang, putar badan dan ayunkan cakram ke samping-depan-atas
(membentuk sudut 40o )
·
Lepaskan
cakram pada saat berada di depan muka
Penutup :
·
Bantu
lemparan dengan kaki kanan agar tercipta suatu tolakan kuat pada tanah sehingga
badan melonjak ke depan-atas
·
Langkahkan
kaki kanan ke depan untuk menumpu, sedangkan kaki kiri diangkat rileks untuk
menjaga keseimbangan badan
Gambar 1.9 Lapangan Lempar Cakram
Gambar 1.10 Cara memegang Cakram
Gambar 1.11 Cara Melempar Cakram
Gambar 1.12 Alat Lempar Cakram
Dibuat
dari Kayu , karet berbentuk lingkaran dan berbingkai logam dengan ukuran :
ü Garis
tengah 220 mm
ü untuk
Putra Berat 2 kg Bulatan Tengah : 21.9 cm
ü untuk
Putri Berat 1 kg Bulatan Tengah : 18 cm
2.3.3
Tolak
Peluru
Atlet tolak peluru melemparkan bola besi yang berat sejauh
mungkin. Berat peluru:
ü Untuk senior putra = 7.257 kg
ü Untuk senior putri = 4 kg
ü Untuk yunior putra = 5 kg
ü Untuk yunior putri = 3 kg
Gambar 1.13 Lapangan Tolak Peluru
Keterangan
:
ü Garis
Tengah : 2.135 m
ü Lanjutan
Garis Tengah : 0.75 m
ü Panjang
Balok Lempar : 1.22 m
ü Tebal
Balok : 11.4 cm
ü Tinggi
Balok : 10 cm
ü Sektor
Lempar : 45 derajat
ü Lebar
Garis : 5 cm
ü Lingkaran
terbuat dari besi tinggi 2 cm dan tebal 66 mm
Gambar 1.14 Alat
Tolak Peluru
2.3.4
Lontar
Martil
Lontar Martil merupakan salah
satu cabang olahraga atletik yang sering diperlombakan pada even-even olahraga
baik ditingkat nasional maupun internasional. Ada beberapa Teknik
Dasar Lontar Martil yang harus dikuasai oleh seorang pelempar
diantaranya Posisi awalan dan ayunan, putaran dan transisi, fase akhir, dan
lemparan. Untuk lebih jelasnya berikut ini akan dijelaskan teknik dasar
lontar martil tersebut :
·
Posisi Awal dan Ayunan
Teknik dasar lontar martil
dengan awalan dimulai dengan cara martil dipegang pada bagian handle dengan
menggunakan tangan kiri kemudian ditutup dengan tangan kanandan posisi kedua
ibu jari menyilang. Kepala martil boleh ditempatkan di atas tanah sebelah kanan
atau dibelakang si pelempar kemudian pelempar dapat mengayunkan martil sebagi
ayunan permulaan. Titik terendah dari ayunan permulaan adalah hanya ketika
martil melewati bagian kanan dari kaki kanan.
·
Putaran dan Transisi
Ketika martil mencapai titik
terendah pelempar mulai pivot di atas timit tungkai kiri dan ujung telapak kaki
kanan. putaran dibuat di atas tumit dan kaki kiri sampai mengahadap ke arah
depan dari lingkaran dan kemudian dilanjutkan dengan memutarnya kembali
di atas telapak kaki bagian depan sampai kembali ke arah semula. Tubuh bagian
bawah membawa tubuh bagian atas bergerak ke depan, dengan tangan kiri menutup
dada, dan selama tungkai bergerak, martilpun terus bergerak. Kaki kanan
meninggalkan tanah ketika kaki kiri selesai dengan gerakan tumitny, berat badan
dipindahkan ke tungkai kiri dan seterusnya.
·
Fase Akhir
Beberapa saat sebelum putaran
berakhir atau sebelum martil mencapai titik terendah, pelempar sudah mulai
menarik martilnya, mempercepat jalannya martil saat bergerak ke arah bawah dan
mencoba untuk mempercepat gerakan kedua tungkai dalam upaya mempercepat gerakan
kedua tungkai dalam upaya mempercepat putaran tubuh bagian bawah.
· Lemparan
Teknik dasar lontar martil pada tahap ini dilakukan dengan meluruskan kedua tungkai dengan kuat, badan lebih dibusungkan lagi dengan kepala direbahkan ke arah belakang atau dengan posisi tertengadah, ketika martil telah ditempatkan pada dudut trayektorinya, pelempar harus melihat ke arah lemparan, kemudian mengangkat kedua lengan di akhir gerakannya dan pandangan kedua matanya mengikuti jalannya martil sebelum mengganti posisi kedua tungkainya.
Teknik dasar lontar martil pada tahap ini dilakukan dengan meluruskan kedua tungkai dengan kuat, badan lebih dibusungkan lagi dengan kepala direbahkan ke arah belakang atau dengan posisi tertengadah, ketika martil telah ditempatkan pada dudut trayektorinya, pelempar harus melihat ke arah lemparan, kemudian mengangkat kedua lengan di akhir gerakannya dan pandangan kedua matanya mengikuti jalannya martil sebelum mengganti posisi kedua tungkainya.
+ komentar + 1 komentar
damn!!!!!
Posting Komentar