SENI BELA DIRI
Seni bela diri merupakan satu
kesenian yang timbul sebagai satu cara seseorang itu mempertahankan diri. Seni
bela diri telah lama wujud dan pada mulanya ia berkembang di medan pertempuran
sebelum secara perlahan-lahan apabila peperangan telah berkurangan dan
penggunaan senjata moden mula digunakan secara berleluasa, seni bela diri mula
berkembang dikalangan mereka yang bukannya anggota tentera tetapi merupakan
orang awam. Boleh dikatakan seni bela diri terdapat di merata-merata di dunia
ini dan hampir setiap negara mempunyai seni bela diri yang berkembang sama ada
secara tempatan atau diubah sesuai dari pada seni bela diri luar yang meresap
masuk. Bagaimanapun kemudahan perhubungan dan komunikasi yang ada pada
masa ini memudahkan perkembangan ide dan seni bela diri tidak lagi terhadang di
tanah asalnya tetapi telah berkembang ke seluruh dunia. Seni bela diri juga terbagi beberapa
jenis daripada seni tempur bersenjata tajam, senjata tidak tajam seperti kayu,
dan seni tempur tangan kosong.
Di antara jenis-jenis seni bela diri yang ada adalah seperti
berikut:
4.1 AIKIDO
Aikido(合気道,aikido) adalah salah satu seni
beladiri asal Jepang yang diciptakan oleh Morihei Ueshiba ( 植芝 盛平 Ueshiba Morihei) berasal dari Daito Ryu Aiki-Jujutsu. Daito
Ryu Aiki-Jujutsu diciptakan pada era modernisasi Jepang yang berlangsung
sekitar tahun 1800-an. Beladiri ini merupakan kombinasi dari ilmu pedang
Kenjutsu dan Jujutsu yang juga merupakan bentuk seni beladiri tradisional
Jepang. Pengaruh Kenjutsu tampak dalam pengaturan gerakan gerakan atau langkah
langkah kaki. Sedangkan pengaruh Jujutsu tampak dalam penggunaan teknik kuncian
dan lemparan.
Kata " aikido" berasal
dari tiga huruf kanji:
合- ai - bergabung, menyelaraskan
気 - ki - roh, hidup energy
道 - dō - jalan, cara
Seni
beladiri ini diciptakan dengan menekankan harmonisasi dan keselarasan antara
energi ki(気, prana) individu dengan ki alam
semesta. Aikido juga menekankan pada prinsip kelembutan dan bagaimana untuk
mengasihi serta membimbing lawan. Prinsip ini diterapkan pada
gerakan-gerakannya yang tidak menangkis serangan lawan atau melawan kekuatan
dengan kekuatan tetapi "mengarahkan" serangan lawan untuk kemudian
menaklukkan lawan tanpa ada niat untuk mencederai lawan. Berbeda dengan
beladiri pada umumnya yang lebih mengutamakan pada latihan kekuatan fisik dan
stamina, Aikido lebih mendasarkan latihannya pada penguasaan diri dan
kesempurnaan teknik. Teknik teknik yang digunakan dalam Aikido kebanyakan
berupa teknik elakan, kuncian, lemparan, bantingan. Sementara teknik teknik
pukulan maupun tendangan dalam praktiknya jarang digunakan.Falsafah falsafah
yang mendasari Aikido, yaitu kasih dan konsep mengenai ki inilah yang membuat
Aikido menjadi suatu seni beladiri yang unik.
Dalam
Aikido ini juga tidak mengenal sistem kompetisi atau pertandingan, seperti
beladiri-beladiri lainnya. Namun sistem kompetisinya lebih bersifat embukai
(peragaan teknik).
Sistem tingkatan yang harus dilalui oleh seorang praktisi Aikido hampir sama dengan yang digunakan oleh seni beladiri asal Jepang lainnya, yaitu sistem Kyu untuk tingkat dasar dan Shodan untuk tingkat mahir. Secara singkat, praktisi yang berada di tingkat kyu 6 sampai kyu 4 menggunakan tanda berupa sabuk yang berwarna putih. Sementara praktisi yang mencapai tingkatan kyu 3 sampai 1 menggunakan sabuk berwarna cokelat. Tingkatan selanjutnya adalah Shodan. Praktisi yang mencapai tingkatan ini ditandai dengan sabuk yang berwarna hitam serta aksesoris tambahan berupa celana panjang bernama Hakama. Celana seperti ini biasa dipakai oleh para samurai pada zaman dahulu.
Hingga saat ini Aikido juga banyak memiliki banyak cabang-cabang "teknik" atau "style" yang juga memperkaya teknik-teknik yang tidak meninggalkan teknik dasarnya. Misalnya aliran Nisyo yang lebih menekankan style teknik-tekniknya kepada padang (boken) dan tongkat/stik (jo). Juga aliran Iwama yang lebih menekankan teknik-tekniknya kepada kecepatan dalam mengatasi serangan lawan (nage).
Sejarah
Sistem tingkatan yang harus dilalui oleh seorang praktisi Aikido hampir sama dengan yang digunakan oleh seni beladiri asal Jepang lainnya, yaitu sistem Kyu untuk tingkat dasar dan Shodan untuk tingkat mahir. Secara singkat, praktisi yang berada di tingkat kyu 6 sampai kyu 4 menggunakan tanda berupa sabuk yang berwarna putih. Sementara praktisi yang mencapai tingkatan kyu 3 sampai 1 menggunakan sabuk berwarna cokelat. Tingkatan selanjutnya adalah Shodan. Praktisi yang mencapai tingkatan ini ditandai dengan sabuk yang berwarna hitam serta aksesoris tambahan berupa celana panjang bernama Hakama. Celana seperti ini biasa dipakai oleh para samurai pada zaman dahulu.
Hingga saat ini Aikido juga banyak memiliki banyak cabang-cabang "teknik" atau "style" yang juga memperkaya teknik-teknik yang tidak meninggalkan teknik dasarnya. Misalnya aliran Nisyo yang lebih menekankan style teknik-tekniknya kepada padang (boken) dan tongkat/stik (jo). Juga aliran Iwama yang lebih menekankan teknik-tekniknya kepada kecepatan dalam mengatasi serangan lawan (nage).
Sejarah
Aikido
diciptakan oleh Morihei Ueshiba ( 植芝 盛平
Ueshiba Morihei, 14 desember 1883 - 26 april 1969, disebut juga sebagai
ousensei 大先生、翁先生 " guru besar" ). Ueshiba
menginginkan aikido tidak hanya sebagai perpaduan seni beladiri, tetapi juga
ekspresi falsafah pribadi yang bersifat damai dan universal. seumur hidupnya
sampai saat ini Ueshiba', ia telah menyusun aikido dari koryu (old-style seni
perang) menjadi seni beladiri yang menyebar dengan mendidik dan menciptakan
seniman-seniman beladiri di seluruh.
4.2
ANGGAR
Anggar
adalah seni budaya olahraga
ketangkasan dengan senjata yang menekankan pada teknik kemampuan
seperti memotong, menusuk atau menangkis senjata lawan
dengan menggunakan keterampilan dalam memanfaatkan kelincahan tangan. Dalam
artian lebih spesifik, anggaran adalah satu satu cabang olahraga yang diajarkan
di sekolah - sekolah Eropa pada masa lalu
dalam melatih keahlian dalam
menggunakan senjata
tajam yang akhirnya menjadi salah satu olahraga resmi
di Olimpiade.
Etimologi
kata "anggar" dalam bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Perancis
"en garde", artinya dalam Bahasa Indonesia berarti
"bersiap". Kata "en garde" digunakan sebelum permainan
anggar dimulai, untuk memberi perintah "bersiap" kepada pemain. Dalam
bahasa Perancis sendiri anggar disebut sebagai escrime. Walaupun kita
menganggap anggar sebagai permainan yang menghibur, sebagai senjata, sebagai
sarana pendidikan atau pun olahraga, ternyata anggar mempunyai perjalanan
sejarah yang cukup panjang. Kemampuan teknis, catatan pencapaian yang
cukup panjang, di luar hal - hal tersebut adalah nilai - nilai yang terkandung
dalam permainan anggar sendiri hingga kini masih diajarkan melalui praktik
olahraga itu sendiri.
Jika sejarah mengenai
anggar ditelusuri, kita akan mengacu pada penggunaan pedang. Sejak dahulu kala,
pedang diciptakan sebagai alat untuk melindungi diri. Manusia menggunakan
kekuatan dan ketangkasannya, memilih bahan dan alat, meningkatkan
ketrampilannya dengan menggunakan kepandaiannya. Semua itu merupakan latar
belakang permainan anggar.
Anggar
merupakan salah satu dari sedikit olahraga yang mengakui profesionalisme
sebelum tahun 1980an. Bahkan pada peraturan - peraturan awal Olimpiade yang
ditulis oleh Baron Pierre de
Coubertin (presiden kedua dari International Olympic Committee), dengan
jelas menyatakan bahwa pemain anggar profesional yang disebut dengan Masters diperbolehkan untuk ikut
bertanding.
Anggar dipertandingkan pada
ajang Olimpiade
untuk pertama kalinya pada tahun 1896. Merupakan salah satu dari sedikit cabang
olahraga yang menjadi program tetap dalam pelaksanaan Olimpiade.
4.3
CAPOEIRA
Capoeira
merupakan sebuah olah raga bela diri yang dikembangkan oleh para budak Afrika
di Brasil pada sekitar tahun 1500-an. Gerakan dalam capoeira menyerupai tarian
dan bertitik berat pada tendangan. Pertarungan dalam capoeira biasanya diiringi
oleh musik dan disebut Jogo. Capoeira sering dikritik karena banyak orang
meragukan keampuhannya dalam pertarungan sungguhan, dibanding seni bela diri
lainnya seperti Karate atau Taekwondo.
Capoeira
adalah sebuah sistem bela diri tradisional yang didirikan di Brazil oleh
budak-budak Afrika yang dibawa oleh orang-orang Portugis ke Brazil untuk
bekerja di perkebunan-perkebunan besar. Pada zaman dahulu mereka melalukan
latihan dengan diiringi oleh alat-alat musik tradisional, seperti berimbau
(sebuah lengkungan kayu dengan tali senar yang dipukul dengan sebuah kayu kecil
untuk menggetarkannya) dan atabaque (gendang besar), dan ini juga lebih mudah
bagi mereka untuk menyembunyikan latihan mereka dalam berbagai macam aktivitas
seperti kesenangan dalam pesta yang dilakukan oleh para budak di tempat tinggal
mereka yang bernama senzala. Ketika seorang budak melarikan diri ia akan
dikejar oleh “pemburu” profesional bersenjata yang bernama capitães-do-mato
(kapten hutan). Biasanya capoeira adalah satu-satunya bela diri yang dipakai
oleh budak tersebut untuk mempertahankan diri. Pertarungan mereka biasanya
terjadi di tempat lapang dalam hutan yang dalam bahasa tupi-guarani (salah satu
bahasa pribumi di Brazil) disebut caá-puêra – beberapa ahli sejarah berpendapat
bahwa inilah asal dari nama seni bela diri tersebut. Mereka yang sempat melarikan
diri berkumpul di desa-desa yang dipagari yang bernama quilombo, di tempat yang
susah dicapai. Quilombo yang paling penting adalah Palmares yang mana
penduduknya pernah sampai berjumlah sepuluh ribu dan bertahan hingga kurang
lebih selama enam puluh tahun melawan kekuasaan yang mau menginvasi mereka.
Ketua mereka yang paling terkenal bernama Zumbi. Ketika hukum untuk
menghilangkan perbudakan muncul dan Brazil mulai mengimport pekerja buruh kulit
putih dari negara-negara seperti Portugal, Spanyol dan Italia untuk bekerja di
pertanian, banyak orang negro terpaksa berpindah tempat tinggal ke kota-kota,
dan karena banyak dari mereka yang tidak mempunyai pekerjaan mulai menjadi
penjahat. Capoeira, yang sudah menjadi urban dan mulai dipelajari oleh orang-orang
kulit putih, di kota-kota seperti Rio de Janeiro, Salvador da Bahia dan Recife,
mulai dilihat oleh publik sebagai permainan para penjahat dan orang-orang
jalanan, maka muncul hukum untuk melarang Capoeira. Sepertinya pada waktu
itulah mereka mulai menggunakan pisau cukur dalam pertarungannya, ini merupakan
pengaruh dari pemain capoeira yang berasal dari Portugal dan menyanyikan fado
(musik tradisional Portugis yang mirip dengan keroncong). Pada waktu itu juga
beberapa sektor yang rasis dari kaum elit Brazil berteriak melawan pengaruh
Afrika dalam kebudayaan negara, dan ingin “memutihkan” negara mereka. Setelah
kurang lebih setengah abad berada dalam klandestin, dan orang-orang
mepelajarinya di jalan-jalan tersembunyi dan di halaman-halaman belakang rumah,
Manuel dos Reis Machado, Sang Guru (Mestre) Bimba, mengadakan sebuah
pertunjukan untuk Getúlio Vargas, presiden Brazil pada waktu itu, dan ini
merupakan permulaan yang baru untuk capoeira. Mulai didirikan akademi-akademi,
agar publik dapat mempelajari permainan capoeira. Nama-nama yang paling penting
pada masa itu adalah Vicente Ferreira Pastinha (Sang Guru Pastinha), yang
mengajarkan aliran “Angola”, yang sangat tradisional, dan Mestre Bimba, yang
mendirikan aliran dengan beberapa inovasi yang ia namakan “Regional”.
Sejak
masa itu hingga masa sekarang capoeira melewati sebuah perjalanan yang panjang.
Saat ini capoeira dipelajari hampir di seluruh dunia, dari Portugal sampai ke
Norwegia, dari Amerika Serikat sampai ke Australia, dari Indonesia sampai ke
Jepang. Di Indonesia capoeira sudah mulai dikenal banyak orang, disamping
kelompok yang ada di Yogyakarta, juga terdapat beberapa kelompok di Jakarta.
Banyak pemain yang yang berminat mempelajari capoeira karena lingkungannya yang
santai dan gembira, tidak sama dengan disiplin keras yang biasanya terdapat
dalam sistem bela diri dari Timur. Seperti yang pernah dikatakan oleh seorang
penulis besar dari Brazil Jorge Amado, ini “pertarungan yang paling indah di
seluruh dunia, karena ini juga sebuah tarian”. Dalam capoeira teknik gerakan
dasar dimulai dari “ginga” dan bukan dari posisi berhenti yang merupakan
karateristik dari karate, taekwondo, pencak silat, wushu kung fu, dll...; ginga
adalah gerakan-gerakan tubuh yang berkelanjutan dan bertujuan untuk mencari waktu
yang tepat untuk menyerang atau mempertahankan diri, yang sering kali adalah
menghindarkan diri dari serangan. Dalam roda para pemain capoeira mengetes diri
mereka, lewat permainan pertandingan, di tengah lingkaran yang dibuat oleh para
pemain musik dengan alat-alat musik Afrika dan menyanyikan bermacam-macam lagu,
dan pemain lainnya bertepuk tangan dan menyanyikan bagian refrein. Lirik
lagu-lagu itu tentang sejarah kesenian tersebut, guru besar pada waktu dulu dan
sekarang, tentang hidup dalam masa perbudakan, dan perlawanan mencapai
kemerdekaan. Gaya bermain musik mempunyai perbedaan ritme untuk bermacam-macam
permainan capoeira, ada yang perlahan dan ada juga yang cepat.
Capoeira
tidak saja menjadi sebuah kebudayaan, tetapi juga sebuah olahraga nasional
Brazil, dan para guru dari negara tersebut membuat capoeira menjadi terus
menerus lebih internasional, mengajar di kelompok-kelompok mahasiswa,
bermacam-macam fitness center, organisasi-organisasi kecil, dll. Siswa-siswa
mereka belajar menyanyikan lagu-lagu Capoeira dengan bahasa Portugis –
“Capoeira é prá homi, / mininu e mulhé...” (Capoeira untuk laki-laki, /
anak-anak dan perempuan).
4.4
GULAT
Gulat
adalah kontak fisik antara dua orang, di mana salah seorang pegulat harus menjatuhkan atau
dapat mengontrol musuh mereka. Teknik fisik yang ditunjukkan dalam gulat adalah
joint lock, Clinch fighting,
Grappling hold, dan Leverage. Teknik ini dapat
menyebabkan luka yang serius. Banyak gaya gulat yang diketahui dunia dan
mempunyai sejarah
yang panjang, dan olahraga gulat sudah menjadi olahraga olimpik lebih dari 100 tahun.
4.5
HAPKIDO
Shin
Son Hapkido merupakan salah satu olahraga bela diri
yang berasal dari Korea
di samping Taekwondo.
Hapkido bergerak berdasarkan prinsip lingkaran yang memanfaatkan kekuatan
lawan. Teknik-teknik dalam Hapkido antara lain meliputi pukulan, tendangan,
kuncian, bantingan, jurus, serta latihan senjata.
4.6
JIU JITSU
Jujutsu bahasa Jepang: 柔術(juga dieja Jujitsu, Ju-Jitsu atau
Jiu-Jitsu)adalah sebuah sebutan kolektif untuk beberapa aliran seni beladiri
yang berasal dari Jepang, adalah tidak betul jika dikatakan bahwa Ju-Jitsu
mengacu pada satu macam beladiri saja. Jujutsu pada dasarnya adalah
bentuk-bentuk pembelaan diri yang bersifat defensif dan memanfaatkan
"Yawara-gi" atau teknik-teknik yang bersifat fleksibel, dimana serangan
dari lawan tidak dihadapi dengan kekuatan, melainkan dengan cara
"menipu" lawan agar daya serangan tersebut dapat digunakan untuk
mengalahkan dirinya sendiri. Dari seni beladiri Jujutsu ini, lahirlah beberapa
seni beladiri lainnya yang mempunyai konsep defensif serupa, yaitu Aikido dan
Judo, keduanya juga berasal dari Jepang.
Jujutsu terdiri atas bermacam-macam aliran (Ryuha), namun pada garis besarnya terbagi atas dua "gaya", yaitu tradisional dan modern. Gerakan dari kedua macam "gaya" Jujutsu ini adalah hampir sama, namun jurus-jurus Jujutsu modern sudah disesuaikan dengan situasi pembelaan diri di zaman modern, sedangkan jurus-jurus Jujutsu tradisional biasanya mencerminkan situasi pembelaan diri di saat aliran Jujutsu yang bersangkutan diciptakan. Sebagai contoh, Jujutsu yang diciptakan di zaman Sengoku Jidai (sebelum Shogun Tokugawa berkuasa) menekankan pada pertarungan di medan perang dengan memakai baju besi (disebut Yoroi Kumi Uchi), sedangkan yang diciptakan di zaman Edo (sesudah Shogun Tokugawa berkuasa) menekankan pada beladiri dengan memakai pakaian sehari-hari (Suhada Jujutsu).
Jujutsu terdiri atas bermacam-macam aliran (Ryuha), namun pada garis besarnya terbagi atas dua "gaya", yaitu tradisional dan modern. Gerakan dari kedua macam "gaya" Jujutsu ini adalah hampir sama, namun jurus-jurus Jujutsu modern sudah disesuaikan dengan situasi pembelaan diri di zaman modern, sedangkan jurus-jurus Jujutsu tradisional biasanya mencerminkan situasi pembelaan diri di saat aliran Jujutsu yang bersangkutan diciptakan. Sebagai contoh, Jujutsu yang diciptakan di zaman Sengoku Jidai (sebelum Shogun Tokugawa berkuasa) menekankan pada pertarungan di medan perang dengan memakai baju besi (disebut Yoroi Kumi Uchi), sedangkan yang diciptakan di zaman Edo (sesudah Shogun Tokugawa berkuasa) menekankan pada beladiri dengan memakai pakaian sehari-hari (Suhada Jujutsu).
Teknik-teknik
Jujutsu pada garis besarnya terdiri atas atemi waza (menyerang
bagian yang lemah dari tubuh lawan), kansetsu waza / gyakudori
(mengunci persendian lawan) dan nage waza (menjatuhkan lawan).
Setiap aliran Jujutsu memiliki caranya sendiri untuk melakukan teknik-teknik
tersebut diatas. Teknik-teknik tersebut lahir dari metode pembelaan diri kaum
Samurai (prajurit perang zaman dahulu) di saat mereka kehilangan pedangnya,
atau tidak ingin menggunakan pedangnya (misalnya karena tidak ingin melukai
atau membunuh lawan). Aliran Jujutsu yang tertua di Jepang adalah
Takenouchi-ryu yang didirikan tahun 1532 oleh Pangeran Takenouchi Hisamori.
Aliran-aliran lain yang terkenal antara lain adalah Shindo Yoshin-ryu yang
didirikan oleh Matsuoka Katsunosuke pada tahun 1864, Daito-ryu yang didirikan
oleh Takeda Sokaku pada tahun 1892, Hakko-ryu yang didirikan Okuyama Ryuho pada
tahun 1942, dan banyak aliran lainnya.
4.7
JOGO DO PAU
Sejarah
Banyak
sosiedade memandang pedang seperti senjata yang sakti, dan hanya dipegang oleh ksatria.
Masyarakyat biasa tidak bisa menggunakan pedang, dan sebab itu mereka
mengembankan macam-macam sistem untuk bisa bela diri atau berkelahi dengan
tangan kosong saja atau dengan alat-alat sehari-hari. Siapa yang menggenal
cerita tentang bagaimana karate muncur di Okinawa (dan kata “karaté” berarti “tangan kosong”
di dalam bahasa Jepang) juga mengetahui bahwa sistem ini muncur bersamaan
dengan kobudo, yang meliputi teknik dengan
menggunakan parang, toya, alat dibuat dari kayu untuk menggiling padi, dll...
Dengan alat-alat dan teknik ini petani atau nelayan bisa melawan, ketika
memerlukan, samurai kuat yang menempati tanah-air mereka dan menggunakan
katana-samurai atau tombak dan pedang lain-lain perang. Di Portugal juga
masyarakyat biasa memunculkan sebuah sistem untuk membela diri menggunakan toya
yang pengembala dan petani biasanya bahwa kemana-mana, sampai beberapa tahun
yang lalu. Sistem ini dikenal dengan nama Jogo do Pau, kata “jogo”
(membaca “jogu”) berarti “teknik” dan “pau” berarti “toya”, artinya
‘teknik toya’.
Pada abad
XX, di semua tempat di Portugal, tapi lebih-lebih di Utara, masih terjadi biasanya
orang-orang berkelahi dengan toya iha pasar dan di pesta-pesta untuk merayakan
Santo-Santo katolik.
Kadang-kadang satu desa melawan desa yang lain, kadang-kadang juga seorang
melawan orang yang lain, kadang-kadang satu orang melawan banyak orang. Pada
waktu itu ada banyak “puxador” (kata ini digunakan untuk memanggil para
pesilat dari Utara) dan para “varredor de feiras” (orang-orang ini “jogador”
(pesilat) terkenal yang mondar-mandir ke pasar-pasar dan pesta-pesta untuk
menggusarkan para pesilat yang lain, dan, ketika menang, menunjukkan bahwa
mereka yang terbaik). Mestre Monteiro, seorang dari daerah Fafe, menceritakan tentang pada waktu
ayahnya masih remaja ada dua desa yang setiap hari-Minggu pergi misa di satu
gereja kecil, dan setiap laki-laki, remaja dan tua, membawa toya, menurut adat,
dan karena itu pada saat mereka berlutut di dalam misa toya kelihatan berdiri
tegak, lebih tinggi dari kepala mereka. Pada waktu misa selesai, di tempat
kosong yang dekat, para remaja dari dua desa ini biasanya bertengkar, karena
hal-hal kecil (melempar kata-kata ke cewek dari desa yang lain, seorang
laki-laki cemburu karena gadis yang dia suka jalan dengan laki-laki yang lain,
memarahi karena seorang mengalikan air dari sawah mereka) dan mereka memecakan
masalah lewat berkelahi dengan toya. Tapi jangan pikir mereka berkelahi
sembarang tanpa aturan. Mereka mengikuti kode etik yang melarang pesilat
memukul laki-laki yang tidak membawa toya, atau laki-laki yang sudah jatuh ke
tanah. Para pesilat masih biasa menceritakan macam-macam cerita lama, seperti
contohnya tentang seorang pria bernama "Manilha", yang, pada saat
tiga orang menyerang dia di jalan, lawan mereka sampai dia menang dan
menghilankan toya dari tangan mereka dan sesudah itu dia juga buang toyanya
sendiri ke tanah. Dan cerita yang lain tentang seorang “jogador” terbagus, dari
daerah-Porto,
bernama Carvalho dan bekerja jual kerbau, yang di pasar tanggal 26 di
desa-Anjeja, dekat Aveiro,
bisa bertahan sendiri terhadap kelompok yang menyerangnya, sampai dia
tersandung dan jatuh ke tanah. Pada waktu itu penyerang yang terbaik melompat
ke sampingnya, siap untuk membela dia, dan berkata ke teman-temannya jika siapa
yang ingin berkelahi seorang berani itu harus berkelahi dengan saya dulu. Di
dalam sastra juga bisa menemukan banyak cerita tentang jogo do pau, contohnya
di buku-buku dari para penulis seperti Aquilino Ribeiro dan Miguel Torga. Mulai dari 30an
jogo do pau mulai hilang. Ada macam-macam alasan: perilaku autoritas polisi,
yang, untuk menjauhi orang-orang bertengkar babak belur, melarang orang-orang
menggunakan toya di tempat pasar; banyak laki-laki beremigrasi ke kota atau ke
luar negeri; biasanya banyak orang mulai menggunakan senjata-api, dan ini
membuat orang sudah tidak perlu bekerja keras untuk mempelajari teknik selama
banyak waktu untuk membela dira dengan toya.
Aliran-aliran
Di
Lisabon,
mereka sudah mempraktikan jogo do pau, mulai dari abad XIX, dengan aliran
sendiri, yang diperkembangkan di kebun-kebun di ibu-kota dan di organisasi
seperti Ateneu Comercial de
Lisboa dan Real Ginásio, yang akhirnya berubah ke Ginásio Clube
Português. Para organisasi ini sekarang sedang mengajar. Dua aliran penting
muncur, dengan teknik dan situasi sosial dan sejarah tidak sama: “Escola do
Norte” (Aliran Utara) dan “Escola de Lisboa” (Aliran Lisabon) (yang
juga dipraketk di daerah Ribatejo dan Estremadura). Aliran ini memunculkan
banyak teknik baru dan mulai tidak memengtingkan latihan berjuang melawan
banyak penyerang.
Mestres atau Pendekar-pendekar
Selama
sejarah jogo do pau ada banyak “mestre” (pendekar) terkenal di berbagai
daerah di Portugal.
Kita bisa menyebut beberapa: Mestre António Nunes Caçador, Mestre Frederico
Hopffer, Mestre Júlio Hopffer, Mestre Joaquim Baú, Mestre Calado Campos dan
anaknya, Mestre Chula, Mestre Custódio Neves, Mestre Pedro Ferreira, Mestre
Elias Gameiro, Mestre Nuno Russo, Mestre Manuel Monteiro, dll... Mestre Pedro Ferreira
(lahir 26 Maret 1915 – meninggal 24 September 1996) sangat terkenal karena
beliau memperkembangkan teknik sangat baik, mengabungkan Aliran Utara dengan
Aliran Lisabon, semua aliran dikuasai olehnya. Banyak mestre yang sedang mengajar
sekarang, dahulu mereka juga murid Mestre Ferreira. Ian melanjutkan praktik
jogo do pau selama hidupnya, dan para pesilat yang lain masih menggangap
beliaun seperti pesilat sangat baik sampai beliaun meninggal. Ian yang Mestre
(Pendekar) di sekolah Ateneu Comercial de Lisboa, sampai akhirnya beliaun
menyerahkan tangun-jawab ke Mestre Manuel Monteiro,
pengantinya.
Organisasi
Jogo
do Pau mulai proses untuk mengorganisasi diri di nivel nasional pada waktu
Mestre Pedro Ferreira menarik para pesilat untuk mendirikan sebuah organisasi,
di 1977, bernama Associação Portuguesa de Jogo do Pau. Banyak sekolah dan
organisasi sekarang ini diorganisasi di struktur bernama Federação Portuguesa
de Jogo do Pau yang mewakili mereka. Sebagai saksi untuk kualitas teknik baik
dari sistem ini, kita bisa mengkatakan di kompetisi-terbuka untuk perjuangan
dengan toya yang terjadi di Perancis di tahun 80an, dengan partisipasi dari sistem bela
diri dari Jepang,
Vietnam, Perancis, dan
negara lain-lain, para pesilat portugis jadi juara absolut dan mereka menang
setiap perjuangan yang mereka terlibat.
4.8
JUDO
Judo (bahasa
Jepang: 柔道
) adalah seni bela diri, olahraga, dan filosofi yang
berakar dari Jepang.
Judo dikembangkan dari seni bela diri kuno Jepang yang disebut Jujutsu. Jujutsu
yang merupakan seni bertahan dan menyerang menggunakan tangan kosong maupun
senjata pendek, dikembangkan menjadi Judo oleh Kano Jigoro
(嘉納治五郎)
pada 1882. Olahraga
ini menjadi model dari seni bela diri Jepang, gendai budo,
dikembangkan dari sekolah (koryu) tua. Pemain judo disebut judoka
atau pejudo. Judo sekarang merupakan sebuah cabang bela diri yang populer,
bahkan telah menjadi cabang olahraga resmi Olimpiade.
Sejarah
Sebelum Judo
Pegulat sumo zaman dahulu kala menjatuhkan lawannya tanpa senjata. Hal
ini menginspirasikan teknik-teknik bela diri jujutsu. Sumo pada awalnya hanya
dinikmati kaum aristokrat sebagai ritual atau upacara keagamaan pada zaman Heian (abad ke-8 hingga abad ke-12).
Pada
perkembangannya, Jepang memasuki masa-masa perang di mana kaum aristokrat
digeser kedudukannya oleh kaum militer. Demikian pula olahraga yang sebelumnya
hanya dijadikan hiburan, oleh kaum militer dijadikan untuk latihan para
tentara. Pada masa inilah teknik jujutsu dikembangkan di medan pertempuran.
Para prajurit bertempur tanpa senjata atau dengan senjata pendek. Teknik
menjatuhkan lawan atau melumpuhkan lawan inilah yang dikenal dengan nama
jujutsu.
Pada
zaman Edo (abad ke-17
hingga abad ke-19) di mana keadaan Jepang relatif aman, jujutsu dikembangkan
menjadi seni bela diri untuk melatih tubuh bagi masyarakat kelas ksatria.
Gaya-gaya jujutsu yang berbeda-beda mulai muncul, antara lain Takenouchi,
Susumihozan, Araki, Sekiguchi, Kito, dan Tenjinshin'yo.
Awal mula Judo
Jigoro
Kano menambahkan gayanya sendiri pada banyak cabang jujutsu yang ia pelajari
pada masa itu (termasuk Tenjinshiyo dan Kito). Pada tahun 1882 ia
mendirikan sebuah dojo
di Tokyo yang ia sebut Kodokan Judo. Dojo pertama ini didirikan di kuil Eisho
ji, dengan jumlah murid sembilan orang. Tujuan utama jujutsu adalah
penguasaan teknik menyerang dan bertahan. Kano mengadaptasi tujuan ini, tapi
lebih mengutamakan sistem pengajaran dan pembelajaran. Ia mengembangkan tiga
target spesifik untuk judo: latihan fisik, pengembangan mental / roh, dan
kompetisi di pertandingan-pertandingan.
Perbedaan Judo dan Jujutsu
Terjemahan
harafiah dari kata 'judo' adalah 'cara yang halus'. 'Cara' atau 'jalan' yang dimaksud
disini memiliki arti konotasi secara etika dan filosofis. Kano mengungkapkan
konsep filosofinya dengan dua frasa, "Seiryoku Zen'yo"
(penggunaan energi secara efisien) dan "Jita Kyoei"
(keuntungan bagi diri sendiri dan orang lain). Meskipun disebut halus, namun
sebenarnya judo merupakan kombinasi dari teknik-teknik keras dan lembut, maka
dari itu judo dapat pula diartikan sebagai 'cara yang lentur'. Jujutsu, pada
sisi yang lain, memiliki terjemahan harafiah 'kemampuan yang halus'. Latihan
jujutsu dipusatkan pada cara-cara (Kata) tertentu dan
formal, sedangkan judo menekankan pada latihan bebas teknik tertentu dalam
perkelahian bebas (randori). Hal ini membuat pelatihan judo berjalan
lebih dinamis.
Para
kontestan jujutsu menggunakan seragam yang relatif berat (hakama). Para
praktisi awal judo menggunakan semacam celana pendek, namun tidak lama kemudian
mereka lebih memilih menggunakan busana Barat yang dinilai lebih memiliki
keunggulan fungsi dan mengijinkan pergerakan yang lebih bebas. Seragam modern
judo (judogi) dikembangkan pada tahun 1907.
Teknik-teknik
jujutsu, selain teknik dasar seperti melempar dan menahan, menggunakan pukulan,
tendangan, bahkan menggunakan senjata pendek. Pada sisi lain, judo menghindari
tendangan dan pukulan-pukulan yang berbahaya, dan lebih dipusatkan pada teknik
membanting yang terorganisir dan teknik bertahan.
Penggunaan akhiran -do dan -jutsu
Banyak
cabang beladiri Jepang yang mempunyai awalan yang sama namun memiliki dua
akhiran '-do' dan '-jutsu'. Bujutsu dan budo serta Kenjutsu dan kendo adalah beberapa
contohnya. Perbedaan dasar dari kedua akhiran ini adalah '-do' berarti 'jalan'
dan '-jutsu' yang artinya 'jurus' atau 'ilmu'. Selain itu dalam bela diri
berakhiran '-do' biasanya lebih banyak peraturan yang tidak memungkinkan
seseorang untuk terluka akibat serangan yang fatal, namun tidak demikian halnya
dengan bela diri yang berakhiran dengan kata '-jutsu', misalnya di dalam kendo,
hanya bagian tangan, perut, kaki, dan bagian bawah dagu yang boleh diserang,
sedangkan kenjutsu membolehkan serangan ke semua bagian tubuh.
Secara
umum, budo ('bu-' artinya prajurit) adalah pengembangan dari bujutsu yang telah
disesuaikan dengan zaman sekarang (untuk olahraga, bukan berkelahi). Beberapa
contoh bujutsu yang dikembangkan menjadi budo:
- Jujutsu -> Judo
- Kenjutsu -> Kendo
- Aiki-Jujutsu -> Aikido
- Kempo jutsu -> Kempo Do
- Karate jutsu -> Karate Do
- Battoujutsu/Iaijutsu -> Battoudo/Iaido
Judo sebagai cabang olahraga
Judoka perempuan
Kaum
perempuan pertama kali diterima sebagai judoka pada tahun 1893, walaupun pada
saat itu kaum olahragawati dianggap sebelah mata di dalam struktur masyarakat
Jepang. Meskipun demikian, kemajuan yang dramatis ini hanya berlangsung
sebentar, karena pada hakekatnya mereka masih dijauhkan dari
pertandingan-pertandingan resmi, dengan alasan keselamatan fisik.
Setelah
Perang
Dunia II, judo bagi laki-laki dan perempuan diperkenalkan keluar Jepang.
Persatuan Judo Eropa dibentuk pada tahun 1948, diikuti dengan
pembentukan Federasi Internasional Judo pada tahun 1951. Judo menjadi
salah satu cabang olahraga resmi Olimpiade pada Olimpiade Tokyo 1964 di Tokyo, Jepang. Judoka
perempuan pertama kali berlaga di Olimpiade pada Olimpiade Barcelona
1982 di Barcelona,
Spanyol.
Tingkatan Judo dan warna ikat pinggang
Dimulai
dari kelas pemula (shoshinsha) seorang judoka mulai menggunakan ikat
pinggang dan disebut berada di tingkatan kyu kelima. Dari sana, seorang
judoka naik tingkat menjadi kyu keempat, ketiga, kedua, dan akhirnya kyu
pertama. Setelah itu sistem penomoran dibalik menjadi dan pertama (shodan),
kedua, dan seterusnya hingga dan kesepuluh, yang merupakan tingkatan
tertinggi di judo. Meskipun demikian, sang pendiri, Kano Jigoro, mengatakan
bahwa tingkatan judo tidak dibatasi hingga dan kesepuluh, dan hingga
saat ini karena hanya ada 15 orang yang pernah sampai ke tingkat dan
kesepuluh, maka tidak ada yang pernah melampaui tingkat tersebut.
Warna
ikat
pinggang menunjukkan tingkatan kyu ataupun dan. Pemula, kyu
kelima dan keempat menggunakan warna putih; kyu ketiga, kedua, dan
pertama menggunakan warna cokelat; warna hitam dipakai oleh judoka yang sudah
mencapai tahapan dan, mulai dari shodan, atau dan pertama,
hingga dan kelima. Judoka dengan tingkatan dan keenam hingga dan
kesembilan menggunakan ikat pinggang kotak-kotak bewarna merah dan putih,
walaupun kadang-kadang juga menggunakan warna hitam. Tingkatan teratas, dan
kesepuluh, menggunakan ikat-pinggang merah-putih atau merah. Judoka perempuan
yang telah mencapai tahap dan keatas memiliki garis putih yang memanjang
di bagian tengah ikat pinggang hitam mereka.
Lantai Judo
Pertandingan
judo diselenggarakan di atas karpet atau matras (tatami)
berbentuk segi empat (belah
ketupat) dengan sisi 14,55 meter atau sepanjang 8 tatami yang dijajarkan. Selain
dialasi matras, kebanyakan dojo judo sekarang menggunakan pegas di bawah lantai
palsu, untuk menahan benturan akibat bantingan.
Di
awal pertandingan, kedua judoka berdiri di tengah-tengah tepat di belakang
garis sejajar dengan diawasi oleh juri. Sebelum dimulai, kedua judoka tersebut
menunduk memberi hormat satu sama lain dari belakang garis. Di sudut atas dan
bawah belah ketupat duduk dua orang hakim, dan di belakang masing-masing
judoka, di luar arena yang dibatasi matras, duduk judoka-judoka dari regu yang
sama, dan duduk pula seorang pencatat waktu dan seorang pencatat nilai.
Pertandingan
diselenggarakan di dalam arena di dalam matras yang dibatasi oleh (dan termasuk
didalamnya) garis merah (jonai). Luas arena tersebut adalah 9,1 meter
persegi dan terdiri dari 50 tatami. Waza atau teknik judo yang
dipakai di arena diluar garis merah (jogai) tersebut dianggap tidak sah
dan tidak dihitung.
Seragam Judo
Seragam (gi) longgar yang
dikenakan seorang judoka (judogi) harus sesuai ukurannya.
Jaket
Bagian
bawah jaket menutupi pantat ketika ikat pinggang dikenakan. Antara ujung lengan
dengan pergelangan tangan selisih 5-8 cm. Lengan baju panjangnya sedikit
lebihnya dari dua pertiga panjang lengan. Karena jaket ini dirancang untuk
menahan benturan tubuh akibat dibanting ke lantai, maka bahannya umumnya lebih
tebal dari seragam karate
(karategi) atau bela diri yang lain
Ikat pinggang
Ikat
pinggang harus cukup panjang sehingga menyisakan 20-30 cm menjuntai pada
masing-masing sisi.
Celana
Celana
yang dipakai sedikit longgar. Antara ujung celana dengan pergelangan kaki
selisih 5-8 cm. Celana panjangnya sedikit lebihnya dari dua pertiga panjang
kaki.
Mengenakan seragam
Celana
dikenakan dan tali celana dikencangkan. Jaket kemudian dikenakan dengan sisi
kiri di atas sisi kanan. Kenakan ikat pinggang dengan cara meletakkan
tengah-tengah sabuk di depan perut, kemudian kedua ujung sabuk diputar
melingkar di belakang pinggang kembali ke depan; pegang kedua ujung sabuk, lalu
talikan dengan kedua ujung berakhir secara horisontal. Talikan dengan kencang
sehingga tidak lepas pada saat pertandingan.
Peraturan pertandingan
Pertandingan
judo diadakan antara perorangan dan juga beregu. Beberapa kompetisi membagi
pertandingan menjadi 8 kategori, berdasarkan berat tubuh. Kompetisi lain
membagi pertandingan berdasarkan tingkatan dan, umur, dan lain-lain. Ada
juga yang tidak mengenal pembagian apapun.
Satu
pertandingan judo berlangsung selama 3-20 menit. Pemenang ditentukan dengan
jalan judoka pertama yang meraih satu angka, baik dengan bantingan maupun
kuncian. Jika setelah waktu yang ditentukan tidak ada pemain yang memperoleh
satu angka, pemain dengan nilai lebih tinggi menang atau pertandingan berakhir
seri.
Judo,
sebagaimana olahraga lain dari Jepang, diselenggarakan dengan penuh tata krama.
Kedua judoka membungkuk memberi hormat satu sama lain pada awal dan akhir
pertandingan.
Awal pertandingan
Judoka
menghadap satu sama lain, meluruskan telapak kaki mereka di belakang garis
masing-masing di tengah-tengah arena dan berdiri tegak lurus. Lalu mereka
saling membungkuk pada saat yang sama. Kemudian mereka maju satu langkah,
diawali dengan kaki kiri, dan berdiri dengan posisi kuda-kuda alami (shizen
hon tai). Sang juri atau wasit lalu berkata "Mulai" (Hajime)
dan pertandingan pun dimulai.
Akhir pertandingan
Kedua
judoka kembali dalam posisi kuda-kuda alami dan menghadap satu sama lain satu
langkah di depan garis mereka masing-masing. Juri kemudian mengumumkan hasil
pertandingan, dan kedua kontestan mundur selangkah ke belakang garis dimulai
dengan kaki kanan. Mereka lalu membungkuk lagi dan keluar dari arena.
Sistem penilaian
Satu angka (ippon)
dapat diperoleh dengan jalan:
- Bantingan (nage waza): Jika judoka dapat mengungguli teknik lawan dengan membantingnya dengan tenaga dan kecepatan dengan punggung membentur lantai terlebih dahulu.
- Kuncian (katame waza): Jika judoka berhasil mengunci lawan sehingga ia mengucapkan kata "Aku menyerah!" (maitta), atau menepuk lantai dua kali dengan tangan atau kaki, pingsan, atau jika kuncian tersebut berlangsung paling sedikit 30 detik (osae waza) dan diumumkan bahwa pertandingan berakhir (osae komi)
Setengah angka (waza ari)
dapat diperoleh dengan cara:
- Bantingan: Jika teknik judoka cukup bagus namun tidak sampai layak untuk menerima angka penuh.
- Kuncian: Jika judoka berhasil mengunci lawannya selama paling tidak 25 detik.
Dua
waza ari berarti satu angka, namun setengah angka saja tidak cukup untuk
menentukan seorang pemenang, maka oleh para perancang pertandingan dibuatlah
sistem angka tambahan.
Tambahan (yuko dan koka)
yang tidak peduli berapapun tidak akan mengungguli satu 'Setengah-angka', namun
dapat menjadi penentu jika masing masing judoka memperoleh nilai yang sama
(1W1Y0K - 1 Waza dan 1 Yuko menang melawan 1W0Y9K - 1 Waza dan 9 Koka). Angka
tambahan ini diperoleh jika teknik yang diperagakan tidak cukup bagus untuk
memperoleh nilai setengah (yuko) atau tidak cukup bagus untuk memperoleh
yuko (koka). Tidak jarang suatu pertandingan ditentukan dengan
banyaknya yuko dan koka yang diperoleh (karena satu angka
otomatis menang dan dua setengah-angka juga otomatis menang)
Jika
jumlah nilai yang diperoleh kedua judoka sama, maka kadang-kadang suatu
pertandingan menggunakan sistem pemungutan suara antara kedua hakim sudut dan
juri (dengan total tiga suara).
Teknik terlarang
Teknik-teknik
atau waza yang berbahaya tidak diijinkan penggunaannya. Total teknik
terlarang berjumlah 31 (32 untuk perempuan). Judoka akan dikenai empat tingkatan
sanksi, tergantung seberapa berat pelanggaran yang dilakukan. Untuk tiap-tiap
jenis pelanggaran, pertandingan dihentikan sejenak dan kedua judoka kembali ke
garis masing-masing.
Pelanggaran ringan (shido)
adalah peringatan untuk pelanggar peraturan yang tidak seberapa berbahaya.
Judoka diberi peringatan awasete chui jika melakukannya untuk kedua
kalinya. Pelanggaran ini memiliki nilai berkebalikan dengan satu koka.
Beberapa tindakan yang akan mendapat peringatan:
- Seorang judoka kehilangan semangat bertarung dan tidak menyerang selama lebih dari 30 detik
- Melepas ikat pinggang lawan atau ikat pinggang sendiri tanpa izin dari juri
- Melilit tangan lawan dengan ujung ikat pinggang (atau ujung baju)
- Memelintir atau berpegang pada ujung lengan baju maupun celana lawan
- Memasukkan bagian seragam lawan manapun ke dalam mulut (menggigit seragam lawan)
- Menyentuh wajah lawan dengan bagian tangan atau kaki manapun
- Menarik rambut lawan
- Mengunci telapak tangan lawan dengan telapak tangan sendiri selama lebih dari 6 detik dalam posisi berdiri
Pelanggaran kecil (chui)
adalah peringatan untuk pelanggaran yang lebih berat dari pelanggaran ringan.
Pelanggaran ini memiliki efek negatif sebesar yuko Beberapa contohnya
sebagai berikut:
- Memasukkan bagian kaki manapun ke seragam lawan, baik ikat pinggang maupun jaket, selama kuncian dilakukan lawan
- Mencoba mematahkan jari lawan untuk melepaskan genggaman lawan
- Menendang tangan lawan dengan kaki atau lutut untuk lepas dari cengkeraman lawan
Pelanggaran berat (keikoku)
adalah pelanggaran yang dapat dikenai sanksi dan teguran keras. Judoka yang
melakukan pelanggaran ini akan dikurangi nilainya sebesar setengah angka. Dua
pelanggaran kecil memungkinkan dikenainya sanksi yang sama. Contoh
pelanggaran-pelanggaran berat:
- Mengunci lengan lawan (kansetsu waza) di manapun selain di sikut
- Menarik lawan yang tergeletak menengadah ke atas di lantai dan kemudian membantingnya kembali
- Seorang judoka melakukan tindakan berbahaya apapun yang bertentangan dengan jiwa judo.
Pelanggaran serius (hansoku
make) adalah pelanggaran yang dapat membuat seorang judoka
didiskualifikasi karena melakukan pelanggaran yang sangat berat sehingga
membahayakan baik lawannya maupun orang lain. Empat kali peringatan (shido)
juga dapat dikenai sanksi ini.
Posisi tubuh dalam judo
Posisi tubuh yang benar
merupakan bagian yang penting di dalam judo.
Posisi duduk
Duduk bersila (seiza) Dari posisi berdiri,
kaki kiri ditarik ke belakang, lalu lutut kiri diletakkan ke lantai di tempat
di mana jari kaki kiri tadinya berada. Lakukan hal yang sama dengan kaki kanan,
dan kedua kaki pada saat ini harus bersangga pada jari kaki dan lutut. Kemudian
luruskan jari kaki sejajar dengan lantai dan pantat diletakkan di atas pangkal
kaki. Letakkan kedua tangan di atas paha masing-masing sisi. Untuk berdiri,
lakukan prosedur yang sama dengan cara terbalik.
Memberi hormat (zarei)
Dengan bersila, bungkukkan badan ke depan sampai kedua telapak tangan menyentuh
lantai dengan jari tangan menghadap ke depan. Diam dalam posisi ini selama
beberapa saat, kemudian kembali ke posisi bersila.
Posisi berdiri
Memberi hormat (ritsurei) Berdiri dengan kedua
pangkal kaki didekatkan, bungkukkan badan ke depan sekitar 30 derajat dengan
telapak tangan di depan paha. Diam dalam posisi ini selama beberapa saat,
kemudian kembali ke posisi berdiri.
Posisi alami (shizen tai)
Kaki dibuka sekitar 30 cm dalam posisi natural dengan berat badan yang dibagi
sama rata di kedua kaki. Istirahatkan otot bahu dan tangan. Ini adalah postur
dasar dan alami judo.
Posisi bertahan (jigo tai)
Dari posisi alami, kaki dibuka lebih lebar, lutut ditekuk agar pusat gravitasi
tubuh lebih turun.
Melangkah (suri ashi)
Cara berjalan di dalam judo dengan cara telapak kaki menyusuri lantai untuk
menjaga kestabilan. Pastikan langkahnya sama rata dan pusat gravitasi tetap di
posisi yang sama agar dapat bergerak lincah ke segala arah.
- Kanan-kiri (ayumi ashi): Seperti berjalan biasa, telapak kaki melewati satu sama lain ketika berjalan
- Kanan-kanan (tsugi ashi): Setelah kaki pertama maju, kaki kedua yang maju tidak melebihi posisi kaki pertama
Posisi jatuh dan berguling
Menguasai
posisi ini memungkinkan untuk melindungi diri sendiri ketika dijatuhkan atau
dibanting lawan dan mengurangi ketakutan ketika dilempar oleh lawan.
Jatuh ke belakang (ushiro
ukemi) Kaki disatukan dan tangan juga disatukan, jatuhkan punggung ke
matras dengan tangan lurus di samping tubuh dan telapak tangan menyentuh lantai
untuk menahan jatuh. Lindungi bagian belakang kepala dengan menyentuhkan dagu
ke tubuh.
Jatuh ke samping (yoko
ukemi) Dari posisi berdiri, jatuhkan diri ke belakang, angkat kedua
kaki satu persatu, kemudian angkat kedua tangan di depan tubuh. Berguling ke
kanan (atau kiri) matras dengan kepala tetap dilindungi agar tidak menyentuh
lantai. Kemudian tahan tubuh dengan tangan dan telapak tangan kanan (atau
kiri).
Jatuh ke depan (mae ukemi)
Jatuhkan diri ke depan dengan kedua telapak tangan di depan muka, sikut
ditekuk. Jatuh tertelungkup dengan ditahan oleh kedua tangan, badan diluruskan,
otot perut dikencangkan, dan tahan tubuh dengan ditahan oleh kedua tangan dan
jari kaki (lutut diangkat).
Berguling ke depan (mae
mawari ukemi) Berguna pada saat dilemparkan oleh lawan. Dari posisi
berdiri, kaki kanan dimajukan telapak tangan kiri disentuhkan ke lantai. Bahu
kanan kemudian dilemparkan ke depan dengan telapak tangan menghadap ke
belakang, ini dilakukan bersamaan dengan kedua kaki menjejak lantai dan
berguling ke depan. Kedua kaki dan tangan hendaknya menyentuh lantai secara
bersamaan.
Teknik Judo
Teknik
bantingan judo (nage waza) dapat dibagi menjadi teknik berdiri (tachi
waza) dan teknik menjatuhkan diri (sutemi waza). Teknik berdiri
dibagi lagi menjadi teknik tangan (te waza), teknik pangkal paha (koshi
waza), dan teknik kaki (ashi waza). Teknik menjatuhkan diri dibagi
lagi menjadi teknik menjatuhkan diri ke belakang (ma sutemi waza) dan
teknik menjatuhkan diri ke samping (yoko sutemi waza)
Teknik
kuncian judo (katame waza) dapat dibagi menjadi teknik menahan (osae
waza atau osaekomi waza), teknik jepit (shime waza), dan teknik
sambungan (kansetsu waza)
Teknik menyerang (atemi waza)
dengan tendangan atau pukulan bahkan dengan senjata pisau atau pedang kadang
digunakan untuk latihan bagi judoka tingkatan tinggi, walaupun dalam
pertandingan resmi hal tersebut dilarang (demikian pula pada saat latihan bebas
(randori)
Teknik bantingan (teknik berdiri)
- Sapuan lutut - hiza guruma
- Jegal dari belakang - o soto gari
- Jegal dari depan - 'ko uchi gari
- Sapuan samping - deashi barai
- Bantingan paha - uchi mata
- Bantingan pangkal paha memutar - o goshi
- Bantingan pangkal paha angkat - surikomi goshi
- Bantingan pangkal paha sapuan - harai goshi
- Lemparan bahu - seoi nage
- Menjatuhkan tubuh - tai otoshi
- Lemparan guling belakang - tomoe nage
Teknik kuncian (teknik berbaring)
Teknik kuncian (katame waza)
disebut juga teknik berbaring (ne waza) karena teknik ini dilakukan
ketika seorang judoka atau lawannya berbaring menghadap ke atas atau ke bawah.
- Kuncian pinggang - kesa gatame
- Kuncian bahu - kata gatame
- Kuncian empat sisi - yoko shiho gatame
- Kuncian empat sisi atas - kami shiho gatame
- Kuncian belakang - kataha jime
- Kuncian kalung - okuri eri jime
- Kuncian tangan - ude garami
- Kuncian tangan silang - ude hishigi juji gatame
Pertolongan pertama judo
Seringkali
di dalam pertandingan judo, seorang judoka mengalami asphyxia, di mana judoka
mengalami kesulitan bernapas karena kekurangan oksigen. Untuk
itu, judo telah mengembangkan suatu pertolongan pertama untuk mengembalikan
kesadaran mereka yang terkena asphyxia atau aspiksia. Hal ini dapat terjadi
jika kuncian yang dilakukan terlalu kuat sehingga lawan berhenti bernapas
sesaat. Orang tersebut segera memerlukan pertolongan darurat di tempat.
Judo di Indonesia
Judoka
Indonesia bernaung di bawah PJSI (Persatuan Judo Seluruh
Indonesia) yang bernaung di bawah KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia). Tokoh-tokoh Judo
Indonesia antara lain Ferry Sonneville, pebulutangkis
yang aktif membidani lahirnya PJSI; Perry G. Pantouw, juara
SEA Games 1983; Kresna Bayu, Maya Fransisca, Ira
Purnamasari, Aprilia Marzuki, Peter Taslim, atlet judoka
Indonesia.
Pada
tahun 1970-an dan 1980-an dikenal nama-nama atlet seperti Bambang Prakasa, Ceto
Cosadek, Raymond Rochili dsb. Dibawah kepemimpinan Ir. Soehoed saat itu, Judo
merintis didirikannya training center untuk pelatnas di Ciloto, Puncak, Jawa
Barat. Saat itu di Jakarta sangat berkembang berbagai perguruan Judo, seperti
misalnya Judo Waza di Jakarta Selatan (dipimpin oleh alm. Robert Judono/ Robert
Jung), Perguruan Judo Tiang Bendera di Jakarta Utara, dan sebagainya.
Saat ini perkembangan Judo di
daerah juga mulai pesat. Semisal perdepokan Judo Mataram Bantul (Wiramataram)
dibawah bimbingan Guru Om Tjong (Budy Tanudjaya) dan dipimpin oleh Dain Santoso
meraih 8 emas di kejuaraan Judo daerah DIY.
4.9
KALARI PAYAT
Kalaripayattu atau Kalaripayat adalah seni beladiri tua dari India.
Bahkan sejumlah orang meyakini beladiri rahasia para pengawal kerajaan ini
merupakan beladiri tertua di dunia, mengingat telah ada sejak ribuan tahun
lalu.
Konon, kabarnya pula, Kalaripayat
adalah salah satu teknik beladiri yang dipelajari Sidharta Gautama, hingga
kemudian ia ajarkan kembali kepada pendeta Budha di negeri China yang kemudian
menjadi cikal bakal Kungfu Shaolin.
Hingga
kini Kalaripayat masih lestari di India, khususnya di daerah Kerala yang
merupakan tempat kelahiran beladiri tersebut. Ciri khas Kalari, praktisi
umumnya tidaknya mengenakan baju, cukup bercawat. Sedangkan teknik yang
dipelajari, mulai dari tangan kosong hingga bersenjata.
Permainan senjata yang dipelajari
antara lain pedang dengan perisai, tongkat pendek, tongkat panjang. Kemudian
adalagi senjata khas Kalari berupa pisau berbentuk lengkuk layaknya keris
dengan gagang seperti pegangan gergaji. Kemudian pedang panjang yang ukurannya
dua sampai tiga kali dari pedang biasa, uniknya pedang yang sangat panjang ini
sifatnya elastis sehingga bisa digunakan seperti memainkan cemeti atau cambuk.
Meski lentur, namun kedua sisi pedang sangat tajam, sehingga tatkala pedang
membelit tubuh lawan, ketika ditarik bisa menyayat beberapa bagian tubuh. Seorang
guru Kalaripayat tidak hanya mahir ilmu beladiri tapi biasanya juga memiliki
kemampuan pengobatan tradisional dengan metode Marma. Para guru kalaripayat
selain sebagai tabib juga seorang spiritualis. Menurut mereka, mempelajari
Kalaripayat secara mendalam memberikan kedamaian jiwa dan keluhuran budi.
4.10
KARATE
Karate (空 手
道) adalah seni bela diri
yang berasal dari Jepang.
Seni bela diri karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa. Seni
bela diri ini pertama kali disebut "Tote” yang berarti seperti “Tangan
China”. Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu sedang
tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa
(Tote: Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi ‘karate’ (Tangan Kosong) agar
lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri dari atas dua
kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ 空 dan berarti ‘kosong’. Dan yang kedua, ‘te’ 手, berarti ‘tangan'. Yang dua kanji
bersama artinya “tangan kosong” 空手 (pinyin: kongshou).
Menurut Zen-Nippon Karatedo
Renmei/Japan Karatedo
Federation (JKF) dan World Karatedo
Federation (WKF), yang dianggap sebagai gaya karate yang utama yaitu:
1. Shotokan
2. Goju-Ryu
3. Shito-Ryu
4. Wado-Ryu
Keempat aliran tersebut diakui
sebagai gaya Karate yang utama karena turut serta dalam pembentukan JKF dan
WKF.
Namun gaya karate yang terkemuka di
dunia bukan hanya empat gaya di atas itu saja. Beberapa aliran besar seperti Kyokushin
, Shorin-ryu dan Uechi-ryu tersebar luas ke
berbagai negara di dunia dan dikenal sebagai aliran Karate yang termasyhur,
walaupun tidak termasuk dalam "4 besar WKF".
Di
negara Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang adalah
JKF. Adapun organisasi yang mewadahi Karate seluruh dunia adalah WKF (dulu
dikenal dengan nama WUKO - World Union of Karatedo Organizations). Ada
pula ITKF (International Traditional Karate Federation) yang mewadahi
karate tradisional. Adapun fungsi dari JKF dan WKF adalah terutama untuk
meneguhkan Karate yang bersifat "tanpa kontak langsung", berbeda
dengan aliran Kyokushin atau Daidojuku yang "kontak langsung".
Latihan dasar karate terbagi tiga
seperti berikut:
1. Kihon, yaitu latihan teknik-teknik dasar
karate seperti teknik memukul, menendang dan menangkis.
2. Kata, yaitu latihan jurus atau bunga
karate.
3. Kumite, yaitu latihan tanding atau
sparring.
Pada zaman sekarang karate juga
dapat dibagi menjadi aliran tradisional dan aliran olah raga.
Aliran tradisional lebih menekankan aspek bela diri dan teknik tempur sementara
aliran olah raga lebih menumpukan teknik-teknik untuk pertandingan olah raga.
Teknik Karate
Teknik Karate terbagi menjadi
tiga bagian utama : Kihon (teknik dasar), Kata(jurus) dan Kumite
(pertarungan). Murid tingkat lanjut juga diajarkan untuk menggunakan senjata seperti tongkat (bo) dan ruyung
(nunchaku).
Kihon
Kihon (基本:きほん,
Kihon?) secara harfiah berarti dasar atau fondasi. Praktisi Karate harus
menguasai Kihon dengan baik sebelum mempelajari Kata dan Kumite.
Pelatihan Kihon dimulai dari mempelajari pukulan dan tendangan (sabuk putih) dan bantingan
(sabuk coklat).
Pada tahap dan atau Sabuk Hitam, siswa dianggap sudah menguasai seluruh kihon
dengan baik.
Kata
Kata (型:かた)
secara harfiah berarti bentuk atau pola. Kata dalam karate tidak hanya
merupakan latihan fisik atau aerobik biasa. Tapi juga mengandung pelajaran tentang prinsip
bertarung. Setiap Kata memiliki ritme gerakan dan pernapasan yang
berbeda.
Dalam Kata ada yang dinamakan Bunkai. Bunkai adalah
aplikasi yang dapat digunakan dari gerakan-gerakan dasar Kata.
Setiap aliran memiliki perbedaan gerak dan nama yang berbeda untuk tiap Kata.
Sebagai contoh : Kata Tekki di aliran Shotokan dikenal
dengan nama Naihanchi di aliran Shito Ryu. Sebagai akibatnya Bunkai
(aplikasi kata) tiap aliran juga berbeda.
Kumite
Kumite (組手:くみて)
secara harfiah berarti "pertemuan tangan". Kumite dilakukan
oleh murid-murid tingkat lanjut (sabuk biru atau lebih). Tetapi sekarang, ada dojo yang
mengajarkan kumite pada murid tingkat pemula (sabuk kuning). Sebelum
melakukan kumite bebas (jiyu Kumite) praktisi mempelajari kumite
yang diatur (go hon kumite) atau (yakusoku kumite). Untuk kumite
aliran olahraga, lebih dikenal dengan Kumite Shiai atau Kumite
Pertandingan.
Untuk aliran Shotokan di Jepang, kumite hanya dilakukan
oleh siswa yang sudah mencapai tingkat dan (sabuk hitam). Praktisi
diharuskan untuk dapat menjaga pukulannya supaya tidak mencederai kawan
bertanding.
Untuk aliran
"kontak langsung" seperti Kyokushin,
praktisi Karate sudah dibiasakan untuk melakukan kumite sejak sabuk biru
strip. Praktisi Kyokushin diperkenankan untuk melancarkan tendangan dan
pukulan sekuat tenaganya ke arah lawan bertanding.
Untuk aliran kombinasi seperti Wado-ryu, yang tekniknya terdiri
atas kombinasi Karate dan Jujutsu, maka Kumite dibagi menjadi dua macam, yaitu Kumite
untuk persiapan Shiai, yang dilatih hanya teknik-teknik yang
diperbolehkan dalam pertandingan, dan Goshinjutsu Kumite atau Kumite
untuk beladiri, semua teknik dipergunakan, termasuk jurus-jurus Jujutsu seperti
bantingan, kuncian, dan menyerang titik vital.
Pertandingan Karate
Pertandingan karate dibagi atas dua jenis yaitu :
1. Kumite
(perkelahian) putera dan puteri
2. Kata
(jurus) putera dan puteri
Kumite
Kumite
dibagi atas kumite perorangan dengan pembagian kelas berdasarkan berat badan
dan kumite beregu tanpa pembagian kelas berat badan (khusus untuk putera).
Sistem pertandingan yang dipakai adalah reperchance (WUKO) atau babak
kesempatan kembali kepada atlet yang pernah dikalahkan oleh sang juara.
Pertandingan dilakukan dalam satu babak (2-3 menit bersih) dan 1 babak
perpanjangan kalau terjadi seri, kecuali dalam pertandingan beregu tidak ada
waktu perpanjangan. Dan jika masih pada babak perpanjangan masih mengalami
nilai seri, maka akan diadakan pemilihan karateka yang paling ofensif dan
agresif sebagai pemenang.
Kata
Pada pertandingan
kata yang diperagakan adalah keindahan gerak dari jurus, baik untuk putera
maupun puteri. Sesuai dengan Kata pilihan atau Kata wajib dalam
peraturan pertandingan.
Para peserta harus memperagakan Kata wajib. Bila lulus, peserta
akan mengikuti babak selanjutnya dan dapat memperagakan Kata pilihan.
Pertandingan dibagi menjadi dua jenis: Kata perorangan dan Kata
beregu. Kata beregu dilakukan oleh 3 orang. Setelah melakukan peragaan Kata
, para peserta diharuskan memperagakan aplikasi dari Kata (bunkai).
Kata beregu dinilai lebih prestisius karena lebih indah dan lebih susah
untuk dilatih.Menurut standar JKF dan WKF, yang diakui sebagai Kata
Wajib adalah hanya 8 Kata yang berasal dari perguruan 4 Besar JKF, yaitu
Shotokan, Wado-ryu, Goju-ryu and Shito-ryu, dengan perincian sebagai berikut:
·
Shotokan : Kankudai dan Jion.
·
Wado-ryu : Seishan dan Chinto.
·
Goju-ryu : Saifa dan Seipai.
·
Shito-ryu: Seienchin dan Bassaidai.
Karateka dari aliran selain 4 besar tidak dilarang untuk ikut
pertandingan Kata JKF dan WKF, hanya saja mereka harus memainkan Kata
sebagaimana dimainkan oleh perguruan 4 besar di atas.
Luas lapangan
·
Lantai seluas 8 x 8 meter, beralas papan
atau matras di atas panggung dengan ketinggian 1 meter dan ditambah daerah
pengaman berukuran 2 meter pada tiap sisi.
·
Arena pertandingan harus rata dan
terhindar dari kemungkinan menimbulkan bahaya.
Pada Kumite Shiai
yang biasa digunakan oleh FORKI yang mengacu peraturan dari WKF, idealnya
adalah menggunakan matras dengan lebar 10 x 10 meter. Matras tersebut dibagi
kedalam tiga warna yaitu putih, merah dan biru. Matras yang paling luar adalah
batas jogai dimana karate-ka yang sedang bertanding tidak boleh
menyentuh batas tersebut atau akan dikenakan pelanggaran. Batas yang kedua
lebih dalam dari batas jogai adalah batas peringatan, sehingga karate-ka yang
sedang bertanding dapat memprediksi ruang arena dia bertanding. Sisa ruang
lingkup matras yang paling dalam dan paling banyak dengan warna putih adalah
arena bertanding efektif.
Peralatan dalam pertandingan karate
Peralatan yang diperlukan dalam pertandingan karate
1. Pakaian
karate (karategi) untuk kontestan
2. Pelindung
tangan
3. Pelindung
tulang kering
4. Ikat
pinggang (Obi) untuk kedua kontestan berwarna merah/aka dan biru/ao
5. Alat-alat
lain yang diperbolehkan tapi bukan menjadi keharusan adalah:
-
Pelindung gusi (di beberapa pertandingan menjadi keharusan)
-
Pelindung tubuh untuk kontestan putri
-
Pelindung selangkangan untuk kontestan putera
6. Peluit
untuk arbitrator/alat tulis
7. Seragam
wasit/juri
-
Baju putih
-
Celana abu-abu
-
Dasi merah
-
Sepatu karet hitam tanpa sol
8. Papan
nilai/n scoring board
9. Administrasi
pertandingan
10. bendera
merah & biru untuk juri
11. Peluit
untuk wasit
Tambahan: Khusus untuk Kyokushin, pelindung yang dipakai hanyalah
pelindugn selangkangan untuk kontestan putra. Sedangkan pelindung yang lain
tidak diperkenankan.
Falsafah Karate
Rakka (Bunga yang
berguguran)
Ia adalah konsep
bela diri atau pertahanan di dalam karate. Ia bermaksud setiap teknik
pertahanan itu perlu dilakukan dengan bertenaga dan mantap agar dengan
menggunakan satu teknik pun sudah cukup untuk membela diri sehingga diumpamakan
jika teknik itu dilakukan ke atas pokok, maka semua bunga dari pokok tersebut
akan jatuh berguguran. Contohnya jika ada orang menyerang dengan menumbuk muka,
si pengamal karate boleh menggunakan teknik menangkis atas. Sekiranya tangkisan
atas itu cukup kuat dan mantap, ia boleh mematahkan tangan yang menumbuk itu.
Dengan itu tidak perlu lagi membuat serangan susulan pun sudah cukup untuk
membela diri.
Mizu No Kokoro (Minda itu
seperti air)
Konsep ini
bermaksud bahwa untuk tujuan bela diri, minda (pikiran) perlulah dijaga dan
dilatih agar selalu tenang. Apabila minda tenang, maka mudah untuk pengamal
bela diri untuk mengelak atau menangkis serangan. Minda itu seumpama air di
danau. Bila bulan mengambang, kita akan dapat melihat bayangan bulan dengan
terang di danau yang tenang. Sekiranya dilontar batu kecil ke danau tersebut,
bayangan bulan di danau itu akan kabur.
Aliran Karate
Seperti telah
disinggung diatas, ada banyak aliran Karate di Jepang, dan sebagian dari
aliran-aliran tersebut sudah masuk ke Indonesia.
Adapun ciri khas dan latar belakang dari berbagai aliran Karate yang
termasuk dalam "4 besar JKF" adalah sebagai berikut:
Shotokan
Shoto
adalah nama pena Gichin Funakoshi, Kan dapat diartikan sebagai
gedung/bangunan - sehingga shotokan dapat diterjemahkan sebagai
Perguruan Funakoshi. Gichin Funakoshi merupakan pelopor yang membawa ilmu
karate dari Okinawa ke Jepang. Aliran Shotokan merupakan akumulasi dan
standardisasi dari berbagai perguruan karate di Okinawa yang pernah dipelajari
oleh Funakoshi. Berpegang pada konsep Ichigeki Hissatsu, yaitu satu
gerakan dapat membunuh lawan. Shotokan menggunakan kuda-kuda yang rendah serta
pukulan dan tangkisan yang keras. Gerakan Shotokan cenderung linear/frontal,
sehingga praktisi Shotokan berani langsung beradu pukulan dan tangkisan dengan
lawan.
Goju-ryu
Goju
memiliki arti keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik keras dan teknik
lembut, dan merupakan salah satu perguruan karate tradisional di Okinawa yang
memiliki sejarah yang panjang. Dengan meningkatnya popularitas Karate di Jepang
(setelah masuknya Shotokan ke Jepang), aliran Goju ini dibawa ke Jepang
oleh Chojun Miyagi. Miyagi memperbarui banyak teknik-teknik aliran ini menjadi
aliran Goju-ryu yang sekarang, sehingga banyak orang yang menganggap Chojun
Miyagi sebagai pendiri Goju-ryu. Berpegang pada konsep bahwa "dalam
pertarungan yang sesungguhnya, kita harus bisa menerima dan membalas
pukulan". Sehinga Goju-ryu menekankan pada latihan SANCHIN atau pernapasan
dasar, agar para praktisinya dapat memberikan pukulan yang dahsyat dan menerima
pukulan dari lawan tanpa terluka. Goju-ryu menggunakan tangkisan yang bersifat
circular serta senang melakukan pertarungan jarak rapat.
Shito-ryu
Aliran Shito-ryu
terkenal dengan keahlian bermain KATA, terbukti dari banyaknya KATA yang
diajarkan di aliran Shito-ryu, yaitu ada 30 sampai 40 KATA, lebih banyak dari
aliran lain. Namun yang tercatat di soke/di Jepang ada 111 kata beserta
bunkainya. Sebagai perbandingan, Shotokan memiliki 25, Wado memiliki 17, Goju
memiliki 12 KATA. Dalam pertarungan, ahli Karate Shito-ryu dapat menyesuaikan
diri dengan kondisi, mereka bisa bertarung seperti Shotokan secara frontal,
maupun dengan jarak rapat seperti Goju.
Wado-ryu
Wado-ryu adalah
aliran Karate yang unik karena berakar pada seni beladiri Shindo Yoshin-ryu Jujutsu, sebuah
aliran beladiri Jepang yang memiliki teknik kuncian persendian dan lemparan.
Sehingga Wado-ryu selain mengajarkan teknik Karate juga mengajarkan teknik
kuncian persendian dan lemparan/bantingan Jujutsu. DIdalam pertarungan, ahli
Wado-ryu menggunakan prinsip Jujutsu yaitu tidak mau mengadu tenaga secara
frontal, lebih banyak menggunakan tangkisan yang bersifat mengalir (bukan
tangkisan keras), dan kadang-kadang menggunakan teknik Jujutsu seperti
bantingan dan sapuan kaki untuk menjatuhkan lawan. Akan tetapi, dalam
pertandingan FORKI dan JKF, para praktisi Wado-ryu juga mampu menyesuaikan diri
dengan peraturan yang ada dan bertanding tanpa menggunakan jurus-jurus Jujutsu
tersebut.
Sedangkan aliran Karate lain yang besar walaupun tidak termasuk dalam
"4 besar JKF" antara lain adalah:
Kyokushin
Kyokushin
tidak termasuk dalam 4 besar Japan Karatedo Federation. Akan tetapi, aliran ini
sangat terkenal baik di dalam maupun diluar Jepang, serta turut berjasa
memopulerkan Karate di seluruh dunia, terutama pada tahun 1970an. Aliran ini
didirikan oleh Sosai Masutatsu Oyama. Nama Kyokushin mempunyai arti kebenaran
tertinggi. Aliran ini menganut sistem Budo Karate, dimana
praktisi-praktisinya dituntut untuk berani melakukan full-contact
kumite, yakni tanpa pelindung, dan menyerang secara frontal, untuk mendalami
arti yang sebenarnya dari seni bela diri karate serta melatih jiwa/semangat
keprajuritan (budo), aliran ini juga sering dikenal sebagai salah satu aliran
karate paling keras. Tidak seperti kebanyakan aliran karate yang sudah berfokus
pada olahraga, dimana dalam pertandingannya menerapkan sistem tidak kontak
langsung dan hasil yang ditentukan oleh poin, Kyokushin masih berpegang teguh
pada sistem tradisional, terlihat dari sistem pertandingan kumite pada
kejuaraan Kyokushin yang menerapkan pertarungan full contact dan boleh membuat
Knock Out (KO) lawan. Aliran ini menerapkan hyakunin kumite (kumite 100
orang) sebagai ujian tertinggi, dimana karateka diuji melakukan 100 kumite
berturut-turut tanpa kalah. Sosai Oyama sendiri telah melakukan kumite 300
orang. Adalah umum bagi praktisi aliran ini untuk melakukan 5-10 kumite
berturut-turut.
Shorin-ryu
Aliran ini adalah aliran Karate yang asli berasal dari Okinawa. Didirikan
oleh Shoshin Nagamine yang didasarkan pada ajaran Yasutsune Anko Itosu, seorang
guru Karate abad ke 19 yang juga adalah guru dari Gichin Funakoshi, pendiri
Shotokan Karate. Dapat dimaklumi bahwa gerakan Shorin-ryu banyak persamaannya
dengan Shotokan. Perbedaan yang mencolok adalah bahwa Shorin-ryu juga
mengajarkan bermacam-macam senjata, seperti Nunchaku, Kama dan Rokushaku Bo.
Uechi-ryu
Aliran ini adalah aliran Karate yang paling banyak menerima pengaruh dari
beladiri China, karena pencipta aliran ini, Kanbun Uechi, belajar beladiri
langsung di provinsi Fujian di China. Oleh karena itu, gerakan dari aliran
Uechi-ryu Karate sangat mirip dengan Kungfu aliran Fujian, terutama aliran
Baihequan (Bangau Putih). [1]
Karate-do merupakan sebuah
seni beladiri yang aslinya berasal dari daerah Okinawa-Jepang.
Peralatan yang diperlukan dalam pertandingan karate :
1.
Pakaian karate (karategi) untuk kontestan
2.
Pelindung tangan
3.
Pelindung tulang kering
4.
Ikat pinggang (Obi) untuk kedua kontestan berwarna
merah/aka dan biru/ao
5.
Alat-alat lain yang diperbolehkan tapi bukan menjadi keharusan
adalah:
o
Pelindung gusi (di beberapa pertandingan menjadi keharusan)
o
Pelindung tubuh untuk kontestan putri
o
Pelindung selangkangan untuk kontestan putera
6.
Peluit untuk arbitrator/alat tulis
7.
Seragam wasit/juri
o
Baju putih
o
Celana abu-abu
o
Dasi merah
o
Sepatu karet hitam tanpa sol
8.
Papan nilai
9.
Administrasi pertandingan
10. Lampu merah, hijau,
kuning sebagai tanda waktu pertandingan dengan pencatat waktu (stop watch).
4.11
KEMPO
Kempo
adalah nama generik untuk beberapa aliran Seni
bela diri yang berasal dari Jepang dan banyak menggunakan permainan tangan. Jadi bukan
nama satu aliran saja melainkan nama dari banyak aliran dan metode. Arti dari
Kempo sendiri adalah beladiri dengan permainan tangan (di dalam bahasa Mandarin
disebut Quanfa).
Adapun beberapa aliran Kempo yang
terkenal di Jepang dan negara-negara Barat adalah:
- Tenshin Koryu Kempo, seni beladiri yang sudah berusia ratusan tahun sejak sebelum zaman Tokugawa (Era Meiji). Guru besar terakhir dari aliran ini adalah Ueno Takashi. Beladiri Tenshin Koryu Kempo ini berasal dari kombinasi antara Jujutsu aliran Shinto Tenshin-ryu, teknik persenjataan dan tangan kosong Asayama Ichiden-ryu dan Shinto Muso-ryu dengan jurus Daken Taijutsu aliran Hontai Kijin Chosui-ryu Kukishinden Daken Taijutsu. Salah satu pewaris dari aliran ini adalah grandmaster Shoto Tanemura dari Genbukan Dojo
- Nihon Kempo, seni beladiri modern hasil ciptaan Master Masaru Sawayama. Beladiri yang unik dan merupakan kombinasi teknik pukul-tendang dari Karate dengan teknik bantingan dan pergumulan dari Judo dan Jujutsu. Sekarang sudah menjadi sebuah olahraga yang diminati di berbagai negara.
- Kosho-ryu Kempo, seni beladiri turun temurun dari keluarga Mitose. Grandmaster terakhir dari aliran ini adalah Masayoshi Mitose yang kemudian menurunkan ilmunya kepada murid-muridnya yang berkebangsaan Amerika. Sehingga aliran Kempo ini dikenal dengan nama American Kenpo Karate.
- Shorinji Kempo, seni beladiri berasal dari Tiongkok kuno yang diciptakan oleh Bodhidharma/ Dharma Taishi/ Tatmo Cowsu seorang biksu Buddha untuk diberikan kepada calon bikhsu sebagai pendidikan keagamaan pada Zen Budhisme, pada tahun 550 M, disebarkan sesudah perang dunia ke 2 oleh So Doshin.
4.12
KENDO
Kendo
(剣道 kendō?) adalah seni
bela diri modern dari Jepang yang menggunakan pedang. Kendo berasal dari kata
"ken (剣)" yang artinya "pedang", dan
"dō (道)" yang artinya "jalan". Jadi
arti kendo secara keseluruhan adalah suatu jalan/ proses disiplin diri yang
membentuk suatu pribadi samurai yang pemberani dan loyal. Kendo menggabungkan
unsur-unsur bela
diri, seni dan olahraga. Dalam
latihan, Kendo menggunakan peralatan seperti:
- Seragam: Kendo gi dan hakama
- Pedang dari bambu (shinai)
- Bogu, yang terdiri dari:
- Men (pelindung kepala)
- Do (pelindung badan)
- Kote (pelindung tangan)
- Tare (pelindung paha dan kemaluan)
Latihan kendo (keiko) terdiri
dari berbagai macam tujuan untuk mengembangkan diri. Seperti halnya bela diri
lain, kendo memerlukan disiplin tinggi dan dedikasi penuh untuk latihan,
seperti etika (religi), postur tubuh dan teknik melangkah, dan cara mengayun
pedang yang benar.
Ada 4 jenis serangan dalam kendo,
yaitu:
- 1. Men
- Tebasan kepala. Sasaran tebasannya adalah dari ujung dahi sampai dagu.
- 2. Kote
- Tebasan tangan. Jika lawan menggunakan chudan-no-kamae, maka sasaran adalah tangan kanan, tetapi jika lawan menggunakan jodan-no-kamae, sasarannya adalah tangan kiri. Jika lawan menggunakan dua pedang (nito-ryu), maka kedua lengan dapat dijadikan sasaran.
- 3. Do
- Tebasan badan. Sasarannya adalah sisi kiri atau kanan perut.
- 4. Tsuki
- Tusukan. Sasarannya hanyalah leher.
- Untuk teknik tsuki, sangat diperlukan keahlian tinggi dan pengaturan sasaran tusukan yang tepat, oleh karena itu jurus ini hanya boleh digunakan oleh anggota senior, dan tidak disarankan untuk digunakan pada saat pertandingan, kecuali telah disetujui oleh pelatih (sensei).
Berikut ini adalah beberapa teknik
latihan kendo:
- Ashi-sabaki (teknik melangkah)
- Ayumi-ashi (melangkah ke depan dengan menyeretkan kaki secara bergantian)
- Haraki-ashi (melangkah ke kiri atau ke kanan dengan menyeretkan kaki sebesar 45 derajat)
- Okuri-ashi (melangkah ke depan dengan menyeretkan kaki; kaki kanan selalu berada di depan kaki kiri. Langkah ini adalah langkah yang paling banyak digunakan dalam latihan kendo)
- Kihon (teknik dasar)
- Seme (bergerak maju mendekati lawan, mengambil posisi untuk melakukan tebasan kecil)
- Suburi (latihan tebasan berulang-ulang, seperti joge buri, sho-men, kote, dan do)
- Joge buri (tebasan besar, dimulai dari punggung sampai ke arah lantai)
- Sa-yu men (pukulan men yang diarahkan ke kanan dan ke kiri, sasarannya adalah pelipis kepala)
- Shomen (tebasan kepala)
- Nikkado men (tebasan kepala dua kali berturut-turut)
- Haya suburi (tebasan cepat yang dilakukan sambil melompat)
- Kiri kaeshi (tebasan kepala berulang-ulang ke kanan dan kiri ke arah pelipis lawan, yang dimulai dari gerakan men biasa satu kali, kemudian sa-yu-men ke depan sebanyak empat kali, dilanjutkan sa-yu-men ke belakang sebanyak lima kali, diakhiri dengan men biasa satu kali)
- Waza (teknik lanjutan)
- Taiatari (teknik mendekati dan mendorong tubuh lawan)
- Tsuba zeriai (teknik menghambat gerakan shinai lawan dengan menggunakan tsuba pada shinai)
- De-bana (teknik menyerang pada saat lawan hendak memulai serangan)
- Harai (teknik menggeser shinai lawan ke kiri atau ke kanan untuk membuka pertahanan lawan, kemudian dilanjutkan dengan tebasan)
- Hiki (teknik melangkah ke belakang (setelah berbenturan badan atau taiatari)
- Kaeshi (menangkis kemudian membalikkan serangan)
- Nuki (teknik menghindari serangan dengan melangkah ke belakang atau ke sisi lawan, kemudian melakukan serangan balik ke lawan)
- Suriage (teknik menangkis serangan dengan gerakan seperti membentuk huruf "J", kemudian dilanjutkan dengan serangan balik ke lawan)
- Keiko (latihan)
- Uchikomi-geiko (latihan serangan kombinasi, dimulai dengan men, dilanjutkan dengan men, taiatari-hiki-men, taiatari-hiki-do, kemudian men)
- Kakari-geiko (latihan serangan bebas, dilakukan oleh shidachi, motodachi hanya mengangkis atau menghindari serangan saja)
- Jigeiko (latihan tanding secara bebas)
- Shiai-geiko (latihan kompetisi/pertandingan)
4.13
KUNG FU
Kung
fu atau gongfu (功夫, Pinyin: gōngfu) adalah ilmu bela diri yang berasal dari Tiongkok. Akan
tetapi, arti kata Kung fu sebenarnya memiliki makna yang jauh lebih
luas, yakni sesuatu yang diperoleh dalam jangka waktu yang lama dan dengan
ketekunan yang tinggi. Dengan demikian, seorang ahli masak yang hebat pun
dapat dikatakan memiliki Kung fu yang tinggi.
Selain kata Kung fu, istilah Wushu dan Kundao
atau Kuntao
juga sering dipakai untuk menyebut ilmu bela diri dari Tiongkok
tersebut. Ilmu Kung fu yang sudah menyebar ke Asia
Tenggara (terutama Indonesia) pada masa lalu disebut Kuntao, demikian
menurut Donn Draeger dalam bukunya
yang berjudul Weapons and Fighting Arts of Indonesia. Akan tetapi
istilah Kuntao
tersebut sudah sangat jarang dipergunakan pada masa sekarang ini.
Perkembangan
Pada
awal mulanya, istilah Ilmu atau kemampuan Bela Diri dalam masyarakat Tiongkok adalah
Ilmu Silat atau Wushu, dan bukan "Kungfu". Istilah
Kungfu pada masa lalu tidaklah sepopuler seperti saat ini. Kungfu sendiri lebih
menunjuk kepada suatu keahlian dan keuletan yang khusus dan teruji unggul,
misalnya keahlian memasak, keahlian bercocok tanam, dan lain-lain. Istilah
Kungfu menjadi populer setelah seorang legenda ilmu bela diri, yakni Bruce Lee
mempopulerkan istilah Kungfu di belahan dunia Barat. Tersentak dengan kemampuan,
kecepatan dan kekuatan Sang Legenda, istilah Kungfu menjadi sangat populer dan
identik dengan Ilmu Bela Diri Tiongkok (China) hingga kini.
Ilmu
bela diri Kungfu pada mulanya berkembang dari kebutuhan dan kemampuan
manusia untuk bertahan hidup, baik untuk membela diri dari berbagai jenis
serangan binatang buas, berburu untuk mendapatkan makanan, maupun untuk
berperang melawan kelompok manusia lain yang dianggap menjadi ancaman terhadap
keamanan hidup mereka. Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan tentang
obat-obatan dan tubuh manusia di Tiongkok kuno - serta perang saudara yang
berkepanjangan, Seni Bela Diri Kungfu pun berkembang pesat dan menyebar
luas, sehingga membawa banyak kontribusi dan memengaruhi cikal bakal berbagai
jenis ilmu bela diri di Asia,
seperti Karate, Kempo, Pencak Silat dan lain
sebagainya.
Kungfu
mempunyai sejarah dan merupakan tradisi ilmu bela diri yang sangat panjang,
ketat, teruji dan efektif sejak 5.000 tahun yang lalu, bersamaan dengan
munculnya aliran kepercayaan Dao (Taoisme) yang kemudian berkembang menjadi agama yang memiliki
kekhususan sendiri. Pada tahun 2.500-an mulai bermunculan berbagai aliran
Kungfu yang melegenda hingga kini, dimulai dari Kuil atau Vihara
Shaolin (Siaw Liem Sie), Wudang (Butong), Omei (Emei-Gobi), Kun Lun, Hua
San, Thian San, Khongtong dan lain-lain. Secara umum, terdapat 100 lebih aliran
Kungfu dan ribuan jurus serta berbagai jenis ilmu yang unik dan aneh, mulai
dari yang paling keras dan ganas (external arts) hingga ilmu yang paling
lembut dan ringan seperti kapas (internal arts). Berbagai aliran dan
ilmu yang masih eksis hingga kini adalah Hung Gar, Lohan, Ngo Cho, Pek Ho, Eng
Jiaw, Qin Na, Wing Chun, Tai Chi Quan, Hsing I, Ba Gua, Yi Quan, Fan Zi Quan,
Chang Quan dan lain-lain.
Para Pendekar Kungfu masa
lalu yang terkenal memberikan kontribusinya dalam Dunia Kungfu Tiongkok antara
lain:
1) Bodhidharma
(Da Mo/Tat Mo atau Daruma dalam bahasa Jepang).
Beliau
adalah pendeta spiritual Zen Budha dari India yang bertapa sembilan tahun di
Kuil Shaolin dan pencipta berbagai jenis ilmu legendaris seperti: Ilmu
Perubahan Urat dan Otot (Yi Jin Jing/I Chin Ching), Sembilan Matahari (Kiu Yang
Cin Keng), Otot Kawat Tulang Besi (Tiet Sin Kun), Baju Besi Emas (Genta Emas),
Lima Jurus Hewan, Jari Zen, dan lain-lain. Namun sayangnya, beberapa di antara
ilmu tersebut sudah lenyap. Konon pada saat menyeberang lautan hingga ke
Tiongkok, beliau hanya berdiri di atas sebatang dahan kecil, dan di tembok gua
tempat pertapaan Bodhidharma di Kuil Shaolin hingga kini terdapat bayangan
lekuk tubuhnya yang terbentuk pada saat ia bermeditasi dan bersandar di tembok
gua tersebut. Selama sembilan tahun bermeditasi di gua tersebut, Bodhidharma
mampu mendengar pembicaraan berbagai jenis mahluk hidup, misalnya semut yang
berada di sana.
2) Thio Sam Hong (Thio Kun
Po/Zhang Jun Bao/Zhang San Feng).
Di
masa mudanya, Thio Sam Hong adalah murid yang sangat berbakat di Kuil Shaolin.
Karena diperlakukan semena-mena oleh para seniornya, beliau keluar dari Kuil
Shaolin dan belajar mengembangkan Kungfu sendiri dengan memperhatikan berbagai
fenomena alam seperti terpaan angin keras terhadap pohon bambu, pertarungan
bangau dan ular, kokohnya pertahanan belalang sembah dari terpaan angin, dan
lain-lain. Setelah mengerti dan memahami Intisari Alam Semesta, Thio Sam Hong
muda menyepi di gunung Hua San untuk menyempurnakan ilmu-ilmunya. Pada saat
beliau turun gunung, beliau menjelajahi seluruh Tiongkok dan mengadu ilmunya
dengan para ahli bela diri dan para pendekar dari berbagai aliran. Berdasarkan
literatur kuno, tercatat dua pertarungan yang sangat terkenal. Pertarungan yang
pertama adalah pertarungan antara Thio Sam Hong dengan pegulat nomor satu Mongol
yang sangat besar, kuat dan agresif. Belakangan diketahui bahwa pegulat
tersebut juga sangat ahli dalam berbagai aliran Kungfu Tiongkok. Pegulat Mongol
tersebut konon mengalahkan banyak petarung Kuil Shaolin dan sejumlah pendekar
aliran keras lainnya. Pertarungan antara Thio Sam Hong dengan Pegulat Mongol
tersebut dimenangkan oleh Thio Sam Hong dengan ilmu barunya, yaitu Tai Chi QuanTaijiquan.
Pertarungan kedua adalah pertaruangan Thio Sam Hong yang seorang diri
mengalahkan lebih dari 100 orang gangster di sarang penyamun hanya dengan
tangan kosong. Semenjak itu, Thio Sam Hong diakui oleh seluruh kalangan
persilatan sebagai Pendekar Tanpa Tanding saat itu. Setelah merasa cukup dalam
perantauanya, Thio Sam Hong naik ke gunung Wudang (Butong) dan mendirikan
Perguruan Wudang dengan basis utama pengajarannya, yaitu Taoisme. Thio Sam Hong
sendiri diyakini merupakan Pencipta Ilmu Tai Chi, dan sangat ahli dalam Ilmu
Tao Yin (Nei Kung). Konon Thio Sam Hong hidup dalam 3 (tiga) zaman dinasti,
yakni Dinasti
Song, Dinasti Yuan (Monggol, dan Dinasti
Ming (Han), dan Thio Sam Hong dikenal sebagai immortal Taoist.
3) Yue Fei (Jenderal Yue Fei,
Tangyin-Provinsi Henan, 1103-1142).
Beliau
adalah Jenderal Patriot yang terkenal dari Kekaisaran Dinasti
Song (960-1279) yang bertempur melawan invasi suku bangsa Jin
(Jurchen/Juchen) dan hingga akhir hayatnya tetap setia membela negara walaupun
difitnah dan dihukum mati oleh penguasa lalim. Jenderal Yue Fei dipercaya
sebagai Pencipta Kungfu internal dan eksternal, yakni: Hsing - I (Xingyiquan)
dan Penyempurna Eng Jiaw (Cakar Elang). Pada masa mudanya, Jenderal Yue Fei
belajar dari Bhiksu Shaolin yang bernama Jow Tong/Lai Chin. Selain ahli dalam
pertarungan tangan kosong, Jenderal Yue Fei juga ahli dalam 18 senjata Shaolin
khususnya ilmu Tombak Tunggal. Konon ilmu tombaknya setara dengan ilmu tombak
Keluarga Marga Yang (Ilmu tombak Keluarga Yang merupakan ilmu silat keluarga
turun temurun yang sangat khas dan tinggi serta hanya sedikit Ahli/Pendekar
yang mampu menandingi ilmu mereka pada zamannya. Berdasarkan catatan kuno,
diketahui bahwa ilmu tombak tingkat tinggi Keluarga Yang mempunyai sejumlah
keistimewaan unik, yakni : Ilmu Tombak Naga Melekat/Naga Berpilin dan Ilmu
Tombak (Toya) Naga Perkasa yang mampu melumpuhkan/membunuh lawan tanpa
menyentuh fisik. Catatan : Keluarga Yang juga merupakan Patriot Sejati
terakhir yang tetap setia hingga akhir kejatuhan Kekaisaran Dinasti Sung oleh
Monggol). Kungfu Hsing I sendiri sempat lenyap dari dunia persilatan pasca
meninggalnya Jenderal Yue Fei hingga sampai ditemukan kembali Kitab Kungfu
Hsing I yakni Kitab 10 Prinsip Hsing-I peninggalan Jenderal Yue Fei menjelang
akhir Dinasti Ming oleh Ji Long Feng (Ji Jike). Kemudian Ji Long Feng
menurunkan Kungfu Hsing I ke Keluarga Ma, Cao Ji Wu dan lain-lain hingga
akhirnya muncul Kuo Yun Shen dan Sun Lutang sebagai ahli-ahli Kungfu Hsing I
yang luar biasa.
4) Qi Jiguang (1528-1588).
Beliau
adalah salah satu Jenderal Patriot yang terkenal lainnya dari Dinasti Ming
(1368-1644). Pada umur 22 tahun, Qi Jiguang bertempur dan mengusir tentara
Monggol yang dipimpin Altan Khan yang berupaya menjajah Tiongkok kembali
(1548-1552). Beliau bersama Yu Dayao dan Tan Lun terkenal sebagai Patriot yang
membasmi habis perompak dan bajak laut Jepang (rata2 para perompak tersebut
merupakan ex-Samurai yang kalah perang dan bekerjasama dengan perompak Tiongkok
atau penguasa setempat yang lalim)yang kerap kali merampok di daratan Tiongkok
khususnya wilayah Fujian dan Zhejiang. Paska pembasmian tersebut, tidak ada
perompak atau bajak laut Jepang yang berani kembali lagi karena kemampuan bertempur
dari tentara Jenderal Qi Jiquang yang luar biasa. Beliau mencatat dan
mewariskan seluruh ilmu Kungfunya dalam Kitab "Ji Shou Ching Hua"
yang saat ini menjadi salah satu pusaka yang melengkapi pustaka Kungfu
Tiongkok.
5) 5 Leluhur Shaolin.
Pasca
pembakaran Kuil Shaolin dalam pertempuran kedua antara para Pendeta Kuil
Shaolin dengan 50.000 Tentara Qing bersenjata lengkap dan modern yang dibantu
para Lhama Tibet dan Praktisi Pak Mei (White Eyebrow).
Kelima leluhur Shaolin tersebut
adalah :
1) Choi Tak-Chung (蔡德忠)
2) Fong Tai-Hung (方大洪)
3) Ma Chiu-Hing (馬超興)
4) Wu Tak-Tai (胡德帝)
5)Lee Sik-Hoi (李式開)
Berdasarkan literatur lama,
disebutkan bahwa Kuil Shaolin hancur total dan terbakar selama 40 hari 40 malam
dalam serangan tersebut. Seluruh catatan kuno ribuan tahun termasuk sejumlah
ilmu Kungfu legendaris dan senjata pusaka hilang atau habis terbakar. Dari
ribuan Biksu dan non Biksu Shaolin, hanya 5 orang yang lolos dari serangan
tersebut dan kemudian mereka menyebar keseluruh Tiongkok sembari menyebarkan
Shaolin Kungfu serta perlawanan anti Dinasti Qing. Kehancuran Kuil Shaolin
diakibatkan oleh adanya pengkhianatan oknum Shaolin yang ternyata adalah
antek-antek Dinasti Qing yang menyusup dan menabur racun diberbagai titik
sumber air dan makanan para Bhiksu. Pada saat serangan kedua tersebut, kondisi
fisik yang keracunan telah menyebabkan hilangnya kemampuan bertarung para
Bhiksu dan Non Bhiksu Shaolin. Dalam pertarungan pertama, para Petarung Kuil
Shaolin berhasil mengusir puluhan ribuan tentara Dinasti Qing yang bersenjata
lengkap. Kegagalan dalam serangan pertama tersebut, membuat Kaisar Qing di
puncak kemarahan. Sang Kaisar mengumpulkan tentara-tentara terbaik dari setiap
legiun dan merekrut seluruh ahli bela diri Kungfu (termasuk para Lhama Tibet
dan Praktisi Pak Mei) yang loyal kepada Dinasti Qing untuk bersama-sama
menyerbu Kuil Shaolin serta menpersiapkan strategi penyusupan/perusakan dari
dalam Kuil Shaolin. Dikemudian hari, 5 Leluhur Shaolin ini identik pula dengan
5 Tokoh Utama yang terkenal, yakni :
a) Hung Hei-Koon 洪熙官
Hóng Xīguān/Hung Hei Gun.
Beliau
adalah Pencipta Kungfu Hung Gar. Hung Hei Koon adalah murid utama dari Bhiksu
Gee Sin Sim See. Beliau terkenal sebagai Ahli Gung Gee Fok Fu Kuen (Siu Lum
Fook Fu Kuen)dan Cakar Harimau Sejati. Jurus cakar harimaunya terkenal sangat
ganas dan bertenaga. Kebanyakan korban keganasan jurus Cakar Harimau Hung Hei
Koon adalah para tentara Qing dan antek-antek Manchu.
b) Lau Sam-Ngan 劉三眼
Liú Sānyǎn/Lau Sam Ngan.
Beliau
adalah Pencipta Kungfu Lau Gar dan dikenal dengan julukan "Lau si Mata
3". Kemampuan Kungfu Lau Sam Ngan sangat tinggi sekali. Beliau dikenal
mampu bertarung menghadapi keroyokan tentara Qing dan para praktisi Kungfu
lainnya tanpa harus menoleh seolah2 terdapat "mata lain" dibelakang
kepalanya.
c) Choi Kau-Yee 蔡九儀
Cài Jiǔyí/Choy Gau Yi.
Beliau
adalah Pencipta Kungfu Choi Gar
d) Lee Yau-San 李友山
Lǐ Yǒushān/Li Yau San.
Beliau
adalah Guru dari Chan Heung, Pencipta Kungfu Lei Gar (Choi Lei Fut)
e) Mok Ching-Kiu 莫清矯
Mò Qīngjiǎo/Mok Ching Giu,
Beliau
adalah Pencipta Kungfu Mok Gar
6) Wong Fei Hung (Huang Fei
Hong, Fushan, 1847-1924).
Beliau
hidup pada zaman Dinasti Qing (1644-1912) dan tercatat sebagai Patriot
Nasionalis, Ahli Kungfu, Pendiri rumah obat
Pho Chi Lam dan sekaligus Shinshe Akunpuntur yang sangat terkenal dengan
berbagai jenis ilmu Kungfu seperti : Ilmu Pasangan Harimau dan Bangau,
Tendangan Tanpa Bayangan, Tinju Besi, Toan Ta, Toya 8 Diagram dan lain-lain.
Murid-murid Beliau yang sangat terkenal antara lain : Lam Sai Wing, Leung
Fong, Tang Fung dan Lin Wan Gai. Wong Fei Hung merupakan anak dari Wong Kei
Ying, salah satu Pesilat terkenal dari "10 Harimau Kanton". Pada umur
16 tahun, Wong Fei Hung mendirikan Perguruan Silat di berbagai wilayah,
yakni : Shuijiao, Diqipu, Xiquan dan Guangdong. Selain itu, Beliau juga
mendirikan Rumah Obat Pho Chi Lam dan menjadi Instruktur Pelatih Mliter Termuda
pada Resimen V Tentara Kanton. Pada masa hidupnya, Wong Fei Hung terkenal
dengan berbagai pertarungan baik dengan para pesilat lokal maupun petarung
asing demi mempertahankan "China's Pride" yang pada saat itu jatuh
hingga ke titik terendah. 2 (Dua) pertarungan yang sangat terkenal adalah pada
saat Wong menjatuhkan lebih dari 50 orang pesilat gangster/bajak laut di
pelabuhan hanya dengan sebatang toya dan pertarungan kedua adalah pada saat
Beliau bersama dengan Liu Yong Fu berperang langsung dengan tentara Jepang di
Taiwan. Beliau sendiri merupakan murid langsung dari Pengemis Sakti So (Beggar So),
Lam Fuk Sing, Lin Fu Cheng dan ayahnya sendiri yang notabene adalah anak dari
Wong Tai, murid langsung Luk Ah Choi, Ahli Kungfu Hung Gar dan sekaligus murid
langsung dari Biksu Shaolin terkenal : Gee Sin Sim See, Li Bak Fu &
Hung Hei Koon.
7) Hua Yan Jia (Fok Yuen
Gap/Ho Goan Ka, Tianjin, 1868-1910).
Beliau
adalah Pendiri Chin Woo Athletic Association (Jing Wu Men) yang hingga kini
telah tersebar lebih dari 50 cabang di USA, Kanada, Argentina, Peru, Makau,
Hongkong, China, Jepang, Wales, Selandia Baru, Srilanka, Vietnam, Australia,
Singapura, Thailand, Malaysia dan lain-lain. Beliau merupakan Pendekar Kungfu
yang terkenal sangat nasionalis dan juga lahir dari Keluarga Pesilat aliran
Huo. Pada awalnya, Hua Yan Jia tidak diperbolehkan belajar Ilmu Silat karena
kondisi tubuhnya yang lemah dan sering sakit. Namun karena kemauan yang keras
dan bakat yang tinggi, secara diam2 Hua Yan Jia muda selalu mengintip kakak2nya
dan para murid Ayahnya (Huo Endi) pada saat latihan. Konon ilmunya semakin
sempurna setelah berjumpa dengan salah satu Patriot Kungfu yang terkenal :
Wang Wu, Si Golok Besar yang memoles kemampuan Hua Yan Jia muda. Kemampuan
bertarung Hua Yan Jia teruji pertama kali pada saat Beliau mengalahkan Ahli
Kungfu Selatan bernama "Du" yang sebelumnya justru mengalahkan
Keluarga Huo pada saat pertarungan tahunan antar Keluarga Pesilat. Pada masa
hidupnya, baik Beliau maupun muridnya Liu Zhensheng terkenal sebagai Pendekar
Kungfu yang banyak mengalahkan berbagai praktisi aliran beladiri dari berbagai
negara seperti Pegulat, Petinju, Ju Jit Su/Pejudo dan Karateka dari Rusia,
Inggris dan Jepang. Pertarungan pertama Huo Yan Jia dengan Petarung Barat
terjadi pada tahun 1901 dalam pertarungan terbuka di Taman Xiyuan, Tianjin. Huo
Yan Jia mengalahkan Pegulat Terkuat Rusia (Pertarungan tersebut merupakan
"Show of Force" Kekaisaran Rusia untuk melemahkan mental rakyat
China) secara telak dengan cara mengangkat dan melemparnya keluar dari panggung
pertarungan. Pertarungan kedua terjadi pada tahun 1909 dengan Juara Tinju
Inggris berpostur tinggi besar, O'Brien. Huo Yan Jia kembali mengalahkan
lawannya dengan jurus ciptaannya, yakni Kungfu Mi Zhong. Dalam perkembangan
selanjutnya, Huo Yan Jia lebih banyak menerima tantangan dari Petarung Jepang
dan tidak ada yang dapat mengalahkan Beliau pada saat itu. Sayangnya, Huo Yan
Jia meninggal terlalu cepat, yakni pada umur 42 (tahun 1910) dan berdasarkan
hasil otopsi Tianjin Municipality Police Laboratory, ditemukan racun arsenik
dalam tubuh Huo. Para petinggi Chin Woo dan Dokter pemeriksa menduga bahwa
racun tersebut terkait dengan hasil pertarungan terakhir dengan Japanesse Judo
Association ("JJA") yang berakibat banyaknya anggota JJA yang
menderita kekalahan telak atau luka fatal di matras pertarungan.
8) Chan Tzi Ching.
Beliau
merupakan pewaris utama Kungfu Cakar Elang dari aliran Keluarga Marga Lau.
Beliau terkenal sebagai Petarung Kungfu yang tidak terkalahkan dan semua
lawannya ditaklukan hanya dalam 3 jurus dan/atau dengan Pukulan 3 Inchi. Pada
masa tersebut, hanya Huo Yan Jia sendiri yang mampu mengimbangi ilmu Kungfu
Chan Tzi Ching. Tertarik dengan kemampuan bertempur yang luar biasa, Huo Yan
Jia mengundang Chan Tzi Ching untuk turut mengajar di Chin Woo, Shang Hai pada
tahun 1910. Setelah kematian Huo Yan Jia akibat terkena racun arsenik dari agen
rahasia Jepang, Chan Tzi Ching meneruskan perjuangan Huo Yan Jia dan banyak
bertarung dengan sejumlah praktisi bela diri Jepang dan Barat namun tidak ada
satupun yang dapat mengalahkan Beliau hingga akhir hayatnya.
9) Fan Xu Dong.
Beliau
mempunyai postur tubuh yang tinggi dan besar namun mempunyai kemampuan ilmu
meringankan tubuh yang luar biasa pada zamannya. Beliau merupakan salah satu
ahli totok Kungfu Belalang Sembah (Praying Mants) dan Golok Besar (Guan Dao).
Fan Xu Dong terkenal sebagai Petarung Kungfu Patriot yang turut serta dalam
pemberontakan Boxer karena tidak tahan dengan perilaku negara-negara Barat dan
Jepang yang pada saat itu mencelakakan rakyat dan ingin menjajah Tiongkok
menjelang akhir Dinasti Qing. Terdapat sejumlah pertarungan terkenal antara Fan
Xu Dong dengan sejumlah petarung yang mewakili 8 negara, yakni pertarungan
pertama adalah pada saat Beliau menjawab tantangan jagoan Samurai Jepang dalam
pertarungan hidup mati secara terbuka di Shandong. Fan Xu Dong membabat tubuh
sang Samurai menjadi 2 bagian dalam hitungan detik pada saat itu dengan
menggunakan senjata Guan Dao. Pertarungan kedua terjadi pada tahun 1875, Fan Xu
Dong mewakili Perguruan Kungfu Yantai untuk menjawab tantangan dari Juara
Nasional Gulat Rusia. Pertarungan kembali dimenangkan oleh Fan Xu Dong secara
telak. Setelah kemenangan tersebut, Fan Xu Dong banyak bertarung dengan
petarung2 Rusia namun tidak ada satupun yang dapat mengalahkannya hingga Beliau
pulang ke Tiongkok kembali.
10) Keluarga Chen Tai
Chi : Chen Fa Ke.
Chen
Fa Ke adalah salah 1 (satu) generasi penerus ke-17 Tai Chi aliran marga Chen
yang sangat terkenal pada masa hidupnya karena tidak ada satupun lawan yang
dapat mengalahkannya dan Beliau mengalahkan seluruh lawan2nya tanpa mencederai
mereka sedikitpun. Beliau sendiri merupakan anak dari Chen Chang Xing, salah
satu Tai Chi Master aliran Chen yang terkenal. Pertarungan Beliau yang paling
terkenal adalah pertarungan bebas atau "Leitai" selama 17 hari di
Beijing. Selama 17 hari tersebut, Chen Fa Ke mengalahkan seluruh lawan-lawannya
hanya dengan ilmu Tai Chi aliran Chen. Banyak Ahli Bela Diri baik aliran keras
maupun lembut serta berbagai aliran Bela Diri lain yang mengakui bahwa Chen Fa
Ke adalah Pesilat Tak Terkalahkan pada zamannya. Chen Fa Ke dijuluki
"Taiji Yi Ren" (The Best Tai Chi Master) dan "Quan Shen"
(Martial Saint) oleh para praktisi bela diri dunia. Tai Chi aliran Marga Chen
berpusat di Desa Chen (Chen Jiagao) dan hampir seluruh penduduk desa tersebut
adalah praktisi Tai Chi. Berdasarkan catatan sejarah, Tai Chi aliran Chen ini
diperkenalkan pertama kali oleh Chen Wan Ting, pensiunan Jenderal Dinasti Ming.
11) Keluarga Yang, Yang Lu
Chan (Yang Fu Kui).
Beliau
adalah Pendiri Tai Chi aliran marga Yang. Pada masa hidupnya, Beliau juga
terkenal sebagai Pendekar dengan julukan "Yang Wu Di = Yang Tak
Terkalahkan". Keturunan Beliau dan penerusnya yang sangat terkenal antara
lain : Yang Chien Hou, Yang Shao Hao, Yang Cheng Fu, Yang Ban Hou &
Chen Man Ching. Ilmu Tai Chi Yang Lu Chan sendiri terkenal dengan sejumlah
julukan, yakni Mien Quan (Cotton Fist)dan Hua Quan (Neutralising Fist).
12) Kuo Yun Shen (Guo Yun
Shen/Yu Sheng).
Beliau
terkenal sebagai Pendekar kosen baik dari ilmu silat maupun Nei Kung yang
sangat tinggi. Beliau adalah ahli Kungfu Hsing - I (Xing Yi). Kuo Yun Shen
dijuluki "Ban Bu Peng Kuo" karena terkenal dengan penguasaan ilmu
Peng Quan ("Crushing Fist") yang sempurna, salah satu ilmu dari 5
Elemen Hsing I). Konon Ilmu Tapak Kapasnya mampu merontokkan tubuh lawan cukup
hanya dengan menyentuhnya. Kuo Yun Shen pernah menepuk 10 batubata dengan
lembut dan semuanya hancur terburai. Beliau sendiri adalah murid terbaik dari
Master Li Luoneng dan tidak pernah terkalahkan oleh siapapun pada zamannya.
Hanya satu orang yang dapat mengimbangi Master Kuo Yun Shen, yakni Tung Hai
Chuan dalam pertarungan sengit selama 3 hari 3 malam yang berakhir seri dan
akhirnya mereka menjadi sahabat baik yang saling bertukar ilmu Kungfu.
13) Sun Lutang (Sun Fu Quan).
Beliau
adalah Pencipta Tai Chi aliran Sun dan terkenal sebagai Ahli Hsing I dan Bagua.
Beliau merupakan murid dari berbagai Ahli Kungfu seperti Bhiksu Wu, Kuo Yun
Shen, Li Kui Yuan, Cheng Ting Hua (Ahli Baguazhang), Hao Wei Chen (Ahli Wu Yu
Xiang Tai Chi) dan lain-lain. Julukan Beliau adalah : "Pendekar
Kepala Harimau" dan "Lebih Pintar daripada Monyet Aktif".
14) Tung Hai Chuan (Dong
Haichuan).
Beliau
adalah pencipta ilmu Baguazhang (Zhuan Zhang)dan terkenal tidak terkalahkan
pada zamannya. Salah satu pertarungan terkenalnya adalah pertarungan 3 hari 3
malam dengan Master Kuo Yun Shen yang berakhir seri. Selain ahli Baguazhang,
Beliau juga ahli dalam ilmu Bafanshan, Hongquan, Xingmengquan, Jinggangquan,
Erlangquan dan Lohanquan. Tung Hai Chuan sendiri dikenal memiliki Ilmu Khusus
lainnya yang dinamakan "Langkah Awan/Awan Bearak" sejenis Ilmu
Meringankan Tubuh yang luar biasa yang dapat dimainkan bersamaan dengan ilmu
Baguazhang.
15) Yip Man (Ip Man, Foshan,
Namhoi 1898-1972).
Beliau
merupakan salah satu ahli Kungfu Wing Chun ternama dan terkenal sebagai Pesilat
yang tak terkalahkan namun sangat "low profile". Beliau merupakan
murid langsung dari Chan Wah Sun, Ng Chung Sok & Leung Bik (anak dari Leung
Jan). Selama di Foshan, Tiongkok, Beliau mempunyai beberapa murid yang terkenal
antara lain : Lok Yiu, Chow Kwong Yue,Kwok Fu, Lun Kai,Chan Chi Sun dan
Lui Ying. Pada saat di Hongkong, sejumlah murid Beliau yang terkenal adalah
Leung Sheung, Lok Yiu, Chu Song Tin, Wong Shun Leung, Lo Man Kam dan Li Siau
Lung/Li Jun Fan (Bruce Lee).
Yip Man merupakan anak dari
sebuah keluarga pedagang yang kaya dan sangat dermawan. Asal muasal
ketertarikan Yip Man belajar Kungfu dikarenakan Keluarga Yip Man mengijinkan
seorang Master Kungfu yang telah berumur yakni Master Chan Wah Shun untuk
melestarikan Kungfu dengan cara mengajar sekelompok murid di lingkungan kuil
keluarga. Master Chan memiliki reputasi sebagai Ahli Kungfu yang baik hati
karena sering membela kepentingan rakyat kecil yang tertindas oleh gerombolan
perampok, penjahat atau pejabat yang semena-mena. Yip Man yang saat itu berumur
9 tahun sering mengamati latihan Master Chan dan murid-muridnya. Beliau sempat
memohon agar diterima menjadi murid Master Chan, namun Master Chan yang pada
saat itu berumur 60 tahun lebih sudah tidak ingin menerima murid lagi. Namun
Yip Man muda adalah seorang yang sangat keras keinginan dan pantang menyerah,
walaupun ditolak berkali-kali, Yip Man tetap pantang menyerah.
Untuk menguji keinginan dan
kesungguhan Yip Man, Master Chan menyatakan akan menerimanya sebagai murid jika
dia mampu membayar uang latihan sebesar tiga tael perak. Keesokan harinya, Yip
Man justru datang dengan membawa seluruh tabungannya yang berjumlah 300 keping
perak! Master Chan melihat bahwa Yip Man memiliki keinginan dan kesungguhan
yang sangat kuat untuk belajar Kungfu Wing Chun. Setelah berdiskusi bersama
dengan orang tuanya Yip Man, akhirnya Master Chan menerima Yip Man sebagai
murid terakhirnya.
Yip
Man belajar Kungfu Wing Chun dengan Master Chan selama empat tahun atau hingga
Master Chan meninggal dunia. Untuk lebih memperdalam ilmu Kungfunya, Yip Man
kemudian belajar selama 2.5 tahun dengan senior yang lain, yakni Ng Chun.
Ketika Yip Man berumur 16 tahun, orangtuanya mengirimnya ke Hong Kong untuk
bersekolah di St Stephen's College. Dengan cepat popularitas Yip Man berkembang
pesat di St Setphen's College karena Beliau sering melayani dan memenangkan
pertarungan terbuka baik dengan para seniornya ataupun praktisi aliran bela
diri lain yang rata-rata berbasis Kungfu, Tinju dan Karate. Pada saat itu,
Kungfu Wing Chun mulai populer sebagai aliran Kungfu baru yang handal diluar
aliran-aliran yang telah ada.
Yip
Man muda sangat menyukai pertarungan hingga pada suatu saat Beliau memperoleh
informasi bahwa di pabrik sutera salah seorang temannya, terdapat seorang Ahli
Kungfu yang luar biasa namun telah berumur 50 tahun. Ahli Kungfu tersebut
tinggal di perahu nelayan yang bersandar dekat pelabuhan Hongkong. Yip Man
kemudian menemui sang Master dan meminta petunjuk dari sang Ahli Kungfu. Namun
sang Ahli Kungfu tersebut justru meminta Yip Man untuk mendemonstrasikan Kungfu
Wing Chun-nya. Setelah melihat beberapa jurus Yip Man, sang Ahli Kungfu
tersebut justru meledek bahwa ilmu Kungfu Wing Chin Yip Man sebenarnya masih
jauh dibawah standar Ahli Kungfu Wing Chun! Merasa bahwa kemampuannya
direndahkan, Yip Man menantang sang Ahli tersebut untuk bertarung. Dalam
satu-dua gerakan, Yip Man justru terlempar ke perairan! Setelah berkali-kali
mencoba menyerang dengan berbagai jurus rahasia yang dipelajarinya selama ini,
akhirnya Yip Man menyadari bahwa Ahli Kungfu yang ditemuinya ini adalah Ahli
Kungfu tingkat tinggi karena seluruh serangan Yip Man tidak dapat mengenai
sasaran! Akhirnya Yip Man pun menyerah dan menyatakan keinginannya untuk belajar
dari sang Ahli Kungfu tersebut. Tertarik dengan bakat dan kemampuan Yip Man,
Ahli Kungfu tersebut menerima Yip Man sebagai muridnya. Belakangan Yip Man baru
tahu bahwa Ahli Kungfu tersebut ternyata adalah Master Leung Bik yang masih
satu "lineage/akar" dengan ilmu Kungfu Master Chan Wah Sun. Master
Leung Bik sendiri merupakan Ahli Kungfu dari berbagai aliran namun lebih
memfokuskan diri pada aliran Kungfu Wing Chun. Namun selama ini, tidak ada
orang/ahli Kungfu lainnya yang tahu bahwa Master Leung Bik sebenarnya adalah
Ahli Kungfu Wing Chun hingga kedatangan Yip Man!
Kungfu
Wing Chun Master Leung Bik dan Master Chan Wah Sun sebenarnya berasal dari akar
yang sama, yakni Shaolin Wing Chun Ng Mui namun Master Leung Bik melakukan
sejumlah perubahan sesuai dengan pengalaman bertarungnya selama ini sehingga
terdapat perbedaan pola dan jurus yang antara Kungfu Wing Chin Tradisional
dengan Kungfu Wing Chun miliknya. Setelah belajar selama 2.5 tahum, Master
Leung Bik telah mewarisi seluruh ilmunya kepada Yip Man dan meminta Yip Man
untuk menyebarluaskan Kungfu Wing Chun kepada khalayak ramai. Seiring dengan
selesainya masa studi Beliau, Yip Man kembali ke Foshan dan bercita-cita untuk
melaksanakan mandat gurunya. Yip Man mengajarkan seluruh kemampuannya kepada rekan-rekan
seperguruan namun keinginan tersebut sempat menemui ganjalan karena salah
seorang seniornya tetap ingin mempertahankan tradisional Wing Chun sehingga
sempat terjadi pertarungan antara Yip Man dengan seniornya. Namun pada akhirnya
sang senior dapat menerima bahwa ilmu Kungfu yang baik adalah ilmu Kungfu yang
dapat beradaptasi dan berubah sesuai dengan perkembangan yang ada. Selama di
Foshan terjadi banyak peristiwa yang mengubah jalan hidup Master Yip Man, mulai
dari masuknya penjajahan Jepang hingga sejumlah pertarungannya dengan ahli-ahli
bela diri Jepang yang menindas rakyat kecil. Yip Man sering menjawab tantangan
para ahli bela diri Jepang yang berupaya merontokkan mental rakyat Tionghoa
dengan mengadakan sejumlah turnamen bela diri. Kemenangan demi kemenangan
diraih dengan mudah dan cepat dalam setiap pertarungan hingga akhirnya Yip Man
harus dilarikan dari Foshan ke Hongkong kembali karena menjadi target
pembunuhan.
Pada
awal mulanya di Hong Kong, Yip Man bekerja di restoran dan sehari-harinya
mengajar Kungfu Wing Chun kepada Wong Sheung Leung, salah seorang praktisi
Kungfu Pak Mei dan sekaligus murid pertama Yip Man. Kehidupan di Hongkong yang
keras sering menyebabkan Yip Man menerima banyak tantangan baik dari aliran
Kungfu maupun bela diri lainnya. Pada umumnya, Yip Man menolak secara halus
tantangan tersebut namun pada akhirnya pertarungan tetap tak terhindarkan. Yip
Man tidak pernah mengalami kekalahan sekalipun atau melukai lawan-lawannya
dalam setiap pertarungan dan pada umumnya setelah pertarungan selesai, para
lawan-lawannya justru sangat segan terhadap Yip Man karena sikap Yip Man yang
rendah hati dan ksatria. Setelah mengajar ilmu Kungfu Wing Chun selama 20 tahun
di Hongkong, Master Yip Man meninggal dunia.
16) Bruce Lee
(Lee Jun Fan/Lee Siau Lung).
Beliau
adalah praktisi Kungfu Wing Chun dan sekaligus pendiri aliran bela diri baru:
Jeet Kune Do (Intercepting Fist). Beliau adalah aktor sekaligus seniman bela
diri yang memulai perjalanan di bidang bela dirinya dari hobi berkelahi di
jalanan, termasuk dengan anggota-anggota geng mafia. Pada masa hidupnya, beliau
terkenal dengan sejumlah pertarungan nyata dengan berbagai praktisi bela diri
baik pada waktu shooting;;
film maupun pada hari-hari
yang telah ditentukan. Berikut adalah daftar pertarungan Bruce Lee yang
tercatat:
a)
Pada tahun 1958, Bruce Lee mengalahkan Juara Tinju
Boxer Inggris tiga kali, Gary Elms, di ronde ketiga dengan KO dalam kejuaran
Hongkong Inter School Amateur Boxing Championship.
b)
Sebelum berhadapan dengan Gary Elms, Bruce Lee
mengalahkan Shen Yuen, Lieh Lo, dan Yang Huang; semuanya di ronde pertama
dengan KO.
c)
Bruce Lee mengalahkan Pu Chung, Ahli Kungfu Choy Li Fut
dengan KO di ronde pertama dalam pertarungan Full Body Contact. Sponsor
pertarungan tersebut adalah Wong Sheung Leung.
d)
Dari tahun 1959 hingga 1960, Bruce Lee terlibat banyak
pertarungan di jalan dan rata-rata korbannya KO atau cacat, sehingga pihak
kepolisian menjadi sibuk akibat kesukaannya tersebut.
e)
Pada tahun 1962, Bruce Lee mengalahkan Uechi, juara
Karate Sabuk Hitam, dengan KO dalam waktu 11 detik, di Seattle. Taki Kimura,
salah seorang murid sekaligus sahabat Bruce Lee, justru menghitung KO tersebut
dalam waktu 10 detik.
f)
Pada saat shooting film The Big
Boss di Thailand,
Bruce Lee menjawab tantangan para Muai Thay dengan meng-KO wakil mereka hanya
dalam hitungan detik.
g)
Pada saat shooting film Enter
the Dragon, Bruce juga menjawab tantangan seorang karateka Sabuk Hitam
dengan meng-KOnya dalam hitungan detik.
h)
Dalam beberapa kesempatan, Bruce menjawab tantangan
dari berbagai ahli bela diri baik dengan menggunakan tangan kosong maupun
senjata, namun semua lawannya rata-rata mengalami nasib KO atau tidak dapat
melanjutkan pertarungan. Pada umumnya pertarungan tersebut disaksikan banyak
orang atau ahli-ahli bela diri lainnya.
i)
Pertarungan yang terlama dan cukup menguras energi
Bruce Lee adalah pada saat beliau berhadapan dengan Wong Jack Man, ahli Xing Yi,
Kungfu Shaolin Selatan dan Tai Chi. Konon Wong Jack Man adalah petarung Kungfu
dari Chin Woo School. Pertarungan selesai dalam waktu 20-25 menit dengan
kemenangan Bruce Lee. Pada kesempatan lain, Wong Jack Man mengajukan tantangan
kembali namun Bruce Lee tidak pernah menanggapinya. Belajar dari
pertarungan-pertarungan tersebut, Bruce mengintegrasikan seluruh kemampuan dan
ilmu bela dirinya dan akhirnya menciptakan aliran bela diri baru, yakni Jeet Kune
Do.
Akhirnya
seiring dengan semakin pesatnya kemajuan dan keterbukaan negara Tiongkok,
berbagai jenis dan aliran ilmu bela diri Kung fu berangsur-angsur
digabung dan distandarisasi menjadi suatu bentuk olahraga yang
dapat dipertandingkan secara internasional, yang saat ini dikenal sebagai Wushu
atau "Seni Tempur".
4.14
MUAY THAI
Muay
Thai
atau Tinju Thai (bahasa Thai: มวยไทย, IPA: [muɛ̄j tʰɑ̄j])
adalah seni bela diri keras
dari Kerajaan
Thai. Muay Thai mirip dengan gaya seni bela diri lain dari Indocina,
seperti pradal serey dari daerah Kamboja, Tomoi dari daerah Malaysia, lethwei dari daerah Myanmar dan Muay Lao dari daerah Laos. Muay Thai adalah
olahraga nasional Kerajaan Thai dan turunan dari bela diri kuna Muay Boran.
Etimologi
Kata
Muay berasal dari bahasa Sanskerta "mavya" ("tinju bela diri")
dan Thai berasal dari kata "Tai" ("suku Thai").
Muay Thai disebut sebagai "Seni Delapan Tungkai" atau "Ilmu
Delapan Tungkai" karena tehniknya sangat sarat menggunakan pukulan, tendangan, siku dan serangan lutut, sehingga
penggunaan delapan "titik kontak", yang berbeda dengan tehnik
"dua poin" (tinju) di tinju gaya Barat dan "empat
poin" (tangan dan kaki) yang digunakan dalam seni bela diri yang
berorientasi olahraga. Seorang praktisi Muay Thai dikenal sebagai nak Muay
, sedangkan praktisi Barat, kulit putih atau non-Asia Tenggara kadang-kadang
disebut nak Muay farang, yang berarti
"petinju asing".
Asal-usul
Berbagai bentuk kickboxing
telah lama dipraktekkan di seluruh daratan Asia
Tenggara. Berdasarkan kombinasi dari Cina dan seni bela diri India,
[1]
praktisi Muay Thai mengklaim bahwa Muay Thai telah ada selama dua ribu tahun.
Di Kerajaan
Thai, Muay Thai berevolusi dari Muay Boran ("tinju
kuno"), sebuah metode pertempuran tangan
kosong yang mungkin telah digunakan oleh tentara bangsa Siam
setelah kehilangan senjata mereka di pertempuran. Beberapa juga percaya bahwa militer
bangsa Siam kuno
menciptakan Muay Thai dari seni berbasis senjata Krabi krabong tetapi
yang lain berpendapat bahwa keduanya dikembangkan bersamaan satu sama lain. Krabi Krabong tetap
merupakan pengaruh penting pada Muay Thai seperti dapat dilihat pada beberapa
teknik tendangan, pitingan dan gerakan-gerakan dalam wai khru yang
memiliki asal-usul mereka dalam pertempuran bersenjata.
Muay Boran, dan setelah itu
Muay Thai, awalnya disebut "dhoi muay" atau hanya "Muay".
Selain digunakan sebagai teknik pertempuran praktis untuk digunakan dalam
perang yang sebenarnya, "Muay" kemudian menjadi sebuah
olahraga di mana dua lawan bertempur di depan penonton yang pergi untuk melihat
hiburan.
Kontes "Muay" ini berangsur-angsur menjadi bagian integral
dari perayaan festival lokal negeri Siam, khususnya yang diadakan di kuil persembahyangan
Hindu-Buddha. "Muay" bahkan digunakan sebagai hiburan bagi raja-raja Siam.
Akhirnya, para petarung yang sebelumnya bertelanjang tangan mulai mengenakan tali rami panjang di sekitar
tangan dan lengan. Jenis pertandingan pertunjukan ini disebut muay kaad
cheuk (Aksara Thai: มวยคาดเชือก).
"Muay"
secara bertahap kemudian menjadi cara yang mungkin untuk mencapai kemajuan
hidup pribadi, karena para bangsawan semakin menghormati para praktisi seni
"Muay" yang terampil dan mengundang petarung yang terpilih
untuk datang dan tinggal di istana kerajaan untuk mengajarkan "Muay"
kepada staf rumah tangga kerajaan, prajurit, pangeran atau pengawal pribadi sang
raja.[rujukan?] "Muay
kerajaan" ini disebut muay luang (มวยหลวง).
Beberapa waktu dalam periode Kerajaan Ayutthaya, satu peleton pengawal
kerajaan didirikan, yang tugasnya adalah untuk melindungi raja dan negara. Mereka
dikenal sebagai "Grom Nak Muay" (Resimen Petarung
Muay). Tradisi "Muay" sebagai pelindung kerajaan ini berlanjut
sampai masa pemerintahan dari Raja Rama V (1868 – 1910) dan Rama VII
(1925 – 1935).
Teknik bertarung
Teknik
formal Muay Thai dibagi menjadi dua kelompok: "Mae Mai" atau
"teknik utama" dan "Luk Mai" atau "teknik
minor". Muay Thai sering merupakan seni tempur kontak penuh, dimana lawan
saling bertukaran pukulan dengan satu sama lain. Hal ini tentunya adalah
berdasar penataan gaya tradisional di Kerajaan Thai, tapi merupakan suatu
bentuk bela diri yang kurang populer dalam sirkuit dunia bela diri kontemporer
di mana gaya bertukar pukulan dengan pukulan ala Thai dianggap tidak lagi menguntungkan.
Hampir semua teknik dalam Muay Thai menggunakan gerakan seluruh tubuh, memutar
pinggul dengan setiap tendangan, pukulan, siku dan tangkisan.
Pukulan (Chok)
Pertandingan
Muay Thai di Bangkok,
Kerajaan
Thai.
Istilah
|
Indonesia
|
Thai
|
Transliterasi
|
|
Jab
|
หมัดตรง
|
Mud
Trong
|
mɑd
troŋ
|
|
Hook
|
หมัดเหวี่ยงสั้น
|
Mud
Wiang San
|
mɑd
wɪɑŋ sɑn
|
|
Swing
|
หมัดเหวี่ยงยาว
|
Mud
Wiang Yao
|
mɑd
wɪɑŋ jɑːo
|
|
Spinning
Backfist
|
Pukulan
ke belakang berputar
|
หมัดเหวี่ยงกลับ
|
Mud
Wiang Glub
|
mɑd
wɪɑŋ ɡlɑb
|
Uppercut
|
หมัดเสย
( หมัดสอยดาว
)
|
Mud
Seuy
|
mɑd
sɣɪ
|
|
Cobra
|
กระโดดชก
|
Kra-dod
Chok
|
ɡrɑ
doːd tʃoɡ
|
Teknik
pukulan dalam Muay Thai awalnya cukup sederhana menjadi serangan menyilang dan
panjang (atau malas) yang melingkar yang dilakukan dengan lengan lurus (tapi
tidak terkunci) dan mendarat dengan tumit telapak tangan. Pengawinan-silang
dengan tinju ala Barat dan seni bela diri Barat menjadikan adanya jarak pukulan
tinju penuh gaya barat yang sekarang digunakan: jab, kanan lurus / silang,
hook, pukulan ke atas, pukulan sodok dan pukulan pilin dan atas tangan,
serta kepalan tangan dan pukulan ke belakang.
Sebagai taktik, meninju tubuh
jarang digunakan dalam Muay Thai dibandingkan seni bela-diri menyerang yang
lain untuk menghindari mengekspos kepala penyerang dan membalas serangan dari
lutut atau siku. Untuk memanfaatkan jarak poin sasaran, sesuai dengan teori
garis tengah, petarung bisa menggunakan gaya berdiri ala Barat atau Thai yang
memungkinkan eksekusi serangan jarak panjang atau serangan jarak pendek secara
efektif tanpa mengorbankan pertahanan.
Siku lengan (Tee sok)
Siku
lengan dapat digunakan dalam beberapa cara sebagai senjata serangan:
horisontal, diagonal-ke atas, diagonal-ke bawah, pukulan ke atas, ke bawah, ke
belakang-berputar dan terbang. Dari sisi samping sikut dapat digunakan sebagai
jurus penghabisan atau sebagai cara untuk memotong pelipis lawan sehingga darah
bisa menghalangi pandangannya. Siku diagonal lebih cepat dari bentuk-bentuk
serangan sikut lain, tetapi kurang kuat.
Istilah
|
Indonesia
|
Thai
|
Transliterasi
|
|
Elbow
Slash
|
Bantingan
siku
|
ศอกตี
|
Sok
Tee
|
sɔ̀ːk
tīː
|
Horizontal
Elbow
|
Siku
horisontal
|
ศอกตัด
|
Sok
Tud
|
sɔ̀ːk
tàd̥
|
Uppercut
Elbow
|
Siku
ke atas
|
ศอกงัด
|
Sok
Ngud
|
sɔ̀ːk
ŋád̥
|
Forward
Elbow Thrust
|
Dorongan
siku ke depan
|
ศอกพุ่ง
|
Sok
Poong
|
sɔ̀ːk
pʰûŋ
|
Reverse
Horizontal Elbow
|
Siku
horisontal ke belakang
|
ศอกเหวี่ยงกลับ
|
Sok
Wiang Glub
|
sɔ̀ːk
wìːaŋ klàb̥
|
Spinning
Elbow
|
Siku
berputar
|
ศอกกลับ
|
Sok
Glub
|
sɔ̀ːk
klàb̥
|
Elbow
Chop
|
Pukulan-potong
siku
|
ศอกสับ
|
Sok
Sub
|
sɔ̀ːk
sàb̥
|
Double
Elbow Chop
|
Pukulan-potong
ganda siku
|
ศอกกลับคู่
|
Sok
Glub Koo
|
|
Mid-Air
Elbow Strike
|
Serangan
udara sikut
|
กระโดดศอก
|
Gra-dode
Sok
|
Terdapat
perbedaan yang jelas antara serangan siku tunggal dan serangan lanjutannya.
Serangan siku tunggal adalah sebuah gerakan siku yang independen dari gerakan
lainnya, sedangkan serangan siku lanjutan adalah serangan kedua dari lengan
yang sama, menjadi hook
atau pukulan lurus dengan serangan siku sebagai lanjutan. Serangan siku
tersebut, dan serangan siku lainnya, digunakan ketika jarak antara petarung
menjadi terlalu pendek dan ruang gerak terlalu kecil untuk melempar hook
ke kepala lawan. Siku juga dapat digunakan sebagai tangkisan atau pertahanan
yang sangat efektif terhadap, misalnya, serangan lutut-lompat, serangan lutut
samping-tubuh, tendangan atau pukulan.
Tendangan (Tae)
Istilah
|
Indonesia
|
Thai
|
Transliterasi
|
Straight
Kick
|
Tendangan
lurus
|
เตะตรง
|
Tae
Trong
|
Roundhouse
Kick
|
Tendangan
putar
|
เตะตัด
|
Tae
Tud
|
Diagonal
Kick
|
Tendangan
diagonal
|
เตะเฉียง
|
Tae
Chiang
|
Half-Shin,
Half-Knee Kick
|
Tendangan
tulang-kering, Tendangan setengah lutut
|
เตะครึ่งแข้งครึ่งเข่า
|
Tae
Krueng Kheng Krueng Kao
|
Spinning
Heel Kick
|
Tendangan
tumit berputar
|
เตะกลับหลัง
|
Tae
Glub Lang
|
Down
Roundhouse Kick
|
Tendangan
putar ke bawah
|
เตะกด
|
Tae
Kod
|
Axe
Heel Kick
|
Tendangan
tumit kapak
|
เตะเข่า
|
Tae
Khao
|
Jump
Kick
|
Tendangan
loncat
|
กระโดดเตะ
|
Gra-dode
Tae
|
Step-Up
Kick
|
Tendangan
naik
|
เขยิบเตะ
|
KhaYiep
Tae
|
Dua
tendangan yang paling umum di Muay Thai dikenal sebagai teep (harfiah
"jab kaki") dan teh chiang (menendang ke atas dalam
bentuk segitiga memotong di bawah lengan dan rusuk) atau "tendangan
sudut". Tendangan sudut Muay Thai menggunakan gerakan rotasi dari seluruh
tubuh dan telah banyak digunakan oleh praktisi seni bela diri lainnya. Hal ini
terlihat serupa dengan tendangan putar karate, tetapi
menghilangkan rotasi kaki bagian bawah dari lutut yang digunakan dalam seni
bela diri menyerang seperti kebanyakan karate atau taekwondo
karena seperti Kyokushin, Goju, dan Kenpo tendangan ini dilakukan dari
suatu sikap melingkar, dengan kaki belakang hanya sedikit bergerak ke belakang,
dibandingkan naluri bela diri tubuh bagian atas (tinju).
Gaya
ini memiliki risiko tambahan di mana pangkal paha akan rentan pada setiap waktu
yang berlawanan dengan prinsip Karate dan Tae Kwon Do
secara umum kecuali untuk saat yang singkat setelah tendangan. Tendangan sudut
mengumpulkan kekuatan sepenuhnya dari pergerakan rotasi tubuh, yaitu bagian
pinggul. Diperkirakan banyak petarung menggunakan konter-rotasi dari lengan
untuk meningkatkan kekuatan tendangan ini, tetapi dalam kenyataan kekuatan
datang dari pinggul, dan lengan diletakkan dalam posisi tersebut untuk
membebaskan serangan dari halangan.
Jika
tendangan putar ini dicoba oleh lawan, petarung Muay Thai biasanya akan
menangkis dengan tendangan tulang keringnya. Petarung Thai dilatih untuk selalu
menangkis dan menyerang dengan tulang
kering. Kaki berisi banyak tulang halus dan jauh lebih lemah. Seorang
petarung mungkin malah akan menyakiti dirinya sendiri jika ia mencoba untuk
menyerang dengan kakinya atau kura-kura kaki.
Muay Thai juga mencakup macam
tendangan lain seperti tendangan samping dan tendangan ke-belakang berputar.
Tendangan-tendangan ini hanya digunakan dalam serangan oleh beberapa petarung
tertentu.
Dengkul / lutut (Tee kao)
Istilah
|
Indonesia
|
Thai
|
Transliterasi
|
Straight
Knee Strike
|
Serangan
lutut lurus
|
เข่าตรง
|
Kao
Trong
|
Diagonal
Knee Strike
|
Serangan
lutut diagonal
|
เข่าเฉียง
|
Kao
Chiang
|
Curving
Knee Strike
|
Serangan
lutut melengkung
|
เข่าโค้ง
|
Kao
Kong
|
Horizontal
Knee Strike
|
Serangan
lutut horisontal
|
เข่าตัด
|
Kao
Tud
|
Knee
Slap
|
Tepak
lutut
|
เข่าตบ
|
Kao
Tob
|
Knee
Bomb
|
Bom
lutut
|
เข่ายาว
|
Kao
Youwn
|
Jumping
Knee
|
Lutut
lompat
|
เข่าลอย
|
Kao
Loi
|
Step-Up
Knee Strike
|
Serangan
lutut naik
|
เข่าเหยียบ
|
Kao
Yiep
|
- "Kao Dode" (Serangan lutut lompat) – petarung melompat dengan satu kaki dan menyerang dengan lutut kaki tersebut.
- "Kao Loi" (Serangan lutut terbang) – petarung mengambil langkah, melompat ke depan dan dari satu kaki menyerang dengan lutut kaki tersebut.
- "Kao Tone" (Serangan lutut lurus) – petarung hanya menyodor lutut ke depan tetapi tidak ke atas, kecuali ia memegang kepala lawan ke bawah dalam pitingan dan berniat untuk mendengkul ke atas, ke wajah lawan. Menurut salah satu sumber tertulis, teknik ini agak lebih baru dibanding "Kao Dode" atau "Kao Loi".[rujukan?]
Seharusnya,
ketika petarung Muay Thai tradisional bertarung dengan tangan terikat tali (bukan sarung
tinju petarung modern), teknik khusus ini akan berpotensi untuk melukai
dengan cara memotong dan menyilet oleh lawan waspada yang akan mem-blok atau
menangkis dengan "sarung tangan-tali" yang bertepi tajam yang
kadang-kadang dicelupkan ke dalam air untuk membuat tali lebih kuat. Hal ini
juga berlaku untuk beberapa serangan lutut.
Dalam
sebuah episode acara televisi Amerika
Serikat Fight Science, seniman
bela diri menggunakan tehnik tendangan paling kuat mereka pada boneka
uji-kecelakaan untuk menguji kekuatan serangan mereka. Acara ini membandingkan
kekuatan rusak tendangan-sisi karate, tendangan terbang ganda Cina, tendangan
belakang berputar taekwondo dan serangan lutut Muay Thai yang dilakukan oleh
juara Muay Thai Melchor Menor. Dalam hal
kekuatan, tenaga, kerusakan dan depresi dada yang diakibatkan
tendangan, serangan lutut Muay Thai mengakibatkan daya yang paling besar dari
semua teknik tersebut.
Dorongan kaki (teep)
Dorongan-kaki
atau secara harfiah "jab kaki" adalah salah satu teknik dalam
Muay Thai. Hal ini terutama digunakan sebagai teknik defensif untuk
mengendalikan jarak atau serangan tangkisan. Dorongan-kaki harus dilancarkan
dengan cepat tetapi dengan kekuatan yang cukup untuk menjatuhkan lawan dari
keseimbangan.
Istilah
|
Indonesia
|
Thai
|
Transliterasi
|
|
Straight
Foot-Thrust
|
ถีบตรง
|
Teep
Trong
|
tʰìːb̥
tròŋ
|
|
Sideways
Foot-Thrust
|
Dorongan-kaki
menyamping
|
ถีบข้าง
|
Teep
Kang
|
tʰìːb̥
kʰâːŋ
|
Reverse
Foot-Thrust
|
Dorongan-kaki
balik
|
ถีบกลับหลัง
|
Teep
Glub Lang
|
tʰìːb̥
klàb̥ làŋ
|
Slapping
Foot-Thrust
|
Dorongan-kaki
cepat
|
ถีบตบ
|
Teep
Tob
|
|
Jumping
Foot-Thrust
|
Dorongan-kaki
lompat
|
กระโดดถีบ
|
Gra-dode
Teep
|
kràʔ
dòːd̥ tʰìːb̥
|
4.15
NEST
The NEST merupakan organisasi yang
tengah berkembang, bergerak dalam bidang olah raga bela diri dan pengobatan timur (Akupuntur,
Hijamah, Chyropractic, Akupresur,Moxibusi,Herbal dan Terapi). Berlokasi di
tengah perumahan Griya Taruna, Kecamatan Pondok Gede Kelurahan Jati Waringin,
Kodya Bekasi Propinsi Jawa Barat.
Didirikan
oleh alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Manajemen Pengawasan
Mutu Rumah Sakit. Pertama kali didirikan dalam bentuk klub yang bernama TSUNAMI
di Propinsi Kalimantan Timur, Kabupaten Kutai Kartanegara pada Januari 2008
yang beranggotakan pemuda-pemudi taraf SMA / SMU / SLTA dan taraf mahasiswa /I
berjumlah empat puluh tiga orang.
Pada
Januari 2009, Tsunami mendirikan kesekretariatan di perumahan Griya Taruna No.9
F, Kecamatan Pondok Gede Kelurahan Jati Waringin, Kodya Bekasi yang kini
dikenal dengan nama The NEST. The NEST merupakan sebuah organisasi yang
bergerak dalam penelitian seni bela diri yang melahirkan satu system bela diri
baku yang mengkombinasikan tekhnik-tekhnik beragam macam bela diri.
PRINSIP DASAR
The NEST tidak membatasi diri dengan aturan yang kaku,
pendiri The NEST mengatakan :
“ bahwa bela diri ibarat koin yang memiliki dua sisi, di satu sisi orang memandang bela diri sebagai alat perang dan pertahanan dan di lain sisi orang lain memandangnya sebagai seni, seiring dengan perkembangan zaman sebagian lainnya memandang bela diri sebagai alat meraih prestasi dalam ajang kompetisi, ketiga sudut pandang ini tidak ada yang salah meskipun begitu secara pribadi saya lebih setuju pendapat yang pertama bahwa bela diri sebagai alat perang dan pertahanan merujuk pada sejarah awal bela diri oleh karena itulah maka THE NEST membagi kelas pelatihan menjadi beberapa bagian baik itu untuk seni, penjagaan diri ataupun tekhnik tempur dan secara privat melatih tekhnik bela diri yang dikompetisikan”.
“ bahwa bela diri ibarat koin yang memiliki dua sisi, di satu sisi orang memandang bela diri sebagai alat perang dan pertahanan dan di lain sisi orang lain memandangnya sebagai seni, seiring dengan perkembangan zaman sebagian lainnya memandang bela diri sebagai alat meraih prestasi dalam ajang kompetisi, ketiga sudut pandang ini tidak ada yang salah meskipun begitu secara pribadi saya lebih setuju pendapat yang pertama bahwa bela diri sebagai alat perang dan pertahanan merujuk pada sejarah awal bela diri oleh karena itulah maka THE NEST membagi kelas pelatihan menjadi beberapa bagian baik itu untuk seni, penjagaan diri ataupun tekhnik tempur dan secara privat melatih tekhnik bela diri yang dikompetisikan”.
Filosofi :
1) Pelajari semua bidang ilmu, baik itu
bela diri, sejarah, kebudayaan, agama dan sains karena bela diri adalah jalan
hidup
2) Memandang bela diri dari berbagai
sudut pandang adalah kebenaran tapi jangan lupakan esensi dasar ilmu bela diri
yaitu alat perang dan pertahanan diri
3) Jangan mencari musuh tapi jika
bertemu musuh jangan menyerah atau lari
4) Jangan pernah berhenti berlatih
5) Jangan menjelekan perguruan bela
diri orang lain
6) Pelajari semua jenis bela diri,
kenali kelemahannya dan ambil kelebihannya
7) Guru, senior dan murid adalah teman
dan keluarga maka bersikap rendah hati adalah jalan yang baik
8) Guru yang baik adalah yang mengakui
kekurangan diri dan tidak sungkan untuk belajar dari murid
9) Jangan mengkonsumsi minuman keras dan
obat terlarang karena merusak tubuh dan akal fikiran
10) Jangan dengki, jangan sombong,
jangan berniat jahat, jangan malas belajar dan jangan menjadi orang yang bodoh
11) Hiduplah dengan cinta dan kasih
saying
12) Jangan mudah terhasut dan jangan
ikut campur urusan orang lain
13) Jangan memutuskan tali persaudaraan
14) Jangan bicara kasar dalam berdebat
dan hindarilah perselisihan
15) Jangan bertarung kecuali demi
kebenaran dan keadilan
16) Jauhi fitnah dan kesaksian palsu
17) Jangan berjudi karena dapat mengancam
harta dan keluarga
18) Jangan melakukan penindasan dan
penjajahan
19) Jangan mencari pujian orang lain
20) Jangan bicara tanpa ilmu pengetahuan
4.16
NINJUTSU
Ninjutsu
(忍術?)
kadang-kadang dapat diganti dengan kata menjadininpō (忍法?)
adalah Seni bela diri, strategi, dan taktik di medan perang dan gerilya yang
dilakukan oleh shinobi (juga disebut diluat Jepang sebagai Ninja). Ninja
Wanita disebut Kunoichi.
Saat ini ada beberapa gaya modern dari seni bela diri ini, menurut Koryu.com,
tidak semua variasi tersebut berhubungan dengan sejarah ninjutsu di Jepang yang
dulu disebut dengan koryū.
Etimologi
Huruf
Utama nin (忍?) terdiri dari dua karakter. Karakter atas yaiba (刃?) berarti "ujung pedang", dan karakter bawahnya kokoro
(心?) mempunyai arti "jiwa" atau "hati".
Kanji 刀 berarti "pedang" atau
"blade", Kanji 刃
mempunyai arti "ujung pedang." Jika kedua kanji digabungkan mempunyai
arti "menyusup", "kerahasiaan", "ketahanan", and
"ketekunan".[2] Jutsu
(術?) mempunyai arti "seni" atau "teknik". Pō
(法?) berarti "pengetahuan", "prinsip"
ketika digabungkan dengan imbuhan "nin" mempunyai arti seni ninja,
lebih tinggi dari ninjutsu. Pandangan saat ini adalah ninjutsu hanyalah
mengenai kerahasiaan dan menyusup. Tetapi, para praktisi dari bidang
ninjutsu berkata bahwa ninjutsu diperlukan agar kita memperoleh ketahanan untuk
menghadapi hidup yang keras.
17 ilmu Ninjutsu
Ada
17 ilmu dan seni berperang ninjutsu dari banyak keahlian yang dimiliki oleh
ninja yang dapat dipelajari oleh umum pada saat ini. Selebihnya di luar keterampilan
fisik dan penguasaan jiwa, para pendekar ini harus mempelajari latihan batin.
Setelah menguasai level ini, ninja bisa sangat ahli dan bahkn dianggap sebagai
orang bijak atu dukun, karena kemampuannya menyatu dengan alam dan siklus di
sekitarnya. Delapan belas keahlian tersebut adalah:
- seishin teki kyoyo (pemurnian jiwa) ninja aliran togakure sangat mengandalkan pengenalan jati diri. Seorang ninja harus mengetahui dengan tepat komitmen dan motivasi hidupnya. Dengan pemahaman dan penghayatan terhadap proses pematangan seorang ninja bisa menjadi seorang pendekar yang bijak. Keterlibatan ninja dalam pertarungan dimotivasi oleh alasan untuk melindungi. Tidak dibenarkan jika alasannya semata-mata hanya karena uang.
- Tai jutsu (bertarung dengan tangan kosong) paduan dari ilmu daken taijutsu(pukul, tendng, tangkis), ju taijutsu(gumul, mencekik, meloloskan dari kuncian), taihen jutsu(gerak tanpa suara, berguling, melompat, cara jatuh). Keterampilan ini di perlukan pada situasi terancam atau bertahan
- ninja ken (pedang ninja) pedang ninja adalah pedang pedek lurus bermata tunggal. Pedang adalah senjata utama ninja. Untuk menggunakan pedang dituntut dua keahlian utama yaitu ilmu menarik pedang (dg kecepatan namun halus gerakannya ) sekaligus mengayun untuk memotong.
- bo jutsu (jurus tongkat dan bilah) ada 2 jenis tongkat, tongkat panjang sekitar 2 meter(bo) dan tongkat pendek sekitar satu meter(hanbo). Ada lagi senjata dari bilah bambu yang bila di buka di dalamnya ada mata pedang yang sekilas tampak seperti tongkat biasa.
- shuriken jutsu (senjata lempar) ilmu lempar berupa lempeng baja dengan mata tajam bersisi empat seperti bintang(senban shuriken) atau paku lempar(bo shuriken). Senban shuriken dilempar dengan cara dipuntir agar bisa menancap dan memberi efek gergaji. Bo shuriken dilempar bersamaan beberapa buah sehingga terlihat seperti kilatan jarum.
- yari jutsu(jurus tombak) tombak digunakan untuk pertarungan jarak sedang untuk menangkis dan meredam serangan lawan.
- naginata jutsu (jurus pedang bertongkat) pedang pendek yang gagangnya dibuat panjang seukuran tombak. Digunakan ninja untuk memotong lawan yang berada dalam jarak sedang. Bisa digunakan untuk menyerang samurai dan merobohkan tentara berkuda.
- kusari gama (jurus rantai dan bandul) berupa rantai sepanjang 2-3 meter yang diberi bandul pada salah satu ujungnya. Pada ujung yang lain dikaitkan pada gagang arit tradisional jepang. Rantai digunakan untuk menangkis serangan senjata lawan.sedangkan bilah arit digunakan untuk menghabisi lawan yang sudah terjerat. Senjata rantai dan bandul yang disukai oleh para ninja aliran togakure adalah kyoketsu yaitu belati lengkung yang gagangnya dipasangi tali halus dari rambut kuda dan ujung tali satu lagi diberi cincin baja besar.
- henso jutsu (ilmu menyamar dan membaur) ilmu ini sangat diperlukan pada saat spionase. Ninja membuat identitas palsu dan mengalihkan perhatian orang. Ninja juga bergerak tanpa bisa di lacak.
- shinobi iri (ilmu mengintai dan menyusup) ilmu ini mengajarkan bergerak tanpa suara dan bersembunyi di bawah bayangan.
- ba jutsu seorang ninja harus bisa bertempur di atas kuda selain menunggang kuda dengan baik di segala medan.
- sui ren (ilmu tempur dalam air) meliputi teknik mengintai dengan cara berenang, bergerak tanpa suara dalam air, cara menggunakan perahu khusus untuk mengapung dalam air, dan teknik perkelahian dalam air.
- bo ryaku (ilmu strategi) ilmu taktik yang tak lazim digunakan dalam kondisi bertahan atau pertarungan terbuka. Ninja sering memanfaatkan kondisi sekitarnya untuk melaksanakan tugasnya, tanpa banyak mengeluarkan energi.
- cho ho (ilmu spionase) ilmu mata-mata termasuk merekrut dan memakai orang yang digunakan sebagai mata-mata.
- inton jutsu (teknik meloloskan diri dan menghilang) ninja pandai meloloskan diri dengan memanfaatkan keadaan alam yang ada.
- ten mon (meteorologi) memanfaatkan cuaca juga merupakan senjata utama ninja. Sejak kecil mereka dilatih mengendalikan cuaca dari tanda-tanda alam yang kecil.
- chi mon (geografi) teknik pemanfaatan lahan.
4.17
SILAMBAM
Silambam
telah diwujudkan sebagai salah satu seni mempertahankan diri dalam kalangan
orang India dan ini juga menjadi satu tradisi dalam kalangan orang India.
Silambam (Bahasa
Tamil: சிலம்பம்)
atau Silambattam (Bahasa Tamil: சிலம்பாட்டம்) atau Chilambam, merupakan seni bela diri Dravidian
tradisi berasaskan pertempuran tongkat. Gaya ini dipercayai berasal dari Bukit
Kurinji masa kini Kerala,
5,000 tahun dahulu, di mana penduduk tempatan menggunakan tongkat buluh bagi
mempertahankan diri mereka dari haiwan buas. Sebagaimana penulisan Sangam,
Bukit Kurinji merupakan salah satu dari lima pembahagian fisiografik (physiographic)
dalam Tamilakam, yang kemudiannya dikenali
sebagai Keralam selepas ketibaan Brahmin. Narikuravar dari Bukit Kurinji
menggunakan tongkat yang dikenali sebagai Chilambamboo sebagai senjata bagi
mempertahankan diri mereka daripada haiwan buas, dan juga bagi menunjukkan
kemahiran mereka semasa perayaan keugamaan. Sarjana Hindu dan ahli yogi
yang pergi ke pergunungan Kurinji bagi bertafakur tertarik dengan pertunjukkan
kemahiran tinggi memutar Chilambamboo.
Umum
Silambam
sebahagian besarnya merujuk kepada tongkat atau gaya tempur menggunakan tongkat.
Panjang tongkat biasanya sekitar 1.68 meter (lima setengah kaki). Saiz tongkat
berkait dengan ketinggian pengguna silambam. Ia sepatutnya mencecah dahi
sekitar tiga jari dari atas kepala, sungguhpun panjang berlainan digunakan
dalam keadaan berlainan. Kayu sepanjang tiga kaki yang dikenali sebagai
"sedikutchi" boleh dibawa secara tersembunyi. Latihan berlainan
diperlukan bagi mengendalikan tongkat yang berlainan kepanjangannya. Gaya biasa
termasuk memegang tongkat pada satu hujung, tangan kanan hampir kebelakang,
tangan kiri sekitar 40 sentimeter (16 inci) darinya. Kedudukan ini membenarkan
pelbagai pergerakan badan-dan-tongkat, termasuk serangan dan tangkisan yang
rumit. Pengamal silambam tidak bersenjata menggunakan beberapa pola pergerakan
berasaskan peregrakan haiwan, terutamanya bentuk ular dan helang.
Permulaan
Mereka
yang baru belajar diajar pola pergerakan kaki yang perlu mereka kuasai sebelum
belajar teknik memutar, pola, dan kaedah menukar putaran mereka tanpa
menghentikan pergerakan tongkat. Gerak kaki (Kaaladi) merupakan kunci utama
bagi Silambam dan kuthu varisai (versi tangan kosong). Terdapat enam
belas pergerakan antaranya empat yang utama. Perlahan-lahan, pejuang
mempelajari pergerakan kaki agar selaras dengan pergerakan tongkat. Matlamat
utama latihan adalah mempertahankan diri dari serangan beberapa musuh
bersenjata.
Penekanannya pada tongkat
membezakan Silambam dari Kalaripayattu Utara yang dianggap
serupa dangan Kalaripayattu Selatan di mana
teknik pertempuran memberi penekanan pada tangan kosong atau kayu ringkas atau
pedang.
Silambam, Kuthu varisa, teknik
tangan kosong secara harafiah bererti urutan tumbukan, maduvu (tanduk rusa),
surul atau churul (pedang lembut mata dua), kathi kuthu (tikaman pisau), Val
payattu atau val veesu atau vaal veechu (permainan pedang), sheela atau cheela
(pertahanan dua jari) kesemuanya berkait rapat dan boleh digelar sebagai satu
kelompok seni bela.
Sejarah
Templat:Indian Martial Arts
Silambam dinaungi oleh Dinasti Chola silam, Dinasti Chera dan Raja-raja Pandya dari India
Selatan semasa tempoh Sangam. Ia digunakan secara meluas oleh Maravar
pada dari tentera Travancore.
Rujukan kepada
"Silappadikkaram" dalam kesusteraan Sangam bahasa
Tamil bertarikh semenjak abad ke-2 merujuk kepada penjualan tongkat
Silamabam, pedang, mutiara, dan perisai kepada pedagang asing. Pusat
perdagangan silam di bandar Madurai terkenal keseluruh dunia dan dikatakan dilawati oleh Rom, Yunani Kuno
dan Mesir
Kuno antara yang mempunyai perdagangan laut tetap dengan raja Tamil silam.
Tongkat silambam merupakan salah satu senjata seni bela diri, yang mendapat
permintaan tinggi dari pelawat.[1][2]
Selepas
seni ini tersebar ke dunia Melayu, "Silambam" merujuk kepada seni
tersebut termasuk senjatanya. Beberapa seni bela Melayu seperti Silat didakwa
menyerap silambam.
Maravar pada salahs
eorang dari Raja Travancore menggunakan
"Silambam" dalam pertempuran perperangan mereka terhadap musuh. Tentera
Raja Veerapandiya Kattabomman (1760–1799)
kebanyakannya bergantung kepada kemahiran mereka menggunakan Silambam dalam
perperangan mereka terhadap Tentera British. [1]
4.18
SILAT / PENCAK SILAT
Seorang
pendekar sedang memperagakan silat dengan pakaian.Pencak Silat atau Silat
(berkelahi dengan menggunakan teknik pertahanan diri) ialah seni bela diri Asia
yang berakar dari budaya Melayu. Seni bela diri ini secara luas dikenal di
Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura tapi bisa pula ditemukan dalam
berbagai variasi di berbagai negara sesuai dengan penyebaran suku Melayu,
seperti di Filipina Selatan dan Thailand Selatan. Berkat peranan para pelatih
asal Indonesia, saat ini Vietnam juga telah memiliki pesilat-pesilat yang
tangguh.Induk organisasi pencak silat di Indonesia adalah IPSI (Ikatan Pencak
Silat Indonesia). Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa), adalah
nama organisasi yang dibentuk oleh Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei
Darussalam untuk mewadahi federasi federasi pencak silat di berbagai negara.
Sejarah
Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat dipastikan. Meskipun demikian, silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas,[1] yaitu para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di pulau-pulau Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lainnya juga mengembangkan sebentuk silat tradisional mereka sendiri. Dalam Bahasa Minangkabau, silat itu sama dengan silek. Sheikh Shamsuddin (2005)[2] berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu beladiri dari Cina dan India dalam silat. Bahkan sesungguhnya tidak hanya itu. Hal ini dapat dimaklumi karena memang kebudayaan Melayu (termasuk Pencak Silat) adalah kebudayaan yang terbuka yang mana sejak awal kebudayaan Melayu telah beradaptasi dengan berbagai kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, Arab, Turki, dan lainnya. Kebudayaan-kebudayaan itu kemudian berasimilasi dan beradaptasi dengan kebudayaan penduduk asli. Maka kiranya historis pencak silat itu lahir bersamaan dengan munculnya kebudayaan Melayu. Sehingga, setiap daerah umumnya memiliki tokoh persilatan yang dibanggakan. Sebagai contoh, bangsa Melayu terutama di Semenanjung Malaka meyakini legenda bahwa Hang Tuah dari abad ke-14 adalah pendekar silat yang terhebat.[3] Hal seperti itu juga yang terjadi di Jawa, yang membanggakan Gajah Mada.
Perkembangan dan penyebaran silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum Ulama, seiiring dengan penyebaran agama Islam pada abad ke-14 di Nusantara. Catatan historis ini dinilai otentik dalam sejarah perkembangan pencak silat yang pengaruhnya masih dapat kita lihat hingga saat ini. Kala itu pencak silat telah diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau-surau. Silat lalu berkembang dari sekedar ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah. Disamping itu juga pencak silat menjadi bagian dari latihan spiritual.
Istilah dalam Pencak Silat
Sikap dan Gerak
Pencak
silat ialah sistem yang terdiri atas sikap (posisi) dan gerak-gerik
(pergerakan). Ketika seorang pesilat bergerak ketika bertarung, sikap dan gerakannya
berubah mengikuti perubahan posisi lawan secara berkelanjutan. Segera setelah
menemukan kelemahan pertahanan lawan, maka pesilat akan mencoba mengalahkan
lawan dengan suatu serangan yang cepat.
Teknik
Pencak Silat memiliki macam yang banyak dari teknik bertahan dan menyerang. Praktisi biasa menggunakan tangan, siku, lengan, kaki, lutut dan telapak kaki dalam serangan. Teknik umum termasuk tendangan, pukulan, sandungan, sapuan, mengunci, melempar, menahan, mematahkan tulang sendi, dan lain-lain.
Pencak Silat memiliki macam yang banyak dari teknik bertahan dan menyerang. Praktisi biasa menggunakan tangan, siku, lengan, kaki, lutut dan telapak kaki dalam serangan. Teknik umum termasuk tendangan, pukulan, sandungan, sapuan, mengunci, melempar, menahan, mematahkan tulang sendi, dan lain-lain.
Jurus
Pesilat berlatih dengan jurus-jurus. Jurus ialah rangkaian gerakan dasar untuk tubuh bagian atas dan bawah, yang digunakan sebagai panduan untuk menguasai penggunaan tehnik-tehnik lanjutan pencak silat (buah), saat dilakukan untuk berlatih secara tunggal atau berpasangan. Penggunaan langkah, atau gerakan kecil tubuh, mengajarkan penggunaan pengaturan kaki. Saat digabungkan, itulah Dasar Pasan, atau aliran seluruh tubuh.
Pesilat berlatih dengan jurus-jurus. Jurus ialah rangkaian gerakan dasar untuk tubuh bagian atas dan bawah, yang digunakan sebagai panduan untuk menguasai penggunaan tehnik-tehnik lanjutan pencak silat (buah), saat dilakukan untuk berlatih secara tunggal atau berpasangan. Penggunaan langkah, atau gerakan kecil tubuh, mengajarkan penggunaan pengaturan kaki. Saat digabungkan, itulah Dasar Pasan, atau aliran seluruh tubuh.
Terdapat 4 aspek utama dalam pencak
silat, yaitu:
- Aspek Mental Spiritual:
Pencak silat membangun dan
mengembangkan kepribadian dan karakter mulia seseorang. Para pendekar dan maha
guru pencak silat zaman dahulu seringkali harus melewati tahapan semadi, tapa,
atau aspek kebatinan lain untuk mencapai tingkat tertinggi keilmuannya.
- Aspek Seni Budaya:
Budaya dan permainan
"seni" pencak silat ialah salah satu aspek yang sangat penting.
Istilah Pencak pada umumnya menggambarkan bentuk seni tarian pencak silat,
dengan musik dan busana tradisional.
- Aspek Bela Diri:
Kepercayaan dan ketekunan diri ialah
sangat penting dalam menguasai ilmu bela diri dalam pencak silat. Istilah
silat, cenderung menekankan pada aspek kemampuan teknis bela diri pencak silat.
- Aspek Olah Raga:
Ini berarti bahwa aspek fisik dalam
pencak silat ialah penting. Pesilat mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah
tubuh. Kompetisi ialah bagian aspek ini. Aspek olah raga meliputi pertandingan
dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus, baik untuk tunggal, ganda atau regU.
Bentuk pencak silat dan padepokannya
(tempat berlatihnya) berbeda satu sama lain, sesuai dengan aspek-aspek yang
ditekankan. Banyak aliran yang menemukan asalnya dari pengamatan atas
perkelahian binatang liar. Silat-silat harimau dan monyet ialah contoh dari
aliran-aliran tersebut. Adapula yang berpendapat bahwa aspek bela diri dan olah
raga, baik fisik maupun pernapasan, adalah awal dari pengembangan silat. Aspek
olah raga dan aspek bela diri inilah yang telah membuat pencak silat menjadi
terkenal di Eropa.
Bagaimanapun, banyak yang
berpendapat bahwa pokok-pokok dari pencak silat terhilangkan, atau dipermudah,
saat pencak silat bergabung pada dunia olah raga. Oleh karena itu, sebagian
praktisi silat tetap memfokuskan pada bentuk tradisional atau spiritual dari
pencak silat, dan tidak mengikuti keanggotaan dan peraturan yang ditempuh oleh
Persilat, sebagai organisasi pengatur pencak silat sedunia.
Tingkat kemahiran
Tingkat kemahiran
Secara ringkas, murid silat atau
pesilat dibagi menjadi beberapa tahap atau tingkat kemahiran, yaitu:
1) Pemula,
Diajari semua yang tahap dasar
seperti kuda-kuda,teknik tendangan, pukulan, tangkisan, elakan,tangkapan,
bantingan, olah tubuh, maupun rangkaian jurus dasar perguruan dan jurus standar
IPSI
2) Menengah,
Ditahap ini, pesilat lebih
difokuskan pada aplikasi semua gerakan dasar, pemahaman, variasi, dan disini
akan mulai terlihat minat dan bakat pesilat, dan akan disalurkan kepada
masing-masing cabang, misalnya Olahraga & Seni Budaya.
3) Pelatih,
Hasil dari kemampuan yang matang
berdasarkan pengalaman di tahap pemula, dan menengah akan membuat pesilat
melangkah ke tahap selanjutnya, dimana mereka akan diberikan teknik - teknik
beladiri perguruan, dimana teknik ini hanya diberikan kepada orang yang memang
dipercaya, dan mampu secara teknik maupun moral, karena biasanya teknik
beladiri merupakan teknik tempur yang sangat efektif dalam melumpuhkan lawan /
sangat mematikan.
4) Pendekar,
merupakan pesilat yang telah diakui
oleh para sesepuh perguruan, mereka akan mewarisi ilmu-ilmu rahasia tingkat
tinggi.
4.19
TAEKWONDO
Taekwondo
(juga dieja Tae Kwon Do, Taekwon-Do) adalah olahraga bela diri
asal Korea yang
juga populer di Indonesia, olah raga ini juga merupakan olahraga nasional
Korea. Ini adalah seni bela diri yang paling banyak dimainkan di dunia dan juga
dipertandingkan di Olimpiade. Taekwondo di Indonesia semakin populer sejak
dipromosikan secara besar-besaran
oleh Saseong Nim Daxon Joetandi (Dan VII Kukkiwon), seorang bankir profesional
yang terkenal sebagai pemegang sabuk hitam termuda di Indonesia sejak berumur 7
tahun.
Dalam bahasa
Korea, hanja
untuk Tae berarti "menendang atau menghancurkan dengan kaki"; Kwon
berarti "tinju"; dan Do berarti "jalan" atau
"seni". Jadi, Taekwondo dapat diterjemahkan dengan bebas
sebagai "seni tangan dan kaki" atau "jalan" atau "cara
kaki dan kepalan". Popularitas taekwondo telah menyebabkan seni ini
berkembang dalam berbagai bentuk. Seperti banyak seni bela diri lainnya,
taekwondo adalah gabungan dari teknik perkelahian, bela diri, olahraga, olah
tubuh, hiburan, dan filsafat.
Meskipun ada
banyak perbedaan doktriner dan teknik di antara berbagai organisasi taekwondo,
seni ini pada umumnya menekankan tendangan yang dilakukan dari suatu sikap
bergerak, dengan menggunakan daya jangkau dan kekuatan kaki yang lebih besar
untuk melumpuhlan lawan dari kejauhan. Dalam suatu pertandingan, tendangan
berputar, 45 derajat, depan, kapak dan samping adalah yang paling banyak
dipergunakan; tendangan yang dilakukan mencakup tendangan melompat, berputar, skip
dan menjatuhkan, seringkali dalam bentuk kombinasi beberapa tendangan. Latihan
taekwondo juga mencakup suatu sistem yang menyeluruh dari pukulan dan
pertahanan dengan tangan, tetapi pada umumnya tidak menekankan grappling
(pergulatan).
Tiga materi dalam latihan
- Poomsae atau rangkaian jurus adalah rangkaian teknik gerakan dasar serangan dan pertahanan diri, yang dilakukan melawan lawan yang imajiner, dengan mengikuti diagram tertentu. Setiap diagram rangkaian gerakan poomse didasari oleh filosofi timur yang menggambarkan semangat dan cara pandang bangsa Korea.
- Kyukpa atau teknik pemecahan benda keras adalah latihan teknik dengan memakai sasaran/obyek benda mati, untuk mengukur kemampuan dan ketepatan tekniknya. Obyek sasaran yang biasanya dipakai antara lain papan kayu, batu bata, genting, dan lain-lain. Teknik tersebut dilakukan dengan tendangan, pukulan, sabetan, bahkan tusukan jari tangan.
- Kyoruki atau pertarungan adalah latihan yang mengaplikasikan teknik gerakan dasar atau poomse, dimana dua orang yang bertarung saling mempraktekkan teknik serangan dan teknik pertahanan diri.
Filosofi sabuk pada Tae Kwon Do
- Putih melambangkan kesucian, awal/dasar dari semua warna, permulaan. Di sini para taekwondoin mempelajari jurus dasar (gibon) 1
- Kuning melambangkan bumi,disinilah mulai ditanamkan dasar-dasar TKD dengan kuat.Mempelajari gibon 2 dan 3. Sebelum naik sabuk hijau biasanya naik ke sabuk kuning strip hijau terlebih dahulu.
- Hijau melambangkan hijaunya pepohonan, pada saat inilah dasar TKD mulai ditumbuhkembangkan.(mempelajari taeguk 2). Sebelum naik ke sabuk biru biasanya naik ke sabuk hijau strip biru terlebih dahulu.
- Biru melambangkan birunya langit yang menyelimuti bumi dan seisinya,memberi arti bahwa kita harus mulai mengetahui apa yang telah kita pelajari.(mempelajari taeguk 4). Sebelum naik sabuk merah biasanya naik ke sabuk biru strip merah terlebih dahulu.
- Merah melambangkan matahari artinya bahwa kita mulai menjadi pedoman bagi orang lain dan mengingatkan harus dapat mengontrol setiap sikap dan tindakan kita.(mempelajari taeguk 6). Sebelum naik sabuk hitam, biasanya naik ke sabuk merah strip dua dan merah strip satu dahulu. Maksud dari matahari adalah tingkaran di mana seorang sabuk merah memberi kehangatan atau dalam arti denotasi mulai memberi ilmu atau bimbingan.
- Hitam melambangkan akhir, kedalaman, kematangan dalam berlatih dan penguasaan diri kita dari takut dan kegelapan. Hitam memiliki tahapan dari Dan 1 hingga Dan 9. Juga melambangkan alam semesta.Terminologi Tae Kwon Do
- Sabeum = Instruktur
- Sabeum Nim = Instruktur Kepala
- Seonbae = Senior
- Hubae = Junior
- Tae Kwon Do Junshin = Prinsip Ajaran Tae Kwon Do
- Muknyeom = Meditasi
- Dobok = Seragam Tae Kwon Do
- Ti = Sabuk Latihan
- Oen = Kiri
- Oreon = Kanan
- Joonbi = istirahat
- Sijak = Mulai (Tanpa Komando(biasa dilakukan di poomse))
- Kalryeo = Stop (Sementara)
- Keysok = Lanjutkan
- Keuman = Selesai
- A Nee = Tidak
- Yee = Ya
- Eolgol = Sasaran atas (Kepala)
- Moumtong = Sasaran tengah (Badan)
- Arae = Sasaran bawah (Pinggang kebawah)
- Kyungrye = Hormat
- Chariot = Mempersiapkan Diri
- Nici= Sekian
- Belci Ki Manisi = Tempat Istirahat
- Menicip = Pengawas Taekwondo
- Dobeon = Dua Kali
- Sambeon = Tiga Kali
- Illjang = Satu
- Yeejang = Dua
- Samjang = Tiga
- Sahjang = Empat
- Ohjang = Lima
- Yukjang = Enam
- Chiljang = Tujuh
- Paljang = Delapan
Pukulan, Tendangan, dan Tangkisan
Pukulan
- Yeop Jireugi = Pukulan Samping
- Chi Jireugi = Pukulan Dari Bawah Keatas
- Dolryeo Jireugi = Pukulan Mengait
- Pyojeok Jireugi = Pukulan dengan Sasaran
- Momtong Jireugi = Pukulan Mengarah ke Tengah (Pukulan Mengarah ke Ulu Hati)
- Are Jireugi = Pukulan ke bawah
- Oreon Jireugi = Pukulan Dengan Tangan Kanan Yang Dilakukan Sambil Menendang (ap chagi)
- Eolgol Jireugi = Pukulan ke Atas (kulan Mengarah ke Kepala)
- Hengek = Menunduk
- Ap Joonbi = Siap
- Tumbuh Jireugi = Tumbuh Noh
Tendangan
- Ap Chagi = Tendangan depan ke arah perut menggunakan kaki depan
- Dollyo Chagi = Tendangan dari arah samping
- Yeop Chagi = Tendangan samping menggunakan pisau kaki
- Dwi Chagi = Tendangan belakang
- Twieo Dwi Chagi = Tendangan belakang yang dilakukan sambil melompat
- Twieo Yeop Chagi = Tendangan samping yang dilakukan sambil melompat
- Goley/nare chagi = Tendangan ganda
- Sip Chagi An Chagi = Tendangan yang dilakukan sambil melompat dan tangkisan aremaki
- Penriyti Chagi = Tendangan keliling.
- Dwi Hurigi = Tendangan berputar melalui belakang.
- Del'o chigi = Tendangan mencangkul ke arah kepala menggunakan tumit
Tangkisan
- Aremagi = Tangkisan ke arah bawah untuk menangkis tendangan
- Eolgol Ceceumaki = Tangkisan ke arah kepala
- Bakat Momtong Bakat Magi = Tangkisan dari arah dalam menggunakan bagian dalam lengan bawah.
- Bakat Momtong An Magi = Tangkisan dari arah dalam menggunakan bagian luar lengan bawah.
- An Magi = tangkisan dari arah luar.
- Bina Magi an magi = tangkisan yang dimulai dari lengan bawah dan saat masuk ke dalam harus melalui lengan atas.
- An palmok montong bakat magi = tangkisan ke arah lengan bawah
- Momtong An Makki (tangkisan ke tengah dari luar ke dalam)
- Momtong Bakkat Makki (tangkisan ke tengah dari dalam ke luar)
- Sonnal Momtong Makki (tangkisan ke tengah dengan pisau tangan)
- Batang Son Momtong An Makki (tangkisan ke tengah dari luar dengan bantalan telapak tangan)
- Kawi Makki (tangkisan menggunting)
- Sonnal Bitureo Makki (tangkisan melintir dengan satu pisau tangan)
- Hecho Makki (tangkisan ganda ke luar)
- Eotgoreo Arae Makki (tangkisan silang ke arah bawah)
- Wesanteul Makki (tangkisan ganda memotong arah bawah dan ke luar
4.20
TAIDO
Taido(躰道) adalah seni bela diri
dari Jepang yang
didirikan oleh Seiken Shukumine pada 1965. Nama "Taido" berarti "caranya tubuh dan
jiwa" (internal dan eksternal). Taido punya sisilah di karate Okinawa.
Pertama Seiken Shukumine mendirikan Genseiryu
karate pada 1950an,
tetapi pada tahun 1960-an
beliau menemukan bahwa aliran bela diri beliau sudah jauh menyimpang dari
karate, dengan demikian beliau mendirikan aliran bela diri baru dangan nama Taido.
Teknik Dasar
Taido memiliki lima bentuk
teknik dasar yaitu:
Sen-tai
Tehnik-tehnik yang termasuk di
bentuk ini mencangkup gerakan-gerakan yang menggunakan rotasi vertikal tubuh
petarung untuk menghasilkan tenaga serang.
Un-tai
Bentuk ini mencakup tehnik-tehnik
gerakan yang menggunakan berat tubuh petarung untuk menghasilkan tenaga serang,
dengan cara menghentakkan kaki atau melompat
Hen-tai
Bentuk ini mempergunakan perubahan
momentum yang dihasilkan oleh perubahan sumbu tubuh untuk menghasilkan tenaga
serang, bentuk ini banyak digunakan untuk menyerang sekaligus menghindar dari
serangan lawan.
Nen-tai
Bentuk ini mempergunakan rotasi
horizontal tubuh petarung untuk menghasilkan tenaga serang.
Ten-tai
Bentuk ini menggunakan
gerakan-gerakan akrobatik untuk menembus pertahanan lawan dan sekaligus
menghasilkan tenaga serang. Back flip, roll dan back spring
adalah contoh dari gerakan-gerakan yang digunakan dalam bentuk ini.
Filosofi
- Moto Taido adalah "menyerang sekaligus bertahan". Tidak seperti cabang-cabang bela diri lainnya, Taido lebih mementingkan "evasion" (menghindari serangan) sedangkan tangkisan hanya digunakan sebagai pilihan terakhir. Ide ini didasarkan pada kenyataan dimana pada pertarungan sesungguhnya, perbedaan berat tubuh antara petarung bisa melebihi 20 kg, sedangkan dengan perbedaan sebesar 10 kg saja tangkisan sudah tidak dianjurkan untuk digunakan.
- Menyerang dari sudut yang berbeda. Taido tidak menganjurkan serang langsung dari depan, melainkan memilih untuk menyerang bagian tubuh lawan yang tidak dijaga. Untuk mencapai tujuan ini, petarung taido tidak diam di satu tempat tetapi selalu bergerak memutari lawannya. Selain untuk mencari titik lemah lawan, tujuan dari gerakan memutar ini adalah untuk menyembunyikan gerakan tiba-tiba yang dapet diidentifikasikan lawan sebagai awal dari serangan.
Pertandingan
Ada lima kategori yang
dipertandingkan di taido yaitu:
Hokei
Adalah rangkaian tehnik yang sudah
dijadikan standar, kedudukan hokei di taido dapat disamakan dengan kedudukan Kata di karate.
Dantai-hokei
Mempertandingkan hokei yang dilakukan
per tim, tim ini biasanya terdiri dari lima personel.
Tenkai
Kategori ini adalah pertandingan
yang hanya dapat ditemukan di Taido. Tiap tim terdiri dari enam orang petarung,
dan enam orang ini akan merangkai sebuah koreografi bela diri lima lawan satu.
Pemeran utama di koreografi ini akan mengalahkan lima orang lainnya dalam waktu
30 detik. Kategori ini biasanya sangatlah spektakuler layaknya adegan film
action bela diri.
Jissen
arti kata jissen adalah
"pertarungan sesungguhnya" dengan demikian kategori ini dapat pula
disamakan dengan sparring. Perbedaan taido dengan cabang bela diri lain dapat
dilihat dari pertandingan ini. Karena lain dari bela diri yang lain, Taido
tidak memiliki pembagian kelas berdasarkan berat tubuh, dan tidak juga
menggunakan pelindung tubuh. Di kategori ini pula para petarung diuji dalam hal
pengontrolan tehnik mereka, petarung diwajibkan untuk memukul lawan mereka
menggunakan tehnik yang sempurna dengan kecepatan penuh namun secara
terkontrol, mereka dilarang mencederai lawan mereka.
Dantai-jissen
ini adalah pertarungan lima lawan
lima, dan tim yang berhasil mendapatkan 3 kemenangan akan maju ke babak
selanjutnya.
4.21
TINJU
Tinju adalah olahraga dan seni
bela diri yang menampilkan dua orang partisipan dengan berat yang serupa
bertanding satu sama lain dengan menggunakan tinju mereka dalam
rangkaian pertandingan berinterval satu atau tiga menit yang disebut
"ronde". Baik dalam Olimpiade ataupun olahraga profesional, kedua petarung
(disebut petinju) menghindari pukulan lawan mereka sambil berupaya
mendaratkan pukulan mereka sendiri ke lawannya.
Nilai diberikan untuk pukulan yang bersih dan mantap ke
bagian depan pinggang ke atas yang sah dari lawan, dengan pukulan ke kepala dan
dada mendapat nilai lebih. Petinju dengan nilai yang lebih tinggi setelah
sejumlah ronde yang direncanakan akan dinyatakan sebagai pemenang. Kemenangan
juga dapat dicapai jika lawan dipukul jatuh dan tidak dapat bangkit sampai
hitungan kesepuluh dari wasit (suatu Knockout atau KO) atau jika lawan
dinyatakan tidak mampu melanjutkan pertandingan (suatu Technical Knockout
atau TKO). Untuk keperluan rekor pertandingan, TKO dihitung sebagai KO.
Etimologi
Kata Tinju
adalah terjemahan dari kata Inggris "boxing" atau
"Pugilism". Kata Pugilism berasal dari kata latin, pugilatus atau
pinjaman dari kata yunani Pugno, Pignis, Pugnare, yang menandakan segala
sesuatu yang berbentuk kotak atau "Box" dalam bahasa Inggrisnya.
Tinju Manusia, kalau terkepal, berbentuk seperti kotak. Kata Yunani pugno
berarti tangan terkepal menjadi tinju, siap untuk pugnos, berkelahi, bertinju.
Dalam mitologi, bapak dan Boxing adalah Poliux, saudara kembar dari Castor,
putera legendaris dari Jupiter dan Leda.
Sejarah
Pertandingan
tinju yang pertama tercatat dalam sejarah adalah antara lain melawan Abel.
Kitab mahabrata juga mencatat pertandingan-pertandingan tinju, hal mana
mendahului pencatatan cerita-cerita perkelahian di antara bangsa Yunani,
Romawi, dan Mesir. Petinju terkenal pertama berkebangsaan Yunani bernama
Theagenes dari Thaos yang menjadi juara Olympic Games 450 Masehi. Ia melakukan
pertandingan sebanyak 1.406 kali dengan menggunakan cetus sarung tinju yang
terbuat dari besi. Kebanyakan dari lawan-lawan itu tewas ketika bertarung
melawannya. Meskipun boxing terkenal berabad-abad lamanya sebagai suatu bentuk
hiburan, namun seorang Inggris yang bernama James Ping adalah James Broughton,
juara britania, yang juga merupakan orang pertama yang menggunakan sarung
tinju. Peraturan dan sarung tinju ini di perkenalkan pada tanggal 10 Agustus
1973.
4.22
TOMOI
Tomoi (juga dipanggil Tinju
Siam) ialah sejenis seni bela diri yang terkenal di kalangan masyarakat
Melayu di negeri Kedah,
Kelantan dan
Terengganu
di utara Semenanjung Malaysia. Tinju Siam yang asalnya
daripada negara Thailand (Muay Thai) terkenal dengan ketangkasan dan bahayanya
berbanding dengan tinju
biasa yang hanya menggunakan tangan sahaja. Secara praktiknya, Tomoi dan Muay
Thai tiada sebarang perbezaan besar.
Tomoi
banyak menggunakan tangan, siku, kaki dan lutut. Ketangkasan dan kelincahan
pemain tinju ini adalah sangat penting apabila berhadapan dengan lawan. Secara
amnya, pemain tinju ini mempunyai tahap kecerdasan dan ketahanan fizikal yang
cukup tinggi.
4.23
TONGKAT MASTER MIX MARTIAL ARTS (BELADIRI CAMPURAN)
TONGKAT
MASTER adalah nama beladiri baru di Indonesia. Beladiri ini lahir menggema di
Nusantara, yang akan menambah wajah baru di dunia beladiri ditanah air
khususnya dan di dunia Internasional pada umumnya.
Beladiri
praktis Tongkat Master adalah merupakan jenis beladiri campuran/kombinasi yang
dikenal di dunia internasional dengan MMA (Mixed Martial Arts), yang
dimodifikasi disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan seni beladiri
Internasional. Akan tetapi beladiri ini mempunyai bentuk ciri khas yaitu dengan
keahlian menggunakan 2 tongkat pendek.
Beladiri
Tongkat Master disajikan berdasarkan kebutuhan dan tingkatan umur bagi
penggunanya. Kurikulum yang disajikan menggunakan metode terbaru yang ada di
dunia pendidikan. Alhasil beladiri ini sangat cepat diserap serta mudah
dimengerti baik untuk anak-anak (TK, SD, SMP), Dewasa (SMU-Mahasiswa), Orang
tua (umur diatas 30 tahun), perempuan (dewasa dan orang tua). Materi yang
disajikan tidak membosankan karena sudah disesuaikan dengan kebutuhan dan
tingkatan umur penggunanya.
Beladiri
Tongkat Master menggunakan manajemen yang prefesional, sehingga akan berdampak
baik kepada kwalitas peserta didik. Jaringan keanggotaan juga sangat dijaga
erat dalam Wadah Keluarga Besar Tongkat Master. Beladiri ini terbuka
untuk semua kalangan, baik pemula, pecinta beladiri atau orang yang bekerja
secara prefesional untuk mencari nafkah.
Menjadi
Anggota Tongkat Master adalah pilihan tepat untuk menjalin relasi, baik di
bidang beladiri, pekerjaan, bisnis, serta kekeluargaan.
Beladiri
Tongkat Master hadir sebagai jawaban atas keluhan masyarakat terhadap sistem
latihan serta etika sopan santun di beladiri yang kian pudar. Semoga dengan
hadirnya beladiri Tongkat Master dapat memberikan nuansa baru yang lebih
efektif dan inovatif di bidang beladiri.
4.24
THIFAN (KUNGFU MUSLIM)
Bela diri Thifan Po Khan
merupakan hasil perpaduan beragam aliran bela diri di dataran Saldsyuk sampai
dataran Cina. Suku-suku muslim yang tinggal di kawasan itu, seperti Tatar,
Wigu, Mandsyu, Kittan dan sebagainya banyak yang sudah memiliki bela diri tradisional.Saat
Islam mulai menyebar ke kawasan Asia Selatan, Asia Tenggara dan Asia Timur,
kaum Muslimin di kawasan ini terus memegang wasiat Rasulullah itu, mempelajari
bela diri yang sesuai dengan kebiasaan dan keahlian masyarakat setempat.Tersebutlah seorang bangsawan Suku Tayli bernama Je’nan,
menghimpun berbagai ilmu bela diri yang ada di dataran Saldsyuk hingga dataran Cina. Bersama dengan pendekar
muslim lain, yang memiliki keahlian gulat Mogul, Tatar, Saldsyuk, silat Kittan,
Tayli, mereka membentuk sebuah aliran bernama Shurul Khan. Dari Shurul Khan
inilah terbentuk aliran Naimanka, Kraiddsyu, Suyi, Syirugrul, Namsuit, Bahroiy,
Tae Fatan, Orluq serta Payuq. Kesembilan aliran ini kemudian digubah, ditambah,
ditempa, dialurkan, dipilah, dan diteliti, sampai akhirnya menjadi dikal bakal
munculnya Thifan Po Khan.
Pada
abad ke-16, Thifan Po Khan sudah dikenal di Indonesia. Saat itu, Raja Kerajaan
Lamuri, Sultan Malik Muzafar Syah, mendatangkan para pelatih Thifan dari Turki
Timur. Para pelatih itu kemudian disebarkan ke kalangan bangsawan di Sumatera.
Pada
abad ke-18, Tuanku Rao dan kawan-kawannya mengembangkan Thifan ke daerah
Tapanuli Selatan dan Minang. Selanjutnya bela diri Thifan tersebar ke Sumatera
bagian timur dan Riau, yang berpusat di Batang Uyun/Merbau. Tuanku Haji atau
Hang Udin juga membawa Thifan ke daerah Betawi dan sekitarnya.
Masuknya
Thifan ke Jawa juga merupakan andil orang-orang Tartar yang berdagang ke pulau
Jawa. Sambil menjajakan kain, mereka turut serta memperkenalkan Thifan pada
masayarakant Jawa. Sedangkan di luar Jawa, Thifan disebarkan para pendekar yang
berpetualang ke sana. Mereka bahkan sampai di Malaysia dan Thailand Selatan.
J A N J I T H I F A N
1.
Sanya aku tidak akan
menyekutukan Allah, aku tidak akan percaya pada takhayul, khurafat,
dan tidaklah
aku akan berbuat bid’ah dalam syara.
2.
Sanya aku akan mentaati
hukum Allah dan Rasul-Nya, sedaya upayaku kujalankan perintah Allah dan Rasul-Nya, sedaya upayaku
kujauhi larangan Allah dan Rasul-Nya.
3.
Sanya hanya kupergunakan
ilmu ini pada jalan haq, dan semoga terumpang barahlah aku apakala ilmu ini kupergunakan pada jalan
bathil atau aku mengkhianati amanat sehingga ilmu ini jatuh di luar haq.
4.
Sanya aku berusaha amar
ma’ruf nahi munkar.
5.
Sanya aku akan mentaati
segala peraturan lanah sepanjang peraturan itu tiada menyimpang dari hukum Allah dan Rasul-Nya.
6.
Sanya aku tidak akan tekebur, pongah dan congkak.
7.
Tidaklah aku akan terpancing, terhasut lawan, lalu tidaklah aku
akan mengikuti jalan kekafiran.
8.
Aku akan teliti
bertindak dan tekun mencahari ilmu.
9.
Aku berdaya upaya bersahabat
dengan siapapun di dalam batas-batas hukum syara.
10. Aku
tidak akan menganut dan berasas ashabiyah.
11. Aku
tidak akan mempergunakan lambang-lambang, upacara-upacara, penghormatan yang
menyalahi syara
Tarung Derajat merupakan seni bela diri full body
contact yang praktis dan efektif berasal dari Indonesia,
diciptakan oleh Achmad Dradjat. Ia mengembangkan teknik melalui pengalamannya
dari setiap pertarungan di jalanan pada tahun 1960-an di Bandung. Tarung
Derajat secara resmi diakui sebagai olahraga nasional dan digunakan sebagai pelatihan
dasar oleh TNI Angkatan Darat. "Aku Ramah Bukan Berarti Takut, Aku Tunduk
Bukan Berarti Takluk", semboyan Tarung Derajat . "BOX!" adalah
salam persaudaraan diantara anggota Tarung Derajat. Tarung Derajat menekankan
pada agresivitas serangan dalam memukul dan menendang. Namun, tidak terbatas
pada teknik itu saja, bantingan, kuncian, dan sapuan kaki juga termasuk dalam
metode pelatihannya. Tarung Derajat dijuluki sebagai "BOXER".
Praktisi Tarung Derajat disebut "Petarung". Sejak 1990-an, Tarung
Derajat telah disempurnakan untuk olahraga. Pada tahun 1998, Tarung Derajat
resmi menjadi anggota KONI.
Sejak itu, Tarung Derajat memiliki tempat di Pekan Olahraga Nasional, sebuah kompetisi
multi-olahraga nasional diselenggarakan setiap 4 (empat) tahun. Tarung Derajat
utama asosiasi kodrat (Keluarga Olahraga Tarung Derajat) sekarang memiliki
sub-organisasi di 22 provinsi di Indonesia. Setelah diperkenalkan pada 2011 SEA Games
di Palembang,
Indonesia
[1], Tarung Derajat secara resmi disertakan pada SEA GAMES 2013 di Myanmar
Sejarah
Seni
Ilmu Olah Raga Bela Diri Tarung Derajat dideklarasikan kelahirannya
dibumi persada Indonesia tercinta, di Bandung 18 Juli
1972 oleh peciptanya seorang putra bangsa yaitu Guru Haji Achmad Dradjat yang
memiliki nama julukan dengan panggilan Aa Boxer. Nama panggilan Aa Boxer
diterapkan dan melekat pada diri Achmad Dradjat, setelah dirinya mampu dan
berhasil menggunakan dan menerapkannya Seni Pembelaan Diri karya ciptanya
didalam berbagai bentuk perkelahian, dimana butuh dan harus BERKELAHI atau
BERTARUNG dalam rangka BERJUANG untuk mempertahankan kelangsungan hidup,
menegakan kehormatan dan membela kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari
selaras dengan kodrat hidupnya.
Jadi sebenarnya keberadaan
Tarung Derajat itu adalah identik dengan perjalanan dan perjuangan G.H.Achmad
Dradjat yang juga dikenal dengan julukan Aa Boxer dan kini bergelar "SANG
GURU TARUNG DERAJAT".
Perjalanan
dan Perjuangan hidup Achmad Dradjat dimulai sejak kelahirannya diatas muka bumi
ini, Sang Guru Tarung Derajat dilahirkan di Garut 18 Juli 1951 dari pasangan
Bapak dan Ibu H.Adang Latif dan Hj.Mintarsih dalam suasana sedang terjadi
pertempuran melawan gerombolan pemberontak yang dikenal dengan sebutan kelompok
Darul Islam (D.I), dalam penyerangan tersebut kedua orang tua Achmad Dradjat
sebagai Aktivis Pejuang Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
setelah pasca kemerdekaan menjadi anggota Polisi Istimewa, menjadi salah satu
sasaran operasi dari penyerangan Gerombolan tersebut. Berkat kebesaran dan
kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa dapat selamat dari peristiwa itu dan saat itulah
Sang Guru lahir dalam keadaan sehat, ditengah kejaran para pemberontak.
Peristiwa tersebut telah mengilhami kedua oranng tua Sang Guru memberikan nama
DARAJAT (DRADJAT / DERAJAT), yang berarti Berkat yaitu suatu Rahmat karunia
Tuhan Yang Maha Esa yang membawa atau mendatangkan kebaikan pada kehidupan
manusia, seperti keselamatan dan kesehatan hidup atau kesejahteraan hidup atau
juga sebagai harkat dan martabat hidup manusia. Sejalan dan seiring dengan
nilai-nilai riwayat Perjalanan & Perjuangan hidup yang dilakukan Sang Guru
Achmad Dradjat alias Aa Boxer dalam menciptakan dan melahirkan Ilmu Bela Diri
secara Alami, Mandiri, dan Tersendiri serta kejadian-kejadian hidup yang
terjadi selalu dinikmati dengan totalitas berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
dengan tindakan-tindakan yang Realistis dan Rasional, dari hasil perjuangan
hidup PRIBADI seperti itu, mencuat sebuah nama untuk diterapkan pada Seni Ilmu
Olah Raga Bela Diri Karya Ciptanya, yaitu : "TARUNG DERAJAT."
(Tarung, Bertarung adalah Berjuang dan Derajat adalah Harkat martabat
kemanusiaan)
Pada
usia balita Achmad Dradjat pindah ke Bandung mengikuti perjalanan dinas kedua
orang tuanya, tinggal di kawasan Tegallega suatu daerah yang keras dan
berpenduduk sangat heteorogin dengan segala perilaku hidupnya yang dinamis.
Situasi dan kondisi seperti itu sangat ditunjang dengan keberadaan sebuah
lapangan sangat luas yang beraktivitas hampir 24 jam , berbagai macam bentuk
kegiatan hidup terjadi dilapangan tersebut, seperti: berbagai kegiatan olah
raga, perkealahian masal antar kelompok pemuda remaja, pemerasan, perampokan
perjudian, pelacuran, dlsb yang berbau kriminalitas dan kemaksiatan serta dalam
waktu-waktu tertentu bisa dan biasa juga dipakai untuk kegiatan kemasyarakatan
lainnya oleh seluruh kalangan masyarakat Bandung khususnya dan apabila sesuatu
tindak kekerasan terjadi, tidak jarang masyarakat setempat yang berperilaku
hidup baik-baik kerap menjadi korban tindak kekerasan, kejadian tindak
kekerasan tersebut tidak terkecuali sering juga dialami oleh sosok remaja
Achmad Dradjat.
Bagi Achmad Dradjat yang sejak
masa anak-anak mempunyai postur tubuh lebih kecil dibanding dengan sesama anak
lainnya dan sangat menggemari olah raga keras, seperti sepak bola dan beladiri,
selain itu dirinya yang berkarakter berani dan ulet, menjadikan hidup dan
dibesarkan dilingkungan seperti itu memiliki arti dan tantangan yang
tersendiri.
Berbekal
didikan Akhlak Budi pekerti dan Ajaran Agama yang diterapkan kedua orang tua
dan tertanam serta terpelihara secara ketat dan berdisiplin sejak masa kecil.
Aa, demikian dipanggil dalam lingkungan keluarganya (Aa adalah suatu panggilan
dalam bahasa daerah sunda bagi anak laki yang tertua atau yang dituakan) mulai
memasuki lingkungan yang keras, bermacam cara datang dan terjadi perekelahian
antar kelompok maupun perorangan, pemerasan serta berbagai bentuk tindak
kekerasan lain.
Dalam
lingkungan demikian sifat pemberani dan keinginan menolong teman yang
dimilikinya, seringkali membuat Aa mengalami berbagai tindak kekerasan, perklelahian
demi perkelahian harus ia lalui walau lebih sering kalah dari pada menangnya,
dengan segala keuletan yang didasari oleh hasil didikan Akhlak dan ajaran Agama
yang terus melekat, dirinya mampu meng hadapi dan mengatasi berbagai rintangan
hidup setahap demi setahap secara pasti, hingga pada usia 13 tahun tindak
kekerasan dan penganiayaan yang dilakukan oleh sekelompok pemuda remaja dan
manusia lain yang tidak bermoral dan tidak bertanggung jawab nyaris merenggut
jiwanya.
Bagaimana
tidak, peristiwa pengeroyokan dan penganiayaan yang dialaminya itu terjadi
ditengah keramaian orang-orang yang hanya bisa menjadi penonton dan sebagian
lainya hanya mampu menjadi penganiaya, dalam keadaan seperti itu Achmad Dradjat
dituntut harus mampu bertahan hidup dalam kesendirian, bukan mempertahankan
diri sampai lupa diri. Sesungguhnya dari kenyataan peristiwa tersebut sangat
disadri hanya kerena Kebesaran dan Kekuasaan Tuhan Yang Maha Pengasih dan
Penyayang, yang menghendaki nasib lain sehingga Aa dapat terselamatkan dari
nasib yang lebih buruk lagi.
Kejadian
serupa terjadi dialami Achmad Dradjat pada saat belajar latihan beladiri secara
resmi sebagai anggota suatu perkumpulan beladiri, dalam peristiwa tersebut
dirinya dipaksa untuk berkelahi menggunakan teknik yang berlaku di beladiri itu
sendiri melawan anggota senior yang bertubuh jauh lebih besar, dengan demikian
Achmad Dradjat yang baru belajar dasar-dasar teknik perkelahian tidak mampu
berbuat banyak selain bertahan diri, disaksikan anggota senior lain, pelatih dan
guru besarnya yang ada diruang latihan lainnya. Achmad Dradjat dengan teknik
yang terbatas tadi seluruh badannya penuh dengan luka memar, namun demikian
tidak ada fikiran dan rasa dari penyaksi termasuk guru besarnya untuk
bertindak, menghentikan dan menyelamatkan perkelahian. Dalam kesendirian sosok
remaja Achmad Dradjat kembali harus berjuang diri mempertahankan keselamatan
dan kesehatan hidupnya.
Dari
perkelahian ke perkelahian itulah Achmad Dradjat secara alami dirinya tertempa
dan terlatih untuk menjawab tantangan hidup yang keras dan dari kerasnya
kehidupan yang dialami sifat fisik dan sikap mentalnya terbina dan terbiasa
untuk menerima kenyataan hidup secara realistis dan rasional. Kemampuan itu
dimiliki karena pada dasarnya, setiap mahluk hidup telah dibekali kemampuan
gerak reflek untuk bertahan hidup. Fikiran , rasa dan keyakinan tentang
peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masanya dan terbayangi sepanjang usia,
baik kejadian itu berupa musibah maupun anugerah, pengalaman tersebut pada
dasarnya adalah bagian dari proses pembelajaran dan pelatihan otot, 0tak serta
nurani untuk menentukan arah hidup yang lebih baik menuju pada kehidupan yang
benar selaras dengan kodratnya.
Berbagai
macam kejadian dan pengalaman hidup yang terjadi dalam lingkup pembelaan diri
yang berasal dan mengandalkan dari gerak reflek dan dorongan naluri ,insting
atau garizah yang terus terjadi secara berulang tersebut, mengasah otot, otak
serta nuraninya untuk terbiasa menghadapi berbagai ancaman dan terlatih untuk
menjawab tantangan hidup, yang berupa menjaga keselamatan dan kesehatan diri,
menegakkan dan mempertahankan kehormatan serta membela kemanusiaan.
Bersamaan dengan itulah proses
penciptaan gerak dan jurus dibentuk dan diuji dari perkelahian. Proses ini
disempurnakan melalui suatu penempaan diri, baik secara fisik maupun mental
dengan cara yang tersendiri dan mandiri. Gerakan tubuh yang kemudian menjadi
jurus ini, seluruhnya didasari gerak reflek yang alamiah.
Dari
penempaan praktis ini gerakan tubuh yang tercipta manjadi sangat efektif bagi
suatu pembelaan diri. Gerakan dan jurus serta metode latihan didasari kemampuan
alamiah. Semua ini sebenarnya dimiliki semua manusia sebagai fitrah dan bisa
dikembangkan secara mandiri, inilah yang mendasari lahirnya sebuah prinsip hidup
Tarung Derajat "Jadikanlah Dirimu oleh Diri Sendiri."
Hingga menginjak usia pemuda
remaja, Achmad Dradjat telah menunjukan kemampuaan dan keunggulan dalam
menghadapi berbagai tindak kekerasan dan perkelahian. Achmad Dradjat juga
menularkan kemampuan beladirinya pada rekan-rekan dekat dan masyarakat lain
yang membutuhkannya, yang sebagian besar memintanya untuk menjadi
"Guru." Akhirnya, pada tanggal 18 juli 1972 diikrarkan pendirian
Perguruan Tarung Derajat yang menjadi tanda utama resminya kelahiran Ilmu Olah
Raga Seni Ilmu Pembelaan Diri karya cipta Achmad Dradjat.
Gelar
"SANG GURU" menjadi sebuah panggilan kehormatan dan penghargaan
sekaligus sebagai Saripati Jati Dirinya dari apa yang diperjuangkannya dalam
menciptakan ILmu Olah Raga Seni Pembelaan Diri TARUNG DERAJAT bagi murid-murid
dan Perguruan Pusat Tarung Derajat.
4.26
WING TSUN
Wing
Chun
(mandarin: 詠春;
pinyin: yǒng
chūn; secara harfiah berarti "nyanyian musim semi" atau mandarin :
永春;
secara harfiah berarti "musim semi abadi"), juga dieja sebagai Ving
Tsun atau Wing Tsun adalah seni bela diri Cina dan bentuk bela
diri yang mengkombinasikan penyerangan dan pergulatan dan spesialisasi di
pertarungan jarak dekat.
Sejarah
Sejarah
Wing Chun lebih banyak diceritakan turun temurun dari guru ke murid, tidak ada
catatan resmi mengenai siapa dan kapan diciptakan. Menurut versi Ip Man, Wing Chun
diciptakan oleh Ng
Mui pada masa pemerintahan Kaisar
Kangxi (1661-1722), Dinasti Qing. Setelah dihancurkannya Kuil Shaolin
di Fujian oleh
pasukan Qing, kepala biarawati Ng Mui mengungsi ke Gunung Daliang (大涼山) di perbatasan antara Yunnan dan Sichuan. Suatu
hari, dia melihat pertarungan antara ular dan burung bangau, kemudian Ng Mui
mengambil pelajaran dari mengamati pertarungan antara kedua hewan itu dan
mengkombinasikannya dengan kungfu Shaolin kemudian menciptakan kungfu dengan
gaya baru. Ng Mui sering membeli tahu dari seorang tukang tahu bernama Yim Yee (嚴二). Yim Yee mempunyai seorang anak
perempuan bernama Yim Wingchun (嚴詠春) yang dipaksa menikah dengan
Jenderal militer setempat. Ng Mui mengajari Yim Wingchun ilmu kungfu barunya
untuk menyingkirkan Jenderal setempat itu untuk selamanya dan akhirnya
berhasil. Yim Wingchun kemudian menurunkan ilmunya kepada Leung BokChao (梁博儔), suaminya sendiri. Pemakaian nama
"Wing Chun" dimulai pada saat itu.
Karakteristik
Wing
Chun adalah sebuah bentuk seni bela diri yang sangat unik, spesialisasi pada
pertarungan jarak dekat, memakai pukulan cepat dan tendangan dengan pertahanan
yang ketat serta ketangkasan gerak kaki untuk mempercepat gerak maju. Wing Chun
yang efektif dapat dicapai dengan kordinasi antara serangan dan pertahanan yang
serentak dan serangan balik. Dari hal tersebut Wing Chun menjadi suatu ilmu
bela diri yang baik dalam hal pertahanan diri. Seorang murid harus belajar
untuk mengantarkan jumlah energi yang tepat dengan keadaan santai. Guru Wing
Chun yang baik akan mengajarkan muridnya untuk mengatasi keadaan dengan
mengatur posisi dan mengelak daripada menghadapi langsung. Gaya Wing Chun
meliputi tendangan, menangkis, serangan beruntun, tinju, menjebak dan
mengontrol teknik sebagai bagian dari pertarungan itu sendiri.
Latihan Dasar
Kuda Kuda
Kuda-kuda
(English :Stance)
dianggap sebagian besar praktisi beladiri modern sebagai sesuatu yang kuno dan
kurang berguna, namun sebenarnya banyak aspek yang terkandung di dalam latihan
kuda-kuda. Kuda-kuda dalam beladiri internal adalah aspek Di (Bumi), dalam
teknik tenaga dalam kuda-kuda sangat dibutuhkan dalam aspek Tenaga Bumi.
Latihan Kuda-kuda banyak fungsinya, asalkan kita mengetahui dengan jelas
bagaimana kondisi Kita saat melakukan Kuda-kuda.
Cara yang paling gampang adalah
visualisasi energi Chi kita sebagai Cahaya Putih. Kalau kita ingin memperkuat
Kaki kita, lakukan aliran Chi ke Kaki, begitu juga kalau mau ke tangan. Kalau
ingin memencarkan Chi ke seluruh tubuh, maka lakukanlah pernapasan biasa, dan
tahan di Dan Dian (pusat energi Chi, terletak 3 jari tangan kanan di bawah
pusar ) lalu sebarkan ke seluruh tubuh.
Kuda-kuda
yang dilakukan yang banyak ditentang oleh praktisi modern adalah efektivitasnya
dalam pertarungan. Pertarungan maupun teknik beladiri mengalami banyak sekali
perubahan dan transformasi serta evolusi. Dimana dulu pertarungan memakai
tenaga, sekarang lebih ke teknik. Banyak praktisi beladiri konservatif yang
selalu mempertahankan bentuk kuda-kuda saat mereka Fighting. hal ini
memengaruhi efektifitas dan efisiensi gerakan mereka sendiri. Dimana sekarang standing
style dari kebanyakan beladiri lebih fleksibel daripada pemakaian
kuda-kuda.
Seperti
salah satu evolusioner Kungfu Wing Chun, Alm. GM. Bruce Lee (
Lee Siao Lung ) pernah menganalisis berbagai beladiri. tercatat beberapa
beladiri dianalisis beliau dan diimplementasikan serta diokulasi ke dalam Wing
Chun yaitu Taekwondo, Karate Kempo, Jujutsu, Thai Chi, FMA, dll. Menurut
Beliau, Kuda-kuda besar, akan menghasilkan tenaga yang besar, namun
kecepatannya akan melambat. Begitu juga kuda-kuda yang kecil akan menghasilkan
tenaga yang kecil, namun cepat. kuda-kuda bentuk sedang yang diajarkan Beliau
adalah hasil analisis terbaik menurut beliau.
Kuda-kuda
dalam Wing Chun disebut juga kuda-kuda San Zhan ( atau Kuda-kuda Gunung) atau
dalam bahasa Jepang disebut San Chin Daiichi. Pelatihan pertama adalah latihan
Kuda-kuda tetap. Dalam teknik ini, dilatih kekuatan jari kaki, telapak Pisau
kaki , samping kaki, paha, tulang belakang, tulang ekor, kestablian, serta
kordinasi otot. Kuda-kuda ini kalau latihan digenjot akan meningkatkan teknik
flesiblelitas teknik langkah, sehingga badan semakin ringan.
Ada 3 macam pergeseran kuda - kuda
dalam wing chun (mandarin : Hang Ma) diantaranya :
1.
Hang Ma di tempat ( One Spot Body Movement Step )
Pada
style ini, Hang Ma menitik beratkan pada salah satu titik di salah satu kaki.
dimana pusa pergeseran paling besar adalah di pinggang. pada Hang Ma ini,
sangat ditekankan pada rotasi pada pinggang. Hang Ma ini sangat berguna pada
pertarungan, dimana kita bisa langsung memutar badan ke arah lain tanpa
bertukar tempat. Contoh, saat kita sedang menghadapi lawan di sebelah kiri,
maka jika ada penyerang dari sebelah kanan, kita langsung beralih ke sebelah
kanan, begitu juga saat posisi depan dan belakang.
2.
Hang Ma maju dan mundur satu kaki ( Same Leg Body Movement Step )
Pada
style ini, kita bisa bergerak dalam kondisi menyerang, dimana seperti style
pada beberapa macam beladiri, waktu kita maju, kaki depan maju dahulu, waktu
mundur, kaki belakang mundur duluan, waktu ke kiri, kaki kiri duluan, dan waktu
ke kanan, kaki kanan duluan.
3.
Hang Ma Ganti Kaki ( Change Leg Body Movement Step )
Pada
style ini kita bisa bergerak menyerang, bertahan ataupun melakukan serangan
sembari bertahan. Sebenarnya masih ada satu lagi posisi kaki, yaitu posisi
berdiri satu kaki, namun kebanyakan posisi ini hanya untuk latihan atau pun
pada posisi tertentu. latihan posisi ini sangat berguna saat bertarung di
tempat yang tidak rata. aplikasi latihan ini akan bermanfaat saat kita melatih
teknik kedua yaitu Chum Kiu dan latihan tenaga Biu Gee.
Cabang Wing Chun
Wing
Chun memiliki banyak cabang karena biasanya masing - masing guru mempunyai
beberapa murid yang akhirnya menyebar ke penjuru dunia. Begitu juga halnya
dengan Leung BokChao memiliki tiga orang murid yaitu Leung Yeetai, Wong Wahbo dan Dai Fa Minkam.
Cabang - cabang Wing Chun yang ada
diantaranya :
- Ip Man
- Yiu Kai
- Jiu Wan
- Gulao (Desa Koo Lo)
- Pan Nam
- Yuen Kay-San
- Nguyễn Tế-Công (Wing Chun Vietnam 永春)
- Keluarga Cho
- Hung Fa Yi / Hung Suen Wing Chun Kuen
- Pao Fa Lien
- Fut Sao (Tangan Buddha)
Dari semua cabang Wing Chun yang
ada, cabang Ip Man lah yang paling terkenal dan berkembang pesat sampai
mancanegara.
Cabang Ip Man
Samuel Kwok (kiri) dan Ip Ching (kanan) mempraktekkan jurus
"Chi Sau"
Ip Man sangat
dihormati oleh instruktur bela diri lainnya di Foshan dan Hong Kong.
Dia adalah orang pertama yang mengajar Wing Chun kepada khayalak ramai. Setelah
kematiannya, kebanyakan dari muridnya membentuk perguruan Wing Chun sendiri.
Karena Yip Man sangat terkenal, kisah kehidupannya dan Wing Chun dibuat menjadi
film layar lebar diantaranya Ip
man 1, Ip
Man 2 dan The Legend Is Born
– Ip Man.
Murid
terkemuka dari Ip Man diantaranya adalah Lun Gai, Gwok Fu, Leung Sheung (梁相), Lok Yiu (駱耀), Chu Shong-tin(徐尚田), Wong Shun Leung(黃淳樑), Wang Kiu (王喬), Yip Bo Ching (葉步青), William Cheung, Hawkins Cheung, Bruce Lee,
Lo Man Kam, Wong Long, Wong Chok, Law Bing, Lee Shing, Ho Kam-Ming, Moy Yat,
Duncan Leung, Derek Fung (馮平波 Fung Ping Bor), Chris Chan (陳成 Chan Shing), Victor Kan, Stanley Chan, Chow Sze Chuen, Tam
Lai, Ip Ching, Ip Chun, Lee Che Kong, Kang Sin
Sin ( Kwong Sun Sun )dan Leung Ting (梁挺).
Salah
satu praktisi Wing Chun dari cabang Ip man adalah Samuel Kwok, yang diturunkan
dari Ip Ching dan Ip Chun, kedua putera Ip Man.
Samuel Kwok menyebarkan Wing Chun sampai ke mancanegara seperti Inggris, Amerika, Eropa, Singapura, Australia, Indonesia dan
Afrika.
Cabang Yiu Kai
Yiu Kai belajar Wing Chun dari
ayahnya seperti halnya murid dari Chan Wahshun, Ng Chungsok. Muridnya yang
terkemuka diantaranya adalah Leung Keung, Wai-Po Tang. Ayah dari Yiu Kai adalah
Yiu Choi (dieja Yoo Choy pada tahun 1920an',30an'40an'50an' & 60an').
Cabang Wing Chun Yoo-Choy (Yiu-Choi) disebut dengan 'Arus tangan ular'.
Wing Chun Indonesia
Wing Chun Kungfu Academy
Di
Indonesia ada sebuah Perguruan Wing Chun resmi aliran Ip Man yang
bernama "Wing Chun
Kungfu Academy Indonesia", salah satu pendirinya yaitu Suwanto Lim, seorang praktisi
Wing Chun yang berdomisili di kota Medan, Sumatera Utara.
4.27
WUSHU
Wushu
(武術
atau 武术;
bahasa
Tionghoa: wǔshù)
secara harafiah berarti "seni bertempur/bela diri". Ini merupakan
istilah yang lebih benar dibanding dengan istilah yang lebih terkenal tapi
salah penggunaannya kung fu, yang berarti "ahli" dalam bidang
tertentu, tidak hanya terbatas dalam bela diri. Semua kategori Seni bela diri China
yang tradisional, keras dan lembut dapat disebut Wushu. Wushu keras termasuk
tinju selatan Nanquan dan tinju panjang Changquan. Wushu lembut
termasuk tinju Taiji,
Telapak Bagua, dan tinju Hsing Yi. Adapun seni
beladiri Wushu yang telah dikembangkan oleh etnis China yang menetap di wilayah
Asia Tenggara (terutama Indonesia) seringkali disebut dengan istilah Kuntao.
5 Elemen Wushu
- Air: melambangkan kehidupan dan kelembutan, karena air memberi makan tumbuhan dan bentuk air sendiri yang selalu sesuai dengan wadahnya.
- Kayu: melambangkan tulang dan otot, sebagai energi dari kehidupan yang jika terkena api akan mengakibatkan terbentuknya panas sebagai tenaga (otot).
- Api: melambangkan kekuatan dan ketangkasan, memberi nutrisi dari hasil pembakaran yang membuat pembaharuan dalam kemajuan.
- Bumi: melambangkan pertahanan, memberikan tempat bagi berbagai unsur untuk berkembang.
- Logam: melambangkan penggunaan senjata, mengkombinasikan berbagai unsur yang bermanfaat untuk menguasai berbagai senjata yang sangat penting bagi wushu.
Hubungan berbagai unsur dalam wushu
adalah air mendinginkan api, api menempah logam, logam memotong kayu, kayu
tumbuh dari bumi, bumi mengontrol air. Jadi, semua unsur ini saling berhubungan
satu sama lain.
Wushu di Indonesia
Wushu di Indonesia mulai diresmikam
atau mulai menjadi organisasi olah raga yang terdaftar di KONI adalah pada
tanggal 10
November 1992,
dan untuk pertama kali berpartisipasi di SEA GAMES Singapura tahun 1993. IGK Manila
termasuk seorang tokoh berdirinya wushu Indonesia.
Posting Komentar